(25) Ramyeon

625 128 0
                                    

Yuna membuka pintu rumahnya setelah meloloskan empat angka pin rumahnya. Dan Taehyung langsung menyelonong masuk tanpa permisi. Yuna tidak terlalu terkejut karena hal itu, ia sudah terbiasa.

"Duduklah, kau ingin—"

"Aku ingin americano dingin tanpa gula." Gadis itu melotot, ingin sekali melempar Taehyung memakai high heelsnya. "Bercanda, aku ingin air putih saja." Lanjutnya dengan merekahkan senyum kotaknya.

Yuna memutar kedua bola matanya, "Tunggulah di sini, aku akan memasak ramyeon." Tanpa menatap Taehyung, Yuna berjalan ke arah dapur dan mengambil dua bungkus ramyeon. Ia mengambil sebuah panci besar dan meletakkannya di atas kompor setelah mengisinya dengan air.

Setelah memasukkan ramyeon dan menyalakan kompor, Yuna berbalik, dan betapa terkejutnya ia saat ia bertabrakkan dengan dada Taehyung yang ternyata sedari tadi berada di belakangnya.

"YA!" Teriaknya kencang. "Kenapa berdiri di belakangku?!"

Yuna marah, tapi yang menjadi target kemarahannya itu hanya mengangkat kedua bahunya tidak peduli. "Hanya memasak dua?" Taehyung menatap ke dalam panci itu. "Aku biasanya makan tiga Ramyeon untuk diri sendiri."

"Berisik! Masaklah sendiri jika mau." Sewotnya tidak terima lalu mengambil dua gelas untuk dirinya dan Taehyung. "Tidak bisakah kau tidak dibelakangku terus?!" Yuna benar-benar risih pada Taehyung yang terus mengikutinya seolah anak bebek yang berlindung di balik induknya.

Taehyung tidak menjawab.

Yuna yang penasaran karena tidak ada jawaban apapun, berbalik dan—

"Yuna! Tikus! Di kakimu!"

"AAAGGHHh!!" Teriakan nyaring gadis itu benar-benar membuat Taehyung terkejut, bahkan Yuna menginjak kakinya dan melompat-lompat tanpa arah.

Alhasil Taehyung langsung mencengkram pinggang ramping Yuna dan mengangkatnya pada meja dapur. Tangannya ia letakkan pada kedua sisi tubuh gadis itu. "Bohong, kau takut tikus, ya, ternyata." Tawa Taehyung yang menggelegar terdengar sampai sudut-sudut rumahnya.

Pipi Yuna memerah karena hal itu.

Malu karena berteriak seperti orang kesurupan tadi.

"Sialan!" Tangan kecilnya memukul dada Taehyung. "Kim Taehyung sialan! Kau laki-laki paling—"

Tangannya di cengkram, lalu Taehyung memajukan kepalanya dan tersenyum. "Paling apa? Paling tampan?"

Dilihat sedekat ini, Taehyung benar-benar sangat tampan. Yuna sampai menahan napasnya karena wajah Taehyung yang begitu dekat dengannya saat ini. Saat matanya bertemu dengan mata Taehyung, ia bisa merasakan jika darahnya mengalir begitu kencang di balik kulit tubuhnya. Ada getaran aneh di hatinya akan hal ini.

Perlahan, tatapan Taehyung turun pada bibir gadis itu.

Yuna yang menyadari akan adanya hal bahaya, langsung menepis tangan Taehyung yang menahan lengannya dan menatap ke arah lain. "Turunkan aku!" Serunya sambil dengan menatap panci berisi ramyeon yang sudah matang, mencoba menhilangkan atmosfer canggung di antara mereka.

Taehyung mengambil napas sejenak lalu menurunkan Yuna dari meja dapur. "Siapkan alasnya!" Ujarnya pada Taehyung.

Karena tidak mempunyai meja makan, Yuna membawa panci ramyeon itu ke ruang tamu dan meletakkannya di atas alas yang sudah disiapkan oleh Taehyung.

Gadis itu menyalakan TV lalu duduk di sebelah Taehyung. Mereka mulai menyantap ramyeon itu dalam diam, hanya suara TV yang memenuhi rumah Yuna.

Yuna sadar jika sedari tadi Taehyung diam karena ia baru saja menolaknya lagi.

Demon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang