*33

4.1K 365 28
                                    

Vote dan komen jangan lupa

Happy reading!

"Gimana keadaan mama kamu? Udah ada perkembangan belum?"

Yoongi menggeleng pelan, tatapan matanya kosong. Ntah apa yang dipikirkannya, jimin sedih, sejak mama dian dinyatakan koma sejak seminggu yang lalu yoongi benar benar kehilangan senyumannya. Yoongi jadi sering bolos hanya untuk menantikan kabar baik dari dokter, tak jarang yoongi juga akan meninggalkan pelajaran saat mendapat kabar apapun dari ayahnya. Jimin ingin ikut, namun yoongi selalu melarang karna tak ingin jimin kelelahan dan ketinggalan pelajaran. Apalagi sebentar lagi akan diadakan ujian, jadi mereka akan belajar bersama setiap malam agar yoongi juga tak ketinggalan pelajaran.

"Tante dina sama om gen masih dirumah sakit?"

"Iya, mereka yang nungguin kabar baik dari mama"

Jimin mengelus pipi yoongi lembut, mereka tengah berada dikelas saat ini. Namun guru yang akan mengajar belum datang jadi jimin menyempatkan mengobrol dengan yoongi. Setidaknya inilah kesempatan mereka berbicara disekolah.

"Kamu jaga kesehatan juga dong, aku sedih liat kamu kaya gini. Rambut kamu udah panjang loh, besok mau ya aku temenin potong rambut"

Yoongi hanya diam dan menatap mata jimin sendu

"Nanti kalo mama kamu bangun gimana? Trus liat anaknya berantakan gini. Mama kamu juga bakal sedih yoon"

"Aku takut ji"

"Nggak. Kamu nggk boleh fikir macem macem, mama kamu pasti bangun"

Yoongi mengangguk lemah. Tak lama kemudian seorang guru pun masuk dan memulai pelajarannya.

Ditengah pelajarannya yoongi tiba tiba mendapat panggilan dari ayahnya. Tanpa berkata apa apa yoongi langsung membereskan bukunya, mengambil tasnya lalu keluar kelas tanpa memperdulikan jimin dan guru yang memanggilnya

Jimin ikut berdiri lalu minta izin untuk keluar, setelah mendapatkan izin jimin segera berlari keluar, berlari sekencang yang dia bisa berharap yoongi belum pergi. Jimin bernafas lega saat melihat yoongi yang sedang berjalan terburu buru kearah parkiran

"Yoon!!" Jimin mempercepat larinya "yoongi" Jimin menarik tangan yoongi lalu tertegun. Wajah yoongi memerah, begitu juga matanya.

"Y-yoon, kenapa? A-ada kabar dari mama kamu?"

"Nggak papa, kamu masuk kelas. Nanti malem aku kabarin. Kamu hari ini pulang sama chan lagi ya, jangan sendirian" usai mengatakan itu yoongi menunduk, mengecup dahi jimin lembut lalu pergi.

"Yoon.. ada apa sama mama kamu.." gumam jimin pelan

Jimin menatap ponsel ditangannya gusar, kenapa yoongi belum juga menelfonnya padahal ini sudah jam 11 malam. Biasanya jam 8 saja yoongi sudah menelfonnya. Apa mungkin karna mama Dian udah sadar jadi yoongi sedang mengobrol banyak dengan mamanya?.

Jimin memutuskan untuk tidur, agar besok dia bisa cepat bertemu dengan yoongi disekolah. Dia juga sedikit risih dengan bunyi hujan yang sangat deras menghantam atap rumahnya. Jujur saja jimin benci suara hujan dimalam hari, apalagi suara petir yang menggelegar membuat niat jimin untuk tidur semakin besar.

"Nghhh" jimin berbalik saat merasa tidurnya tak nyaman, Hatinya gelisah. Dia ingat, dia tak punya penyakit insomnia, dia tak pernah kesulitan tidur seperti ini. Rasanya tak enak, jimin ingin menangis rasanya. Ingin menelfon yoongi juga dia takut menganggu.

Begitu terus hingga akhirnya jimin memilih untuk kedapur dan buat susu hangat, dia rasa segelas susu hangat akan membuat hatinya tenang dan matanya cepat mengantuk. Setelah habis, jimin kembali kekamar dan berharap dia bisa tidur. Namun sia sia, matanya masih tetap tak bisa tidur.

[End]Brandalan SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang