(24) Night Meeting

638 130 2
                                    

Selama rapat, mata Yuna tidak pernah lepas dari sosok yang sedang berbicara di ujung meja itu. Setiap detiknya, jantung gadis itu bahkan berdebar bukan main. Entah karena apa.

Wajah itu...,

Wajah yang membuat Yuna teringat akan suatu hal di masa lalunya.

Namanya Min Yoongi. Klien yang sedang memimpin rapat malam ini. Laki-laki yang terlihat berumur pertengahan 30-an itu sangat cakap dalam berbicara. Ia berbicara dengan langsung ke poin utama dan tanpa basa basi.

Beraura dingin namun berkelas mewah.

Sangat sulit didefinisikan tetapi mudah di ingat.

Tidak ada senyum atau pun sapaan ramah yang keluar dari mulutnya. Min Yoongi terlihat seperti pekerja yang sangat giat dan hanya mementingkan pekerjaannya saja dari apapun di dunia ini.

Tidak ada yang berani menyela saat Yoongi berbicara, Yuna sendiri bahkan tidak berani untuk berbicara pada Hyera karena saking dinginnya Yoongi saat berbicara. Seolah-olah, seluruh karyawan terhipnotis oleh suaranya yang terkesan sangat dalam dan serius.

Ide-ide tentang kerja sama yang akan ia lakukan pada perusahaan ini terdengar sangat jenius dan mewah. Hampir seluruh karyawan yang berada di ruangan ini menyetujuinya langsung, tanpa sanggahan apapun lagi.

Tapi memang Yuna sangat mengapresiasi setiap ucapan Yoongi yang terdengar meyakinkan. Yoongi sangat terlihat seperti laki-lai dewasa yang pintar dan jenius. Tidak ada yang bisa menyela atau bahkan memotong ucapannya.

Mungkin karena ini ia disenangi banyak karyawan meskipun wajahnya tidak ramah.

"Kita selesaikan rapat kali ini. Terimakasih semua atas kerja samanya." Yoongi memberikan berkas dokumen pada asisten di sebelahnya. "Akan saya kabari pertemuan selanjutnya, selamat malam." Ujarnya lalu mengitarkan pandangannya untuk menatap seluruh karyawan lalu keluar ruangan.

Yuna tidak sadar jika ia terus menahan napasnya saat matanya bertemu dengan mata Yoongi. Ia bahkan langsung terduduk lemas sesaat setelah Yoongi keluar ruangan. Padahal mereka bertatapan hanya sekitar dua detik dan tidak lebih.

Ia tidak berdaya lagi.

...

"Kau kenapa? Terjadi sesuatu di rapat tadi?" Taehyung kebingungan saat ia baru saja memberhentikan mobilnya di depan gang rumah Yuna dan Yuna masih terus diam dengan wajah yang tenggang. Gadis itu bahkan tidak bicara apapun sejak tadi. "Kau kena marah? Siapa yang memarahimu? Hyera Sunbae?"

Yuna menghela napas panjang. Tanpa sadar ia tidak mendengarkan ucapan Taehyung dan terus sibuk dengan pikirannya sendiri. Yuna bahkan tidak sadar jika Taehyung sudah memberhentikan mobilnya di depan gang rumahnya.

"Yuna." Panggil Taehyung sekali lagi. Karena tidak tahan, akhirnya Taehyung membuka seatbelt Yuna dan menepuk pipinya dua kali. "Hei, kau tak apa?"

Saat itu juga Yuna tersadar dan terkejut bukan main saat wajah Taehyung yang begitu dekat dengan wajahnya sekarang. Napas laki-laki itu sampai mengenai wajahnya dan wangi maskulin Taehyung tercium sangat dalam di indra penciumannya.

"T-taehyung, apa yang kau la-lakukan? Menjauhlah..."

"Apa? Memangnya apa yang kulakukan, hah?" Taehyung sewot. "Sejak tadi kau membuatku khawatir kau tahu, kenapa diam saja dan memasang raut wajah seperti itu? Membuatku ingin menciummu saja."

Sontak Yuna langsung membekap mulutnya memakai tangannya sendiri.

"Bercanda." Taehyung memundurkan kembali tubuhnya. "Apa yang terjadi di ruang rapat tadi? Ceritakan padaku cepat." Ia menuntut.

Demon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang