Banyak umpatan kasar‼️
Vote dan komen jangan lupa ⭐
Happy reading!
Dengan lesu Jimin membawa langkah kakinya kekantin untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan sejak pagi, dia tak sarapan karna ibunya pergi lebih pagi dan dia telat bangun, alhasil jimin hanya meminum susu hangat dan selembar roti tawar.
Ini hari pertama sekolah setelah libur kenaikan kelas, sebenarnya selera makan Jimin hilang setelah mengetahui teman sekelasnya tahun ini, ia sangat kecewa saat tau bahwa tahun ini ia sekelas dengan orang-orang yang luar biasa dibandingkan dia yang biasa saja.
Jimin pintar, benar. Berkat kepintarannya Jimin bisa diterima di sekolah nusa bangsa yang sangat terkenal dijakarta karna beasiswa, dia hidup hanya berdua dengan ibunya tanpa seorang ayah yang tak pernah jimin ketahui bentuknya.
Setelah mendapatkan makan siangnya, Jimin duduk lalu meletakan bakso diatas meja kemudian mulai menyantap makanan berkuah yang sangat menggugah seleranya, sesekali dia mengedarkan pandangannya menatap beberapa siswa yang makan berkelompok.
Hanya dia yang sendirian, semua orang mengucilkannya karna jimin hanyalah anak orang miskin yang dapat masuk kesekolah mewah dengan beasiswa, sekolah ini sangat memandang rendah anak beasiswa, itu menjadi alasan yang bagus mengapa Jimin sangat dikucilkan disini
Memang, jimin bukanlah anak orang kaya yang bisa mendapatkan apapun yang dia mau, dia hanya mengandalkan uang saku yang diberikan olah ibunya sekali seminggu, namun selagi mereka hanya membicarakannya diam diam Jimin tak perduli.
Jimin terus mengunyah baksonya tanpa memperdulikan pandangan orang padanya, Jimin muak, namun dia selalu menyemangati dirinya, hanya setahun, tinggal setahun dan Jimin akan keluar dari sekolah ini.
"Hahaha seharusnya lo lempar tu bola lebih kenceng, biar geger otak sekalian"
"Gila, ntar dia mati gimana, lu kata masuk penjara itu enak"
"Lah takut, pengecut lu"
Jimin melirik sekilas pada dua laki laki yang baru saja memasuki kantin dengan heboh acuh lalu kembali melahap bakso nya yang masih banyak
Sedangkan kedua laki laki yang baru memasuki kantin itu menatap kearah dimana Jimin yang tengah menyuap baksonya tanpa merasa bersalah, laki laki pucat dengan rambut berantakan itu berjalan mendekati meja Jimin lalu menghentikan tangan yang baru akan menyuapkan potongan bakso kedalam mulutnya
"Ada apa?" Jimin menautkan alisnya bingung
"Pindah"
Jimin hanya diam dan menatap dua laki laki yang berdiri dihadapannya.
"Yee, malah bengong! Pindah! Ini meja gue!"
Jimin hanya mendengus lalu menepis tangan laki laki itu dan kembali memakan baksonya acuh
Jimin tak mau berurusan dengan brandalan didepannya, siapa yang tak mengenal pria angkuh dihadapannya ini huh?
Yoongi Genlana Dewa.
Pria arogan yang suka semaunya, pria licik yang terkenal brandalan bersama tiga teman lainnya, Jimin hanya tak ingin berurusan dengan brandalan satu ini, jadi dia memilih diam dan lanjut memakan baksonya.
"Lo budek?"
Jimin hanya diam, tak berselera melawan orang menyebalkan dihadapannya.
"Woi!"
"Udah lah yoon, cari bangku lain aja" lerai Kai yang sedari tadi diam
BRAK!!
Jimin memejamkan matanya, mengepalkan tangan lalu membanting sendok dan balas menggebrak meja dengan keras.
"Lo apa apaan sih!?"
"Lo budek apa gimana!? Gue udah nyuruh lo pindah, ini bangku gue!"
"Ini tempat umum kalo lo lupa" Jimin mendongak dengan tatapan tajamnya.
"Gue tau ini kantin, tapi dari awal sekolah ini itu bangku gue"
"Emang nih kantin punya lo?"
"Lo berani sama gue?"
Jimin bangkit lalu memutar bola matanya malas "emang lo siapa? Pemilik sekolah ini, bukan kan? Emang lo presiden yang bisa semau lo? Yang punya sekolah ini bapak lo bukan lo, lo nggak bisa seenaknya! Gue disini juga bayar kali, segala harus gue takutin"
Yoongi mengeraskan rahangnya merasa terhina, selama ini tak ada satupun yang berani menentangnya. Namun ini? Laki laki pendek yang baru saja dia temui berani menghinanya!?
Emosinya terpancing, dengan gerakan cepat dia membalik meja kayu itu hingga barang diatas meja itu berhamburan dan pecah kelantai. Pekikan semua siswa pun terdengar riuh, berbeda jimin yang hanya diam dan menatap pecahan mangkok dan baksonya yang sudah bertumpaham dilantai. Lalu mendongak dan menatap yoongi tajam.
"Lo mau apa sih bangsat!?"
Dengan kasar Yoongi menarik kerah seragam Jimin kuat hingga ujung sepatu Jimin terangkat, Jimin tercekik namun dia tetap memandang Yoongi dengan tajam, dia tak mau Yoongi menganggap semua orang lemah, sekali kali Yoongi harus di beri tahu, bahwa dunia ini bukan milik dia.
"Lo mau mati" desis Yoongi tajam
"Coba aja kalo lo bisa bunuh orang" balas Jimin tak kalah tajam
Kai yang tak ingin semua semakin kacau mencoba menarik tangan Yoongi karna wajah Jimin yang sudah sedikit memerah.
Dia tak ingin terjadi keributan apa apa yang akan memberikan masalah untuk mereka nantinya.
Yoongi terkekeh lalu berdecih, dengan kasar menghempas badan Jimin hingga lelaki mungil itu terhempas pada lantai yang dingin itu begitu saja, Yoongi menyeringai menatap Jimin yang tengah mengelus lehernya lalu berjalan melewati Jimin tanpa bersalah.
"Brengsek!" Desis Jimin marah, emosinya ikut terpancing jika begini dengan cepat dia bangkit mengejar Yoongi yang baru lima langkah di hadapannya, sekuat tenaga menarik belakang baju Yoongi hingga laki laki yang lebih tinggi darinya itu terjatuh telentang lalu menginjak dada Yoongi dan menarik dasinya kuat hingga dia tercekik.
Semua yang ada disana langsung berdiri menyaksikan momen langka yang dapat dilihat sekali seumur hidup.
"Ingat satu hal! Lo bukan penguasa disini, jangan mentang mentang lo orang kaya lo bisa nindas orang lain semau lo, yang kaya bapak lo bukan lo, lo tu cuma anak manja yang bisanya cuma minta" bisik Jimin tepat dihadapan Yoongi yang menatapnya dengan tatapan membunuh.
Jimin sempat mengendurkan tarikan tangannya, namun kembali menariknya lebih kuat.
"Uhuk!" Wajah yoongi memerah, namun tetap, Tatapan nya semakin tajam.
"Roda berputar, bisa aja lo sekarang kaya jadi lo bisa seenaknya, tapi nggak tau gimana kedepannya, jadi jangan banyak gaya. Banyak belajar sana biar jadi orang bener"
Jimin melepaskan cengkraman nya lalu pergi dari kantin dengan langkah gontai tanpa mempedulikan semua tatapan yang mengiringnya.
"Anjing!"
••
Cerita baru! Semoga suka ya...
Gimana pendapatnya??
Next or no?
KAMU SEDANG MEMBACA
[End]Brandalan Sekolah
Ficção AdolescenteSemua tentang yoongi sang anak brandalan dan jimin si anak baik yang sangat benci dengan anak brandalan seperti yoongi "Lo berani sama gue?" Yg "Lah kenapa gue harus takut sama berandalan kaya lo? Emang lo presiden? Segala harus gue takutin?" Jm "An...