Yuna menangis kencang di dalam kamar rumahnya, ia menenggelamkan wajahnya pada bantal tempat tidurnya. Menahan isakannya agar tidak terlalu kencang.
Tanpa di sadarinya, ia sudah menangis selama sehari penuh.
Gadis itu juga tidak menyadari jika sedari tadi, sosok berwarna hitam dengan mata merah menyala sedang memperhatikannya dari sudut kamar. Menatapnya dengan perasaan bersalah dan pilu di saat bersamaan.
Terlebih lagi saat Yuna mulai terlelap karena saking lamanya ia menangis, matanya yang sembab itu tidak bisa berbohong akan kekecewaannya terhadap seseorang.
Yoongi yang sebelumnya berada di sudut kamar dengan sosok aslinya, langsung berubah menjadi manusia dan berjalan menuju Yuna yang tertidur dengan napas yang tidak beraturan. Wajahnya yang masih basah itu memancarkan kelelahannya akibat menangis seharian ini.
"Maafkan aku," Yoongi berkata lirih, ia beranjak duduk di sisi ranjang dan mulai menatap gadis itu dengan tatapan pilunya. "aku bohong, aku tidak bosan padamu." Tangannya terulur untuk mengusap lembut rambut Yuna. "Maaf karena telah menyakiti perasaanmu."
Tanpa Yoongi sadari, air matanya juga ikut menetes. "Aku menyayangimu— sangat menyayangimu Im Yuna." Ia memajukan kepalanya untuk mengecup dahi Yuna dalam waktu yang cukup lama. "Tapi aku harus pergi agar kau bisa melanjutkan hidupmu."
Yoongi beranjak berdiri, ia melirik dari ekor matanya pada sosok lainnya yang berada di sebelahnya. "Aku menitipkan padamu, buat ingatannya hilang akan kehadiranku selama ini." Yoongi berkata parau pada sosok Jimin yang berada di sebelahnya.
Jimin mengangguk.
Menyetujui.
Lalu, untuk terakhir kalinya, Yoongi kembali menatap Yuna yang masih tertidur dengan alis yang mengkerut. "Selamat tinggal, Im Yuna."
...
Jimin dan Yoongi berjalan menyusuri ladang rumput yang sangat luas dengan air terjun indah yang berada di ujung jalan setapak.
Pemandangan yang sangat langka di semesta ini, iblis pencabut nyawa sedang bersandingan dan berjalan bersama malaikat pelindung.
Dua sosok yang sangat bertolak belakang.
Mereka berdua adalah musuh satu sama lain.
Tapi mereka sedang berjalan bersama sekarang.
Dalam diam dan tanpa suara.
"Kau yakin akan meninggalkan Yuna?" Jimin memulai percakapan dengan Yoongi. Meskipun Jimin tahu jika nama itu sangatlah sensitif bagi Yoongi saat ini, tapi laki-laki itu tetap santai menanggapinya.
"Aku hanya ingin dia melanjutkan hidupnya, Yuna masih sangat muda untuk ku bawa ke alam kita. Kau tahu sendiri itu." Jawabnya tanpa menatap Jimin. "Aku gagal dalam tugasku kali ini, kubiarkan kau menang." Lanjutnya lalu terkekeh pelan.
Jimin ikut terkekeh, menyadari jika ia dan Yoongi bukan saling menyerah, tapi mengalah untuk kepentingan realistis yang akan dihadapi Yuna.
"Bagaimana aku bisa tidak mengenalimu di kampus? Kau memakai apa untuk melindungi identitasmu sebagai malaikat pelindung?" Jimin bertanya penasaran. Pasalnya, selama ia menjadi dosen di kampus, ia tidak menyangka jika Jimin lah yang menjadi malaikat pelindung Yuna selama ini. Yoongi bahkan tidak mengira jika Jimin bukanlah manusia. Laki-laki itu sangat pandai dalam menutupinya dan memainkan karakternya sendiri.
"Kekuatanku untuk memanipulasi siapapun, semua malaikat pelindung mempunyai kemampuan itu." Jimin melirik Yoongi yang masih dengan raut wajah dingin. "Jadi— kau akan menghilang setelah ini?"
Yoongi diam, tidak menjawab. Namun, ia menghela napas panjang. "Tugasku sudah selesai, apa lagi yang aku harapkan?"
"Kau bisa berharap menjadi manusia pada semesta."
Yoongi tertawa. "Mustahil."
Alis Jimin terangkat. "Tidak ada yang tidak mungkin, bisa saja keajaiban terjadi."
Kepala Yoongi tertunduk. "Aku sudah pernah melakukan itu, tapi semesta membalasnya dengan menghilangkan wanita yang ku cintai."
"Maksudmu wanita dengan wajah yang sama dengan Yuna?" Jimin menyela.
Sontak Yoongi menatap Jimin dengan keterkejutannya. "Kau tahu?"
"Tentu saja." Laki-laki itu kembali terkekeh. "Yuna adalah reinkarnasi dari wanitamu itu, kan?" Jimin benar-benar mengetahui semuanya.
Dan Yoongi dibuat terkejut dengan hal itu. "Kau tahu segalanya?"
Jimin mengangguk pelan. "Yuna juga tahu jika kau adalah iblis yang akan mencabut nyawanya. Tapi dia tidak mempersalahkanmu akan hal itu, jadi— jangan salahkan dirimu sendiri."
Hati Yoongi rasanya langsung mencelos begitu saja saat mendengar kabar itu. Yuna tahu sosok aslinya? Sejak kapan? Dan gadis itu masih menerimanya dan bahkan menangisinya? Bukankah Yoongi sangat berlebihan akan hal ini?
Yoogi menelan ludahnya susah payah. "Maksudmu— Yuna tahu jika berdekatan denganku akan membunuhnya? Tapi, kenapa gadis itu tetap tidak menjauhiku jika tahu akan hal itu?"
"Karena dia mencintaimu."
Yoongi tercekat.
"Yuna sangat mencinaimu, dia bahkan ingin mengorbankan nyawanya sendiri hanya untuk bertemu denganmu. Dia selalu merindukanmu dan selalu menyebut namamu di hatinya. Kau pikir, apa yang membuatmu kembali menjadi sosok manusia jika bukan karena panggilan-panggilan yang berada di hatinya itu?" Jimin tersenyum lalu menepuk punggung Yoongi yang mulai bergetar.
Rasa bersalah menceruak keluar dari tubuh Yoongi. Ia teringat jika ia baru saja menyakiti perasaan gadis itu. Gadis yang bahkan mengorbankan seluruh dunianya padanya. "Aku tidak pantas untuknya." Yoongi tiba-tiba saja lemas. "Aku hanya iblis pencabut nyawa yang kejam dan tidak mempunyai perasaan."
Saat mengatakan itu, tidak ada air mata yang terlihat di wajahnya.
Bukan karena Yoongi tidak menangis, tapi karena tubuhnya mulai menghilang.
Waktunya sudah mulai habis, dan beberapa menit lagi ia akan menghilang dari dunia ini.
"Sampaikan permintaan maafku pada Yuna." Suara parau Yoongi semakin menghilang. Ujung-ujung jarinya bahkan sudah tidak terlihat. "Jaga dia untukku, Jim. Lindungi Yuna seperti apa yang ditugaskan padamu."
Jimin tersenyum, lalu perlahan kepalanya mengangguk.
Matanya tidak lepas dari sosok Yoongi yang semakin menghilang oleh sapuan angin.
"Aku mencintainya, aku mencintai Im Yuna."
Dan hal itu adalah kata-kata terakhir yang Yoongi ucapkan sebelum tubuhnya menghilang di balik hembusan angin yang membawanya menuju air terjun yang berada di penghujung jalan setapak ini.
tbc,
yoongi😭😭😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Demon
FantasyIm Yuna tidak tahu jika akhir dari kehidupannya akan berakhir satu tahun dari sejak masuknya ia pada dunia perkuliahannya. Tapi, siapa yang menyangka jika malaikat maut yang akan merenggut nyawanya sendiri sudah ada di sekitar kehidupannya dan menja...