"Lo ga kenapa-kenapa kan?"
Rangga Ajaksen Pratama, pria yang terkenal sempurna secara fisik. Pria tampan yang merupakan leader Stafford, geng motor terpandang di Jakarta bahkan untuk seluruh Indonesia. Kehidupannya yang dikenal nyaman bak raja kini...
"Rasanya ingin sekali menjadi awan dan angin, Everything is done together" -Agatha Januari-
•••
Hai semua thank you buat yg udah baca sampai disini ❤️🙌 Jangan lupa vote n komen yaa Ily
Happy reading ✨
•
•
"kabarmm baikm bangm? Tanya Edo salah satu anggota inti next gen dari SMA Garuda.
"Makanan di mulut lo abisin dulu baru ngomong tolol" ujar Herry seraya menyambar beberapa makanan didepannya.
"Gw sama yang lain baik, kalian gimana?" Timpal Rangga sekenannya tanpa menoleh lawan bicara. Ia sibuk berkutik dengan handphone saat sudah sampai di markas. Membuka room chat Tasya dan dirinya, kemudian mengirim pesan tak jelas walaupun tak ada respon dari sebrang sana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rangga menghela nafas, ia cukup kesepian tanpa kehadiran Tasya. Biasanya di jam seperti ini gadis itu akan merengek minta dibelikan jus martabe. Ia sedang memikirkan Tasya sedang bersenang-senang tanpanya, ayolah rasanya seperti tak bertemu selama setahun.
"Bang! Oi ! Bang!"
"Ga, Woi!"
"Rangga! Bos!"
"Lu napa dah?!"
"Hah?" Rangga tersentak saat mendapat goncangan pada tubuhnya.
"Lu kenapa melamun maimunah?"
"Gw melamun?"
"Iya Bangsat, cape bat sumpah demi alek"
"Hm" Rangga hanya berdehem singkat, ia saja tidak sadar sedang melamun karena memikirkan Tasya, kalau ia jujur sedang bucin pasti hal itu akan menjadi bahan olok-olokan para sahabatnya
"Oalah Bang" ucap Ray seraya memijat pelipisnya
"Lu kenapa Bos?" Kali ini Bastian bertanya dengan menaikan salah satu alisnya
"Gapapa"
"Anjing, kaya cewe pake gapapa segala"
"Apa lo mikir cewe bang?" Tanya Bams, mencoba menggali informasi lebih
"Itu-itu si ibu negara" timpal Elang tak mau kalah, ia bahkan tampak antusias sampai berdiri dan menunjuk-nunjuk
"Tasya! cieee Rangga piwwit"
"Aduhh, udah bucin ae bang, asekk"
"Malu-malu dia woi, aduh Ga gini amat rindu ibu ketu" seru Herry menyenggol lengan Rangga