(11) Demon or Angel?

1.1K 201 20
                                    

"Im Yuna! Akhirnya kau kembali!" Seru Aeri dengan sangat lantang saat Yuna baru saja masuk ke dalam kelas dengan terburu-buru. Karena teriakannya itu seluruh pasang mata yang berada di kelas jadi menatapnya yang baru saja masuk.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Yuna langsung memukul punggung Aeri gemas. "Kenapa harus berteriak seperti itu? Membuatku malu saja!" Balasnya pada Aeri lalu memandang sekitar kelas.

Aeri menunjukkan sederetan giginya tanpa rasa bersalah. "Aku rindu padamu, kemana saja kau beberapa hari ini sampai tidak kuliah?" Aeri mulai mendekatkan tubuhnya pada Yuna dan menatapnya dengan intens. "Ngomong-ngomong, kenapa lipstickmu berantakan hari ini?" Tangannya terulur untuk mengusap bagian bawah bibir Yuna yang terlihat sedikit lipstick disana. "Seperti baru pertama kali memakai saja."

Dengan cepat Yuna langsung memundurkan kepalanya. Ia mengambil kaca yang berada di totebag nya lalu menatap bibirnya yang ternyata memang berantakan. Lipstick berwarna merahnya sampai keluar jalur karena ciuman yang Yoongi berikan tadi.

"Selamat siang, kelas akan di mulai." Suara dari depan dan di susul pintu di tutup membuat Yuna memasukkan kembali kaca itu ke dalam tasnya.

Ia lalu menghadap ke depan dan matanya membelak saat mendapati Yoongi di sana dengan senyum tipis di bibirnya yang hampir terlihat berwarna merah juga karena lipstick nya.

...

Kelas terakhir berakhir, Yuna dan Aeri memasukkan buku-buku mereka ke dalam tas. "Yuna," panggil Aeri saat ia sudah selesai melakukan kegiatannya. Yuna berdehem sebagai jawaban. "kemarin Jimin Sunbae menanyakan kabarmu, dia bahkan ke rumahmu setiap pagi tapi rumahmu selalu tertutup. Kemana kau sebenarnya?"

Yuna memberhentikan kegiatannya sebentar, ia menengokkan kepalanya untuk menatap Aeri sesaat lalu kembali memasukkan buku ke dalam tasnya. "Jimin Sunbae ke rumahku setiap pagi?"

Aeri mengangguk.

Mereka mulai keluar dari kelas dan berjalan bersampingan. "Aku di rumah— tertidur." Lanjutnya lirih, sedikit terkejut karena Jimin ternyata ke rumahnya setiap pagi. Beruntung Yoongi bisa melakukan teleportasi, jika tidak— mungkin Jimin sudah tahu jika ia bersama Dosennya di dalam rumah.

Saat mereka sampai di luar gedung, Aeri dan Yuna langsung terhenti di depan pintu otomatis gedung saat mereka menyadari jika sore ini hujan deras mengguyur Seoul. Segerombolan mahasiswa lainnya juga ikut berhenti dan berkerumun di teras Seoul. Beberapa dari mereka nekat untuk berlari dengan menggunakan tas mereka sebagai pengganti payung.

"Aku sudah melihat ramalan cuaca hari ini, tapi tidak ada hujan yang akan mengguyur di Sore hari. Apa ramalam itu berbohong?" Racau Aeri dengan mendangakkan kepalanya. Raut wajahnya terlihat kesal.

Alhasil, mereka menunggu di teras gedung sampai hujan benar-benar mulai mereda dan mereka bisa berjalan meskipun masih sedikit gerimis.

Aeri membawa Yuna untuk menuju kafe terdekat dari gedung kampus mereka. Mereka memang berencana untuk hangout bersama setelah jam kelas berakhir. Kata Aeri— ia begitu merindukannya sampai rasanya sudah setahun tidak bertemu. Ia selalu hiperbola.

"Jimin Sunbae mengatakan ia ingin kemari." Ujar Aeri saat ia meletakkan dua gelas di meja mereka. Gadis itu lalu beranjak duduk di hadapan Yuna. "Ia juga merindukanmu katanya."

Mendengar itu membuat Yuna terkekeh pelan. Aneh sekali rasanya saat mendengar hal itu. "Aku juga merindukan kalian." Balasnya sambil dengan menyeruput kopi yang ia pesan tadi.

Aeri menyipitkan matanya. "Aku merasa kau aneh sekali, Yuna." Aeri mulai berbicara. "Dulu kau selalu bersemangat saat aku membicarakan Jimin Sunbae, tapi— kenapa sekarang kau terlihat biasa saja? Apa kau sudah tidak menyukai Jimin Sunbae?"

Demon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang