Hi,this is the next chapter
So, happy reading ✨•
•
"Tasya Alexandra" tegas kepala sekolah saat sudah berhadapan dengan gadis muda itu.
"Iya pak"
"Jelaskan semuanya!"
Tasya tampak gugup, ini adalah kali pertamanya mendapat masalah di sekolah. Sedangkan Rangga duduk disebelahnya, pria itu menemani Tasya, takut jika gadis itu kenapa-kenapa. Sebenarnya kehadiran pria itu tidak dibutuhkan, namun mengusirnya dari ruang kepala sekolah bukanlah suatu hal yang mudah.
"Tadi pagi-"
"She didn't mean it" potong Rangga tegas, tidak ada keraguan pada penuturannya barusan. Sedangkan gadis disebelahnya sudah menatap Rangga tak percaya.
"Kenapa kamu bilang seperti itu?"
Rangga menjelaskan dari awal, berbagai macam berita yang diterima kepala sekolah ia bantah dengan cepat. Tangan kekar pria itu mengambil salah satu tangan Tasya yang ia kepal kuat-kuat kemudian menggenggamnya. Gadis itu menunduk, ia malu namun bahagia disatu sisi.
Pria berdarah Pratama itu membela Tasya mati-matian, bahkan kepala sekolah saja sudah lelah dibuatnya. Gadis itu tidak dikeluarkan dari sekolah namun tetap mendapat skors selama 3 hari. Membuat seorang siswa terluka adalah salah satu pelanggaran di sekolah.
Setelah berdebat selama 1 jam di ruang kepsek, akhirnya mereka berdua keluar. Sudah bisa ditebak, diluar pintu ruangan itu ada banyak sekali siswa dan diantaranya sahabat mereka yang sedang menunggu.
"Gimana tadi? Lo kena marah Tas? dikeluarin? Gimana?" Tanya Laura bertubi-tubi
"Laura" peringat Mey tegas, sedangkan yang diperingati memberikan cengiran khasnya.
"Gue, gapapa kok, tapi di skors 3 hari" balas Tasya
"Tas sumpah tadi lo keren banget anjir" puji Selin hiperbola seraya menepuk-pundak Tasya beberapa kali. Tasya tampak menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bangga juga tidak tapi Selin membuatnya tertawa. Sedangkan Illona gadis itu diam, jujur saja ia tahu niat Tasya baik tapi hal itu tidak terpuji baginya.
Rangga berdiri tepat di samping Tasya, tangan mereka masih bertautan, membuat semua orang salah fokus.
"Bos, uwu itu liat tempat ngapa" cibir Herry membuat Riygen dan Bastian mangut-mangut, setuju. Sedangkan Adam ia malah tersenyum halus.
"Jadian belum, tapi udah kaya pasutri baru keluar K.U.A aja" sahut Bastian lagi
"Jadian ngapa mang?" Imbuh Riygen ikut menimpali
"Diem, sibuk banget lo semua" balas Rangga datar, pria itu kemudian melenggang pergi sambil menarik Tasya. Dan diikuti oleh beberapa teman mereka.
Diantara kerumunan, ada beberapa gadis cantik yang sedang menguping dengan raut wajah kesal. Ayolah Riana sedang kesakitan namun Tasya malah terlihat bahagia.
Rangga membawa Tasya ke taman sekolah, ia ingin berbicara berdua dengan gadis ini. Sedangkan teman-temannya menunggu dikelas. Posisi mereka sedang saling berhadapan, Tasya menunduk, takut jika Rangga marah.
"Sya" panggil Rangga lembut
"Iya" balas gadis ini tak kalah pelan, matanya masih menulusuri rerumputan didekat kakinya. Rangga mengangkat dagu Tasya perlahan, sehingga kini mata mereka saling menatap lekat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rangga-Sya [On Going]
Romance"Lo ga kenapa-kenapa kan?" Rangga Ajaksen Pratama, pria yang terkenal sempurna secara fisik. Pria tampan yang merupakan leader Stafford, geng motor terpandang di Jakarta bahkan untuk seluruh Indonesia. Kehidupannya yang dikenal nyaman bak raja kini...