"Senang? Bermain perasaan saat yang kau mainkan sudah menyerah, mengalah, dan pasrah"
-Agatha Januari-•••
Hai semua thank you buat yg udah baca sampai disini ❤️🙌
Jangan lupa komen n vote yaa
ily 🌝
YaudahHappy reading ✨
•
•
"Ranggaaaaa" rengek seorang gadis dengan manja, tangganya juga ikut mendorong kecil tangan kekar Rangga.
"Let me explain"
"Rangga, i'm so sorry please"
Seruan itu berasal dari Tasya, sudah berhari-hari semenjak kejadian di gedung disco itu Rangga tak ingin berbicara dengannya. Bahkan dengan bujukan seluruh sahabat Rangga dan Tasya pun pria itu tetap bungkam, tak menyahut.
Rangga ingin sekali berbicara, namun pendiriannya ingin memberi sedikit hukuman pada Tasya membuatnya harus mengurungkan niat. Pria itu hanya sibuk bermain game bersama teman-temannya, kadang juga mencuri pandang tanpa sepengetahuan Tasya.
"Sel, gimana lo jadi lomba puisi?" Tanya Mey tiba-tiba.
"Jadilah, tapi masih lama cuy 2 bulan lagi" jawab Selin santai, kini mereka sedang berada di taman sekolah, sedang istirahat pelajaran terakhir. Hal tersebut hanya dihadiahi anggukan dari Mey.
"Sel, tema nya tentang apa?" Tanya Laura penasaran
"Eee, itu emm"
"Apa?" Kali ini suara lembut Illona yang terdengar
"Kehidupan" jawab Selin dengan nada yang sedikit pelan.
"Kehidupan? Bagus dong. Bay the way ini lomba nasional?" Tanya Tasya tiba-tiba. Gadis itu sedang duduk tepat disamping Rangga yang sibuk berkutat dengan handphone.
"Iya, sama lomba terakhir gue juga"
"Semangat babu ku!!!" timpal Laura hiperbola
"Weh babu ndasmu!"
"Ujian lo gimana?" Tanya Mey kembali
"Bisalah, gue lo raguin. Tuh! urus tu bocah, masih marah ama lu!" Pungkas Selin seraya menunjuk Bastian, pria itu sebenarnya sudah baikan dengan Mey karena kejadian kemarin hanya saja Selin yang melebih-lebihkannya.
Mey hanya mendelik tak acuh malas meladeni sikap jahil Selin. Sedangkan Laura dan Illona sibuk memakan snack mereka. Tasya masih diam duduk disebelah Rangga menatap hamparan rerumputan yang memenuhi taman sekolah. Kepalanya sedikit menunduk membuat Rangga mati penasaran, apa yang sedang gadis itu pikirkan?
Rangga mengalihkan atensinya mendapati Tasya yang sudah menangkup dagunya diatas meja taman. Rasa bersalah pun kian ia rasakan, Tasya terlihat murung membuatnya tak sanggup untuk bersikap tak acuh lagi.
"Rangga please, aaaaa" Rangek Tasya tiba-tiba, ia memalingkan wajahnya kembali menatap Rangga bahkan mengguncangkan pergelangan tangan Rangga yang sibuk bermain game. Pria itu sontak kembali menoleh pada handphonenya bisa hancur rencananya kalau ketahuan sedang memperhatikan Tasya.
"Rangga i'm sorr-"
Ucapan Tasya terpotong saat monitoring SMA Ganaspathi bersuara. Gadis itu menghela nafasnya kemudian berdiri, berjalan pelan menjauhi Rangga dan sahabat sang pria. Laura, Illona, Mey dan Selin berjalan didepan Tasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rangga-Sya [On Going]
Romance"Lo ga kenapa-kenapa kan?" Rangga Ajaksen Pratama, pria yang terkenal sempurna secara fisik. Pria tampan yang merupakan leader Stafford, geng motor terpandang di Jakarta bahkan untuk seluruh Indonesia. Kehidupannya yang dikenal nyaman bak raja kini...