Jimin menutup pintu kamarnya kuat, emosinya masih meletup dikepalanya, melempar tasnya sembarangan lalu mengambil handuk dan memutuskan mandi, berharap emosinya bisa berkurang dan hatinya sedikit tenang.
Setelah selesai jimin memilih memakai hoodie besar yang menutup sampai pahanya dan celana sebatas lutut, jimin lelah namun tugasnya masih banyak. Jimin memilih untuk mengerjakan tugasnya dengan serius, satu jam berlalu dan akhirnya tugas jimin selesai, dia lalu membereskan mejanya dan menyiapkan buku untuk hari esok.
Tok! Tok! Tok!
Jimin mengernyit saat mendengar seseorang mengetuk pintu rumahnya, dengan cepat jimin berjalan kebawah dan membuka pintu, wajahnya masam seketika melihat siapa yang datang.
"Ada apa?"
"Hallo sayang, mama kamu ada?" Wanita bermake up tebal dengan baju kurang bahan itu mencolek dagu jimin centil
"Mama kerja" ucap jimin sambil mengusap dagunya, jijik.
"Sayang banget, ya udah tante titip ini kekamu ya, kalo mama kamu pulang tolong kasihin ya ganteng"
Jimin mendengus lalu meraih amplop putih yang tak tau apa isinya lalu segera menutup pintu tanpa mengucapkan apa apa, jimin benci dengan teman mama yang satu itu, tante wini. Wanita gatal yang selalu menganggunya bila bertamu, pernah satu hari dia bertamu dan mama sedang nggak dirumah, jimin menyuruhnya masuk selagi menunggu mamanya pulang, lalu dia kembali kekamarnya untuk mengerjakan tugas, namun tanpa diduga tante wini dengan kurang ajarnya masuk kekamarnya dan memeluknya dan meraba seluruh badannya, jimin hanya bisa mendorong wanita itu keluar kamar lalu mengunci pintu kamar sampai malam.
Jimin memang laki laki, tapi sejujurnya dia lemah, dia tak memiliki kekuatan apapun untuk melawan siapapun, ntah kenapa dia tak tau, disaat semua laki laki diluar sana mampu melakukan apapun yang mereka mau namun berbeda dengan jimin, dia akan lebih memilih diam dan bersembunyi dari pada melawan.
Sekali saat melawan yoongi dia menunjukan kekuatannya, karna yoongi tidak pantas untuk dibaiki, dia laki laki arogan yang minta ditampar. Jimin memejamkan matanya berniat tidur sampai ponselnya yang jarang dia sentuh bergetar diatas nakas
Dengan lesu jimin meraihnya lalu melihat siapa yang menelfon
08225678xxxx
"Siapa nih?"
Jimin kembali meletakkan ponselnya dan mengabaikannya, paling hanya orang iseng. Jimin kembali menutup matanya dan mengacuhkan ponselnya yang terus bergetar, sampai akhirnya dia teringat satu hal
"Nanti malam gue telfon ya"
Jimin segera membuka mata dan meraih ponselnya, ini pasti taehyung. Karna selama 2 tahun terakhir hanya taehyung lah yang dia beri nomor ponselnya.
"Halo"
"Jiminie, ini taehyung"
"Iya, maaf gue lupa kalo lo janji mau nelfon malam ini"
"Iya ga papa, save ya"
Jimin bergumam lalu diam, sangat jarang ada orang yang menelfonnya, malah semenjak mamanya membelikan ponsel, jimin hanya menggunakannya untuk membantunya mencari tugas, lalu sekarang ketika seseorang menelfonnya jimin jadi bingung harus bicara apa
"Lo lagi apa? Gue ganggu ga?"
"Ga papa, santai aja tadi udah mau tidur sih sebenarnya"
"Gue boleh minta tolong?"
"Apa?"
"Bantuin gue buat tugas fisika dong, lo tinggal tunjukin rumusnya aja, jawabannya biar gue yang cari ntar"
KAMU SEDANG MEMBACA
[End]Brandalan Sekolah
Teen FictionSemua tentang yoongi sang anak brandalan dan jimin si anak baik yang sangat benci dengan anak brandalan seperti yoongi "Lo berani sama gue?" Yg "Lah kenapa gue harus takut sama berandalan kaya lo? Emang lo presiden? Segala harus gue takutin?" Jm "An...