(18) Forget Him and Still Alive

771 152 7
                                    

"Yuna, buka matamu!"

Yuna mendengar suara itu, suara milik kekasihnya Min Yoongi. Namun, setelah ia membuka matanya, ia tidak bisa menemukan sosok Yoongi di sekitarnya.

"Im Yuna kumohon bangunlah!"

Suara itu lagi.

Gadis itu membuka matanya dengan sempurna dan beranjak berdiri, ia tidak berada di ruang makan rumah Yoongi seperti sebelumnya. Tapi ia sedang berdiri di sebuah padang rumput yang sangat luas dengan cahaya putih berada di ujung jalan setapak.

"Yuna kumohon—" Isakan Yoongi kembali terdengar.

Hal itu membuat Yuna mendangakkan kepalanya untuk menatap awan dan langit yang sangat cerah dan teduh di atasnya. Ia yakin jika itu suara Yoongi, tapi kenapa suaranya begitu menggema dan berasal dari atas sana?

Dan tempat apa ini?

Kenapa dirinya bisa berada di sini?

Apa ini mimpi?

"Ini bukan mimpi."

Yuna berbalik, matanya membelak saat mendapati Jimin berada di belakangnya dengan pakaian yang serba putih. Tubuhnya bersinar dan wajahnya sangat tampan dengan angin yang menerpa rambutnya.

"S-sunbae?" Gadis itu menyipitkan matanya— meyakinkan dirinya sendiri jika yang ia lihat benar-benar Jimin. "Ada apa dengan—"

"Ini alam bawah sadar pikiranmu." Jimin berkata dan setelahnya terdengar teriakan Yoongi yang menggema dari atas sana. "Dan itu adalah suara Yoongi yang mengira jika kau mati." Ujarnya dengan kekehan pelan.

Hal itu semakin membuat Yuna tidak mengerti. "Kenapa— apa maksudnya— maksudku bagaimana bisa aku berada di sini?" Yuna bahkan tidak mengerti dengan pikirannya sendiri, ada banyak sekali pertanyaan yang ingin ia tanyakan, tapi tertahan karena ia juga tidak mengerti dengan situasi ini.

Jimin menarik sudut bibirnya, tersenyum manis dengan wajahnya yang sangat soft dan tenang. "Ingin berjalan-jalan dulu sebelum kembali?"

...

Jongho dan Yeosang bertatapan, mereka lalu mengitarkan pandangan mereka pada kafe yang dipenuhi oleh mahasiswa-mahasiswa universita mereka. Namun, sosok yang mereka cari tidak ada. Siapa lagi jika bukan Park Jimin?

Membenarkan perasaan mereka, nyatanya Jimin memang melakukan sesuatu dengan tubuh Yuna. Laki-laki sebagai malaikat pelindung itu mulai memperlihatkan dunianya pada gadis yang sebentar lagi akan menentukan ujung dari kehidupannya.

...

"Sunbae!" Yuna berusaha menyamakan langkahnya dengan Jimin yang berada beberapa meter di depannya. "Aku ada di mana sekarang? Dan di mana Yoongi? Kenapa hanya suaranya saja yang terdengar?"

Jimin terus berjalan— menghiraukan pertanyaan-pertanyaan Yuna yang berada di belakangnya dan mulai bisa untuk menyamakan langkahnya.

"Sunbae!"

Jimin berhenti, bertepatan dengan Yuna yang menabrak punggungnya sampai terjatuh. Hal itu membuat Jimin berbalik dan mengulurkan tangannya pada gadis itu. Yuna menggapai tangan Jimin dan beranjak berdiri.

"Apa kau begitu penasaran dengan tempat ini?" Jimin membersihkan daun yang terjatuh di rambut Yuna dan menerbangkannya hingga menjadi sebuah kupu-kupu berwarna kuning begitu saja.

Yuna mengangguk, ingin bertanya lebih jauh pada Jimin, tapi pemandangan air terjun yang berada di hadapannya sekarang membuatnya terperangah. Ia bahkan tidak mengedipkan matanya karena saking indahnya pemandangan di hadapannya. "S-sunbae, bagaimana bisa ada air terjun yang sangat indah di dunia ini?"

Demon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang