"Taehyung! Aku berhasil!" Yuna berlari ke arah Taehyung yang berada di dapur kantor dan memeluknya dari arah belakang secara tiba-tiba. Taehyung yang sedang memegang kopi di tangannya hampir saja menumpahkannya karena pergerakan Yuna tadi. "Presentasiku lancar! Semua orang di aula bertepuk tangan tadi!"
Gadis itu beranjak ke depan Taehyung dan berlonjak-lonjak senang.
Taehyung jadi tidak tega memarahinya karena membuatnya terkejut tadi. "Sungguh?" Tanyanya dengan kembali meletakkan kopi yang baru saja ia buat untuk menatap Yuna lekat.
Yuna menganggukkan kepalanya semangat. "Mereka bahkan memberiku kartu nama untuk bekerja sama!" Serunya girang dengan menunjukkan beberapa kartu nama di tangannya.
Taehyung ikut tersenyum lalu memajukan kepalanya. "Kalau begitu cium aku jika kau senang." Ujarnya bercanda, tapi laki-laki itu dibuat terkejut saat Yuna tiba-tiba saja mengecup pipinya dua kali dan berjinjit untuk memeluk lehernya.
Melingkarkan lengannya di situ.
"Jika bukan karena tidur bersamamu, aku tidak akan bisa!"
"YA!" Sontak Taehyung langsung melepaskan pelukan Yuna dan melotot. "Kenapa membahas hal itu lagi di sini?! Bagaimana jika yang lain mendengar?!" Protesnya dengan mengitarkan matanya ke sekitar dapur.
Yuna cemberut. "Katamu tidak boleh membahasnya di mobil, dan sekarang juga tidak boleh membahasnya di sini. Jadi di mana aku bisa membahasnya dengan bebas?" Rengeknya tidak terima.
"Maksudku—" Taehyung benar-benar gemas dengan Yuna sekarang. "Jangan memasang wajah seperti itu! Aku bisa saja menciummu lagi seperti semalam!" Karena kata-kata Taehyung barusan, satu pukulan mendarat di perutnya sampai Taehyung membungkukkan tubuhnya. "Akh! Kenapa kau menonjokku?!" Eluhnya kesakitan.
"Kenapa kau selalu saja membahas ciuman?! Jangan membahas itu lagi!" Serunya dengan pipi yang memerah lalu berjalan keluar dapur.
Jika Taehyung lemah dengan kata 'tidur bersama', Yuna juga lemah dengan kata 'ciuman'.
"Yuna!" Hyera memanggilnya yang baru saja keluar dari dapur kantor. Senyumnya merekah dan langsung berlari memeluk juniornya itu. "Kau hebat sekali tadi! Aku benar-benar kagum dan terperangah!"
"Terimakasih, Sunbae." Yuna ikut tersenyum merekah saat Hyera melepaskan pelukannya.
"Kudengar kau ditawarkan banyak perusahaan, jadi— kau akan meninggalkan kantor ini?"
Yuna menggaruk belakang lehernya, merasa malu. "Belum ku pikirkan, Sunbae."
Hyera mengangguk mengerti. "Lalu, bagaimana dengan Tae—"
"Yuna, aku ingin bicara." Yoongi yang entah dari mana tiba-tiba saja datang dan berdiri di belakang Hyera. Hyera terkejut karena hal itu, terlebih lagi saat Yuna menganggukkan kepalanya pada Yoongi.
Tidak menyangka jika mereka sudah dekat.
"Aku akan menceritakannya nanti, ya, Sunbae." Bisiknya pada Hyera yang kebingungan lalu berjalan mengikuti Yoongi.
...
"Bekerja sama lah dengan proyek yang kukerjakan saat ini." Yoongi menyodorkan satu dokumen berisi beberapa berkas di Yuna yang duduk di hadapannya.
Senyum gadis itu mengembang, matanya berbinar saat menyentuh dokumen itu. Proyek pertamanya sejak bekerja. Apa ia akan menjadi anggota termuda nanti?
"Karena ini kerja sama antar beberapa perusahaan, kau tidak perlu pindah." Yoongi berdehem sebentar. "Tapi jika kau ingin pindah ke perusahaanku— aku tidak keberatan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Demon
FantasyIm Yuna tidak tahu jika akhir dari kehidupannya akan berakhir satu tahun dari sejak masuknya ia pada dunia perkuliahannya. Tapi, siapa yang menyangka jika malaikat maut yang akan merenggut nyawanya sendiri sudah ada di sekitar kehidupannya dan menja...