(27) Some Kiss

870 151 9
                                    

Selama seminggu penuh, Yuna mengeluarkan seluruh usahanya untuk menyiapkan presentasi yang Yoongi suruh padanya. Setelah Taehyung menginap di rumahnya malam itu, Yuna benar-benar merasa jauh lebih tenang dan memulai kesibukannya untuk mempelajari seluruh bahan presentasinya.

Padahal, belum genap satu tahun ia bekerja di perusahaan ini, tapi ia sudah membuat masalah pada klien bernama Min Yoongi. Benar-benar kesialannya di bulan ini.

Taehyung berkontribusi banyak tentang ketenangan hatinya.

Mungkin, jika tidak ada Taehyung di sisinya, gadis itu sudah menyerah duluan tanpa mencoba terlebih dahulu.

Besok adalah rapatnya, dilaksanakan di aula utama gedung kantor. Yuna sangat syok saat mengetahui hal itu, karena biasanya mereka hanya rapat di ruang rapat yang tidak terlalu formal. Tapi sepertinya Min Yoongi itu benar-benar ingin menguji mentalnya

Yuna benar-benar akan menunjukkan kemampuannya dalam rapat kali ini.

Ia ingin melihat wajah Min Yoongi saat ia mampu memimpin rapat ini dengan lancar.

Ia sudah bertekad sangat kuat di hatinya.

Dan malam ini gadis itu sangat membutuhkan Taehyung lagi— di sisinya. Untuk mengelus rambutnya, mendekap tubuhnya, dan mengatakan jika dirinya akan baik-baik saja besok.

"Tidurlah denganku lagi."

Taehyung hampir saja terkena serangan jantung saat mendengar ucapan Yuna mengatakan hal itu. Kenapa akhir-akhir ini Yuna mudah sekali berbicara hal semacam itu? Membuat jantungnya berdebar saja. "Jangan mengatakan hal semacam itu saat aku sedang menyetir!" Serunya kencang, menatap Yuna sebentar lalu kembali menatap jalanan kota Seoul di hadapannya.

Yuna tidak mengerti karena Taehyung tiba-tiba menjadi sangat sensitif. "Kenapa reaksimu berlebihan? Kita juga tidur bersama seminggu lalu."

"YA!" Laki-laki itu kembali berteriak. "Kubilang jangan mengatakan hal itu!"

"Kenapa?!" Yuna ikut berteriak. "Kita kan juga tidak melakukan apapun."

Taehyung benar-benar sudah tidak mengerti lagi kenapa Yuna bisa mudah sekali membahas topik seperti itu. Apa hanya dirinya di sini yang merasa panas karena topik itu?

"Kalau kau tidak mau di rumahku, kita bisa tidur bersama di apartemenmu saja."

"YA!" Taehyung melotot, lalu meminggirkan mobilnya secara mendadak ke bahu jalan. Hal itu membuat Yuna ikut membelakkan matanya dan memukul lengan Taehyung kencang. Laki-laki itu mengambil napasnya sejenak lalu menatap Yuna dalam. "Kubilang jangan membicarakan hal itu!"

"Kenapa?!" Seru Yuna kencang. "Kita hanya tidur bersama dan tidak melakukan—"

"Kau saja tidak berani menciumku, bagaimana bisa kita terus tidur bersama di ranjang yang sama?!"

Yuna hampir saja tersedak ludahnya sendiri saat Taehyung mengatakan hal itu di hadapannya. Gadis itu bahkan sampai menelan ludahnya dan tanpa sadar langsung menurunkan tatapannya pada bibir Taehyung.

Lalu— sedetik kemudian, ia langsung membuang wajahnya untuk menatap keluar jendela. Menyembunyikan pipinya yang bersemu merah.

Kim Taehyung sialan.

Kenapa dia harus membahas hal itu?

Ciuman dan tidur bersama adalah hal berbeda.

Taehyung menahan senyumnya saat menyadari Yuna yang salah tingkah. Tangannya terulur untuk menarik tengkuk Yuna agar kembali menghadapnya.

Yuna membelak.

Jantung keduanya berdebar bukan main.

"Cium aku jika kau ingin tidur bersamaku lagi." Ujar Taehyung dengan entengnya. Membuat tatapan Yuna kembali menurun pada bibir laki-laki itu. Tangan Taehyung yang masih menahan tengkuknya membuat jarak wajah mereka benar-benar menipis.

Demon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang