Yuna menahan napasnya, tangannya mencengkram erat kerah kemeja Jimin. "Su-sunbae, kenapa membawaku kesini?!" Serunya dengan suara yang lirih karena takut dan panik bukan main.
Bagaimana ia tidak panik jika Jimin membawanya ke ujung jurang dengan lautan luas dan hiu yang berada di bawah sana?!
"Ini hanya halusinasimu, Yuna. Lihatlah ke bawah dan coba jatuhkan dirimu ke sana."
"Sunbae gila?!" Yuna melotot, tangannya semakin mencengkram erat kemeja Jimin. "Mana bisa aku— Aaahhh!" Yuna memejamkan matanya dengan erat, tubuhnya menegang saat Jimin mendorongnya jatuh ke bawah jurang dengan laut dan hiu di bawahnya.
Namun, saat Yuna kira ia akan mati, tapi ia hanya merasakan tubuhnya yang terjatuh pada ranjang empuk rumahnya. Matanya otomatis terbuka dan melihat Jimin memeluknya dengan tawa yang berada di wajah tampannya.
Sontak ia langsung mendorong dada Jimin dan beranjak dari ranjang. "Ti-tidak lucu, Sunbae!" Yuna gugup, pipinya memanas, bukan karena ia kesal dengan Jimin yang mempermainkannya, tapi karena ia dan Jimin baru saja berpelukan di atas ranjang.
"Sudah ku bilang jika itu hanyalah halusinasimu." Jimin terkekeh lalu ikut beranjak dari ranjang.
Yuna mengusap tengkuknya canggung. Merasa sangat aneh karena biasanya, Yoongi yang berada di kamarnya, tapi sekarang ia malah membawa laki-laki lain.
Ia bahkan tidak tahu maksud Jimin dengan menunjukkan jurang dengan laut dan hiu tadi.
Apa maksud tujuannya?
"Hiu-hiu tadi adalah Yeosang dan Jongho di kehidupanmu sekarang."
Yuna mengerutkan keningnya. Tidak mengerti.
"Aku adalah tebing yang kau injak tadi, tebing yang menjadi penyelamat terakhirmu."
Sekarang, Yuna mulai mengerti. Ia baru saja ingin membuka mulutnya untuk bertanya, tapi Jimin sudah kembali berbicara yang sukses membuatnya bungkam dan terdiam.
"Dan Yoongi adalah lautan luas berbahaya yang kau lihat tadi."
...
Esoknya, Yuna sedang bersama Aeri di sebuah kafe dekat gedung kampus mereka. Menunggu Yeosang dan Jongho yang sebelumnya membuat janji dengan mereka untuk keluar hangout bersama.
"Kau sedang memikirkan apa? Kenapa serius sekali?" Tanya Aeri dengan melambaikan tangannya di depan wajah sahabatnya itu.
Yuna terlihat menghela napasnya, ia sendiri juga sedang tidak mengerti dengan pikirannya sekarang saat ini. Tapi sepertinya tidak ada salahnya jika ia mencoba untuk bertanya pada Aeri.
"Aeri, bayangkan jika kau sedang berada di ujung jurang dengan laut dan hiu-hiu yang berada di bawahmu, dan kau—"
"Tentu saja aku akan menjauh dari jurang itu dan berlari menjauh, apa maksudmu bertanya pertanyaan aneh seperti itu?"
Yuna melotot. "Dengarkan dulu!" Serunya tajam. "Jika bisa memilih, kau akan memilih lautan luas itu atau hiu-hiu? Maksudku— siapa yang lebih baik untuk di hindari?"
"Tentu saja aku akan memilih untuk dimakan hiu-hiu itu." Aeri menjawab tanpa ragu. "Lautan luas itu lebih berbahaya dari yang kau duga, Yuna. Bayangkan saja kau mungkin bisa menemukan suatu hal yang lebih bahaya dari hiu-hiu itu saat kau terjun ke dalam lautan."
Yuna terdiam, lautan itu adalah Yoongi. Apa yang dimaksud Jimin adalah jawaban Aeri seperti ini? Jika Yoongi bisa saja lebih bahaya dari Yeosang dan Jongho? Tapi bukankah Yoongi juga penyelamatnya? Kenapa ia lebih berbahaya?
"Tapi lebih baik kau manjauhi dua pilihan itu, lagi pula masih ada daratan di atas jurang yang bisa menjadi penyelamatmu dengan berlari menjauh." Lanjut Aeri lalu meminum minumannya.
Ia benar, jurang itu adalah Jimin, penyelamatnya. Kenapa Aeri bisa berpikiran sama dengan apa yang dikatakan oleh Jimin?
"Hei! Di sini!" Aeri tiba-tiba saja melambaikan tangannya saat terdengar bunyi lonceng pintu kafe terbuka.
Yuna ikut menengokkan kepalanya dan betapa terkejutnya ia saat matanya menangkap sosok Yeosang dan Jongho dengan api yang berada di seluruh tubuh mereka dan wajah aneh yang sangat menyeramkan.
Dan Yuna tiba-tiba saja bisa merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya saat tatapannya bertemu dengan dua sosok menyeramkan itu.
...
"Yuna! Yuna! Kau baik-baik saja?"
Yuna bisa merasakan tepukan pelan yang berada di pipinya, saat ia membuka matanya, ia bisa melihat tiga orang sedang menatapnya dari atas. Mereka adalah Aeri, Yeosang, dan Jongho.
"Astaga, kupikir kau sudah mati." Aeri menangis dan tiba-tiba saja memeluknya.
Yuna tidak mengerti dengan posisinya sekarang. Dan ia juga baru menyadari jika ia sedang berada di rumah sakit.
"Kau tiba-tiba saja pingsan tadi." Jongho berbicara dengan intonasi suara yang cemas.
Mendengar hal itu sontak membuat Yuna ingat jika ia melihat dua sosok mengerikan yang sangat ia ingat sekarang. Tatapannya lalu menatap Yeosang dan Jongho dengan intens.
'Apa yang terjadi?'
'Apa aku baru saja melihat sosok asli dari mereka?'
"Aku— pingsan?" Tanyanya lagi dengan ragu.
Aeri melepaskan pelukannya dari Yuna dan menatapnya tajam dengan wajahnya yang dipenuhi air matanya. "Apa kau punya penyakit yang tidak kuketahui? Sejak kapan kau tiba-tiba menjadi mudah pingsan seperti tadi? Kenapa tidak bilang padaku sejak dulu?"
"A-aku tidak punya penyakit apapun." Balasnya tidak mengerti. Apa mungkin karena ajalnya sudah dekat? Tapi bukankah Jimin adalah pelindungnya? "Aku ingin pulang saja, aku sudah baik-baik saja." Ujarnya dengan menyibak selimut dan beranjak duduk untuk memakai sepatunya.
"Biar Jongho mengantarmu." Ujar Aeri, tapi Yuna langsung menggeleng kencang.
"Tidak usah! Aku bisa sendiri, sungguh." Jongho pasti tahu jika Yuna sedang menolaknya mentah-mentah. Gadis itu juga saling tatap dengan Jongho dan Jongho tahu jika tatapan yang diberikan Yuna padanya berbeda.
Tatapan Yuna— mengatan seolah gadis itu sangat takut padanya.
...
Yuna duduk di ranjangnya, ia menunduk lalu menghela napas berat. Terbayang sosok asli dari Yeosang dan Jongho tadi. Sangat mengerikan, sungguh.
Saat ini, ia membutuhkan Yoongi.
Ia sangat ingin bercerita tentang semuanya yang ia alami hari ini.
Namun, lagi-lagi Yoongi menghilang.
Tanpa kabar dan tanpa jejak.
Tapi, tanpa Yuna sadari, di ambang pintu kamarnya, terdapat sosok hitam bermata merah yang sedang memperhatikannya dengan pilu.
Itu adalah Yoongi. Yang sangat ingin memeluk gadis itu tapi tertahan karena ia tidak bisa merubah tubuhnya menjadi manusia lagi.
Sedikit lagi, mungkin— jika Jimin sudah benar-benar menyelesaikan misinya untuk menyelamatkan Yuna dari kematiannya, kekasihnya ini akan selamat sepenuhnya dan dirinya yang menjadi iblis pencabut nyawanya ini.
Dan Yoongi akan menghilang dari dunia ini.
tbc,
haiii! jangan lupa vote dan komennya yaa! jgn lupa juga baca ceritaku life after married yaa!
see you!
-deb
KAMU SEDANG MEMBACA
Demon
FantasyIm Yuna tidak tahu jika akhir dari kehidupannya akan berakhir satu tahun dari sejak masuknya ia pada dunia perkuliahannya. Tapi, siapa yang menyangka jika malaikat maut yang akan merenggut nyawanya sendiri sudah ada di sekitar kehidupannya dan menja...