*35

4.3K 400 22
                                    

Vote dan komen jangan lupa

Happy reading!

"Taehyung!"

Aditya -ayah taehyung- langsung berdiri dan menangkap tubuh anaknya yang limbung, dia menatap tangan anaknya yang dipenuhi darah dan air mata yang mengalir deras.

"Tae! Ada apa!? Ini darah siapa?" Pria tegap itu benar benar terkejut saat melihat anaknya yang tak pernah pulang kerumah tiba tiba datang dengan keadaan berantakan seperti ini

Taehyung tak mampu menjawab, tatapan matanya kosong. Banyak pertanyaan didalam kepalanya. Siapa jimin? Siapa zena sebenarnya? Ada hubungan apa papa sama zena dimasa lalu? Bagaimana bisa jimin jadi adik tiri taehyung? Dan banyak lagi.

Namun yang keluar dari mulutnya hanya satu

"Aku bunuh adik tiri aku.. aku bunuh adik tiri aku pa! Jimin hiks jimin–"

"A-apa?"

Taehyung mendongak lalu menatap mata ayahnya tajam "bilang sama aku siapa zena dimasa lalu papa!! Kenapa jimin bisa jadi adik tiri aku!? K-kenapa aku baru tau sekarang setelah aku bunuh dia!!" Taehyung mengguncang bahu ayahnya kuat, dia menangis dengan keras. Seberapa besar kebenciannya pada zena dan jimin Jika itu menyangkut keluarga taehyung lemah, jimin adiknya. Meski adik tiri, mereka seayah.

"Kamu apain jimin taehyung!!"

"Aku bunuh dia" desis taehyung tajam "a-aku balas dendam, aku balas dendam dengan hancurin balik keluarga dia. A-aku b-bunuh jimin, t-trus dia bilang jimin adik tiri aku" jelas taehyung terbata, tangannya yang bergetar meremas bahu ayahnya kuat

"Jelasin ke aku hiks hiks kenapa bisa jimin jadi adik tiri aku pa" ucap taehyung melemah, dia menyandarkan kepalanya pada bahu ayahnya lalu kembali menangis disana.

Aura kelam nampak pekat didepan ruang UGD tempat jimin tengah diperiksa.

Yoongi dengan wajah datar dan dinginnya terduduk diam disalah satu kursi panjang yang sudah tersedia disana. Mulutnya tak terbuka sedari tadi, wajahnya yang pucat semakin menakutkan dengan aura mengancam darinya. Disampingnya juga ada chanyeol  dan hoseok yang juga sama cemasnya. Sedangkan zena tengah diperiksa diruang lain karna terlalu syok dengan apa yang dia liat tadi. Kai juga disana menemani zena, karna yoongi takut mamanya jimin itu kenapa napa

Sudah 1 jam, namun belum ada tanda apa apapun. Belum ada kabar baik yang dapat membuat mereka bernafas lega.

Fikiran yoongi kacau, dia takut jimin memilih pergi dan meninggalkannya mengingat betapa putus asanya jimin dulu, betapa jimin ingin pergi dari dunia yang memuakkan baginya. Tapi, bukankah semuanya sudah berubah? Tidak bisakah pertemuan mereka ini menjadi alasan untuk jimin tetap hidup?

"Keluarga pasien tuan Jimin"

Akal yoongi kembali, dia bergegas berdiri dan mendekat pada dokter laki laki yang tadi menangani jimin

"Gimana jimin?"

"Maaf anda siapanya? Bisa saya berbicara dengan orang tuanya?"

Yoongi menelan ludahnya "saya pacarnya"

Dokter bername tag Dr. Lee itu menghela nafas pelan "maaf, tapi keadaan pasien begitu buruk. Lukanya sudah kami jahit, namun pasien kehilangan banyak darah dan tusukan pisau itu cukup dalam, Pasien membutuhkan 1 kantong darah A, namun sangat disayangkan stok darah dirumah sakit ini sedang kosong. Saya belum bisa memastikan keadaannya karna tusukan yang mengenai bagian fatal, sedikit kemungkinan pasien bisa selamat"

Air mata yoongi kembali jatuh, dia menggeleng lalu menarik kerah baju dokter itu kuat

"Jangan bercanda" desis yoongi tajam "selamatkan jimin gimana pun caranya, jimin harus selamat dokter!"

[End]Brandalan SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang