•30• RANGGA-Sya

217 13 2
                                    

Hi all ✨
Happy reading 🙌

Pelipis Aksa sudah penuh dengan cairan kental yang berwarna merah, bahkan ia tak sanggup untuk membuka mata. Rangga berdiri saat Adam menghampirinya, ia sama sekali tak memberontak  karena ia rasa sudah cukup.

Aksa meringis kesakitan, badannya berguling-guling menahan rasa sakit yang begitu luar biasa. Darah, hal itulah yang memenuhi halaman markas Exer. Setelah Sepuluh menit lamanya bertempur di tempat ini, tampak anggota Exer sudah terkapar indah memeluk tanah.

Beberapa anggota Stafford terluka karena terkena serangan benda yang dipakai oleh Exer untuk melawan mereka. Para pria itu kemudian berkumpul tepat didepan motor yang sedang berjejer indah didepan markas Exer. Rangga berdiri paling depan, matanya sedang memperhatikan seseorang.

Tatapan tajam itu ia lontarkan untuk Aksa, pria itu tidak bisa melihat betapa kuatnya aura kemenangan pada anggota Stafford. Darah itu benar-benar mewarnai wajahnya. Kemudian ia beranjak pergi, putra Pratama itu menaiki motornya dan memasang helm tanpa berbicara sepatah katapun.

Kemudian hal yang sama dilakukan oleh anggota inti. Mereka hanya diam tidak berceloteh sedikitpun, mungkin karena emosi yang belum redam membuatnya memilih untuk diam.

"Lain kali kalau mau cari masalah jangan sama cewe bang! Sama banci aja!" Kelakar Edo adik kelas mereka.

"Emang mereka suka sama banci Do?" Tanya Ray penasaran.

"Emang bodoh lu udah dari zigot ya Ray!" Ketus Edo emosi.

"Udah! Itu mereka udah nungguin" Glen menengahi, pria ini menunjukan anggota inti yang sudah bersiap pergi. Hari ini, kesekian kalinya dan dengan alasan yang berbeda Stafford membawa pulang kemenangan.

"Makan bakso dulu ya bang" usul Elang pada anggota inti disebelahnya.

"Gimana, makan dulu Ngga?" Tanya Herry pada Rangga  untuk memastikan.

"Iya, ayo"

"Mantapp bwangg!" Seru semua anggota Stafford serempak. Barisan motor besar itu melenggang pergi dari kawasan Exer. Langit masih cukup sore untuk menikmati hari, wajah mereka mengutas senyum yang begitu ceria meski dibalik sebuah helm, kecuali Rangga. Wajahnya masih tetap dingin sampai sekarang.

Selang sepuluh menit berkeliling kota, kini mereka sampai disalah satu warung bakso yang cukup besar untuk menampung seluruh anggota Stafford. Area parkir sudah dipenuhi dengan motor besar dan helm diatasnya. Tidak ada yang peduli akan keselamatan helm mahal itu, toh kalau hilang mereka masih punya yang lebih mahal atau bisa beli yang baru.

"Lu mau apa?" Tanya Bastian saat mereka sudah duduk di bangku warung itu

"Gua bakso dua mangkuk bang, lengkap pakai ayam goreng" balas Bams cepat kemudian sibuk mengipasi dirinya dengan tangan Herry

"Dih bakso pakek ayam goreng emang ada? Yang bener aja lu Bams!"

"Ada bang! Orang di depan tadi ada tulisannya bakso spesial sama ayam goreng"

"Serah dah, serah lu cil"

"Lu apa tong?" Tanya Bastian kepada Herry

"Gua samain kaya lu aja dah plus teh manis dingin dong 3 gelas! Panas banget ini" imbuh Herry seraya menarik tangannya dari genggaman Bams

"Gilak ngelunjak semua ni orang!"

"Lu apa Gen? Dam?" Bastian menunggu jawaban dari Riygen dan Adam yang sengaja duduk dibawah kipas angin.

Rangga-Sya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang