(7) First Kiss

1.4K 238 16
                                    

"Nugu—seyo?" (Siapa kau?) tanya Jungho dengan raut wajah bingungnya saat menatap Yoongi yang berada di belakang tubuh Yuna. Sementara gadis itu sudah membeku dengan wajah yang syok bukan main. Tidak terkecuali Yuri dan Yeosang yang juga tak kalah terkejutnya dengan kehadiran Yoongi tiba-tiba.

Terdengar langkah kaki yang berjalan sangat cepat di dalam kafe itu, Jungho menengokkan kepalanya untuk menatap laki-laki yang sudah berada tepat di samping Yuna yang masih tidak berekspresi itu.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Jimin dengan intonasi suara yang dingin pada Yuna. Seolah tersadar akan sesuatu, Yuna mengalihkan kepalanya pada Jimin lalu menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa dimengerti. Gadis itu ingin menjawab ucapan Jimin, tapi entah kenapa lidahnya terasa sangat kaku untuk berbicara dengan tangan Yoongi yang berada di kedua bahunya.

Sadar jika Yuna tidak juga menjawabnya, Jimin beralih pada Aeri dengan tatapan yang tak kalah tajamnya sampai membuat gadis itu terserentak terkejut. "Sudah ku bilang jangan melakukan kencan buta lagi! Kenapa kau tidak juga berhenti sejak kejadian kencan buta kalian terakhir kali?!" serunya dengan penuh penekanan.

Seketika seluruh pengunjung kafe yang berada di sana langsung mengalihkan perhatiannya pada keenam sosok yang berada di ujung ruangan kafe.

Yuna benar-benar tidak bisa memikirkan apapun lagi saat sejak lima menit lalu tangan Yoongi terus saja menekan dan meremas bahunya seolah laki-laki itu sedang memasukkan kekuatan-kekuatan aneh ke dalam tubuhnya.

...

"Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk ke ruanganku setelah jam kuliahmu selesai?" Yoongi tidak berhenti untuk menatap Yuna yang berada di sebelahnya. Gadis itu masih menundukkan kepalanya dengan kedua tangannya yang saling mengait di atas pahanya. Tidak juga mendapat balasan, laki-laki itu berdecak dengan kencang lalu langsung menancapkan gas untuk menuju jalan besar.

Saat di jalan pun, Yuna tidak juga berbicara. Ia hanya diam dan menunduk. Yoongi juga bisa mendengar helaan napas yang keluar dari perempuan yang duduk di sampingnya itu.

Tadi, saat masih berada di kafe, Yoongi memberikan kekuatan untuk memanipulasi tubuh Yuna melalui tangannya yang berada di bahu gadis itu. Hal itu membuat Yuna tidak bisa mendominasi tubuhnya sendiri dan hanya akan bergerak sesuai dengan apa yang di pikirkan Yoongi.

Namun, sekarang Yoongi sudah tidak memberikan kekuatan mendominasi itu dan membiarkan Yuna untuk mengatur tubuhnya sendiri. Tapi kenapa ia masih saja diam dan tidak berbicara sedikit pun?

"Jika kau tidak juga bicara, aku tidak akan memulangkanmu." Yoongi bersuara tanpa menatap Yuna, tatapannya hanya fokus pada jalanan Kota Seoul yang berada di hadapannya. Yoongi pun juga tahu jika Yuna masih tetap menundukkan kepalanya. "Baiklah, sepertinya kau memang tidak ingin pulang." Lanjutnya mulai geram.

Ini bukanlah diri Yoongi yang sebenarnya, sejak kapan dirinya menjadi sangat bawel seperti ini? Bukankah seharusnya ia diam dan berbicara hanya seperlunya saja? Tapi kenapa jika di hadapkan dengan perempuan ini ia selalu saja tidak berhenti untuk berbicara?

"Seonsaengnim...," (Guru/Dosen) panggil Yuna yang akhirnya berbicara. Ia sudah mengangkat kepalanya dan menatap Yoongi yang berada di sebalahnya. Yoongi sedikit terkejut karena Yuna  tiba-tiba saja berbicara dan memanggilnya. Padahal, sejak tadi ia hanya diam dan tidak sama sekali menjawab pertanyaannya. Yoongi kira Yuna tidak akan berbicara sampai di rumahnya nanti.

"Orang seperti apa Ssaem itu?"

...

"Sunbae," panggil Aeri pada Jimin yang berada di sebelahnya. Sekarang mereka berada di salah satu kedai yang menjual es krim di trotoar Kota Seoul. Mereka baru saja keluar dari kafe itu dan trotoar kota Seoul sudah ramai dengan para pejalan kaki yang baru saja pulang dari bekerja atau sekolah mereka. "kenapa aku merasa Yuna sangat aneh tadi." Ujarnya lalu mengambil es krim corn yang di sodorkan oleh penjual kedai. "Benar-benar aneh, seperti bukan dirinya. Dan juga, sejak kapan ia dekat dengan dosen itu? Yuna juga tidak pernah bercerita tentangnya."

Demon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang