Vote dan komen jangan lupa⭐
Happy reading!
Disini lah yoongi sekarang, didalam ruang inap yang akan ditempati oleh jimin selama dia berada dirumah sakit. Selepas dari kamar zena tadi, yoongi langsung masuk kekamar jimin dan menemaninya.
Yoongi meringis saat melihat lebam diujung bibir dan bekas jahitan diperut jimin, beruntung nyawanya masih selamat, Dia tak tau akan berbuat apa jika jimin ikut pergi sama Mama Dian.
Laki laki pucat itu menyandarkan dahinya pada punggung tangan jimin yang tak diinfus, dia lelah. Namun matanya tak mau terpejam barang sedetik pun. Dia takut saat terbangun nanti jimin sudah tak berada didunia yang sama dengannya. Sama seperti waktu mamanya pergi.
"Yoongi hiks yoongi bangun nak"
Yoongi yang saat itu tengah tertidur di sofa yang ada dikamar mamanya itu terbangun, lalu mengernyit saat melihat tante Dina tengah menangis dihadapannya
"Tan ada apa? Kenapa nangis?"
"Kak Dian hiks mama kamu hiks.. mama kamu udah pergi sayang, mama kamu udah nggak ada"
Tiba tiba saja bunyi petir menggelegar. Jantung yoongi seperti berhenti berdetak. Dia tak merasakan pelukan dari tantenya meski pelukan itu begitu kuat
"T-tan..."
"Kamu yang tabah ya yoon, hiks mama kamu udah tenang disana"
Ini mimpi kan?
"Ayo yoon. Masuk, lihat mama kamu untuk yang terakhir kalinya" Om gen menarik tangan yoongi lalu membawa nya kedalam kamar tempat makanya dirawat.
Ternyata semua nyata, ini bukan mimpi. Mamanya benar benar sudah pergi, ninggalin yoongi dan papa tanpa mengucapkan apapun. Yoongi masih ingat, sebelum tidur tadi dia sempat mengecup dahi mamanya, dia tak menyangka itu adalah ciuman terakhir saat mamanya masih ada, meski saat itu mamanya masih dalam keadaan koma.
Tak ada air mata, yoongi hanya diam dan menatap mamanya yang sudah tak bernafas seperti tadi, semuanya hening. Hanya suara isak tangis tante Dina yang menganggu pendengaran yoongi.
Kepala yoongi berdenyut, telinganya berdengung. Matanya memanas namun dia menahan segala kepedihan. Matanya menyiratkan luka yang dalam. Tak menyangka mamanya akan pergi secepat ini. Masih jelas diingatannya saat mamanya tengah tertawa lepas dengan jimin sehari sebelum mama dinyatakan koma, namun sekarang?
"Pa. Yoongi harus pergi" lalu pergi keluar tanpa memperdulikan papanya yang terus memanggil.
Tujuan yoongi cuma satu, jimin.
Yoongi menangis dibawah hujan, tak bisa dia pungkiri betapa terlukanya dia saat ini. segala harapannya belum terwujud namun sudah putus sampai disini.
Yoongi kembali mengusap air matanya saat mengingat saat itu. Rasanya masih sakit. Itu yang membuat ketakutannya semakin besar, jika jimin juga pergi mungkin yoongi tak memiliki alasan apapun untuk tetap hidup
Teman temannya masih stay diluar, jaga jaga jika terjadi apa apa dengan jimin. Yoongi sudah menyuruh mereka pulang dan boleh balik lagi selepas pulang sekolah besok, tapi mereka kekeuh untuk tetap berada dirumah sakit. Mereka ingin yoongi tau mereka ada untuk yoongi, mereka semua sahabatnya, mereka semua perduli padanya.
Waktu sudah menunjukan jam 4 pagi, namun yoongi masih betah menatap wajah jimin yang tengah tertidur nyenyak. Ntah kapan dia akan bangun yoongi tak tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
[End]Brandalan Sekolah
Teen FictionSemua tentang yoongi sang anak brandalan dan jimin si anak baik yang sangat benci dengan anak brandalan seperti yoongi "Lo berani sama gue?" Yg "Lah kenapa gue harus takut sama berandalan kaya lo? Emang lo presiden? Segala harus gue takutin?" Jm "An...