(17) Last Day

845 163 8
                                    

Yuna menggerakkan tubuhnya tidak nyaman, seperti ada yang menahan pinggangnya dari arah belakang, dan saat ia membalikkan tubuhnya untuk mengganti posisi, ia membuka matanya dan hanya mendapatkan hitam di hadapannya.

Hal itu malah mengingatkannya pada sosok yang terakhir kali ia lihat, hal itu sontak membuatnya terbelak dan sadar sepenuhnya.

Yuna beranjak duduk dan siap untuk berlari, tapi tertahan karena yang ia lihat sekarang adalah sosok kekasihnya sendiri yang sedang tertidur dengan pulas di interior kamar milik Yoongi di rumahnya.

Min Yoongi.

Laki-laki yang sudah tidak Yuna lihat selama dua bulan lamanya.

Seketika gadis itu bisa merasakan matanya yang memanas, perasaan rindu semakin menceruak keluar dari tubuhnya. Hal itu langsung membuatnya membaurkan pelukannya untuk mendekap Yoongi yang masih menutup mata.

Yuna menangis, dengan sangat kencang sampai Yoongi membuka matanya dan terkejut karena pergerakan Yuna yang sangat agresif.

"Kau merindukanku, ya?" Yoongi balas mendekap Yuna dan membiarkan gadisnya ini terbenam di dadanya. Laki-laki itu tahu jika Yuna memang sudah terbangun, dan hitam yang dilihatnya tadi bukanlah sosok asli dirinya, tetapi kaos hitam yang memang sedang Yoongi pakai.

Yoongi sendiri juga tidak tahu kenapa dirinya bisa kembali menjadi wujud manusia. Pasalnya, selama dua bulan lamanya ia berubah wujud menjadi sosok asli dirinya yang hanya berupa asap hitam dengan mata merah menyala, yang ia lakukan hanyalah memantau dan terus mengikuti kemana perginya gadisnya ini.

Namun, tiba-tiba saja, setelah Yuna melihat sosok aslinya di kamar mandi tadi, ia langsung berubah kembali.

Apa karena Yuna begitu merindukannya sampai hatinya sendiri yang menciptakan wujud manusianya ini?

Ah, rasanya begitu lega karena dirinya belum menghilang dari dunia ini.

"Ssaem— a-aku begitu—" Yuna tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena ia malah semakin menangis, napasnya bahkan sampai tersendat-sendat karena saking tidak kuatnya ia merindukan sosok Yoongi.

"Aku tahu, aku juga merindukanmu." Yoongi berusaha untuk menahan tawanya karena Yuna yang sangat menggemaskan menurutnya. Namun, ia juga begitu terharu karena Yuna juga mempunyai perasaan yang begitu dalam padanya.

Apakah ini takdir seperti masa lalu Yoongi? Dan apakah takdirnya kali ini juga akan tragis dan berakhir menyedihkan?

Tidak— Yoongi sangat tidak menginginkan hal itu.

Ia ingin hidup selamanya bersama Im Yuna, meskipun terdengar sangat mustahil.

...

Aeri menyikut Jimin yang berada di sisinya. "Sunbae, tumben sekali kau tidak bertanya tentang Yuna." Ujarnya yang merasa aneh karena Jimin sejak tadi tidak menanyakan keberadaan Yuna padanya. Padahal, sahabatnya itu tidak datang ke pesta penutupan semester.

Jimin menengokkan kepalanya untuk menatap Aeri, tangannya yang ingin meminum soju tertahan. "Bukankah dia sedang tidak di rumahnya?" Balasnya terdengar seperti sudah tahu.

Alis Aeri mengerut. "Yuna di rumahnya, dia bilang ingin tidur." Ia mengoreksi ucapan Jimin.

Jimin yang sadar akan sesuatu terdiam sebentar. "Ah begitu...," laki-laki itu menganggukkan kepalanya untuk membenarkan ucapan Aeri meskipun ia tahu keberadaan Yuna yang sebenarnya sekarang. "Biarkan saja dia tidur, hari ini adalah hari terakhir Yuna bersama laki-laki itu."

Aeri semakin tidak mengerti. "Laki-laki itu?"

Jimin tersenyum pada Aeri lalu meminum sojunya.

Menyiratkan banyak arti dari sebuah senyumannya itu.

...

"Apa kau akan terus memelukku seperti ini?" Yoongi membalik telur yang berada di atas wajan kompor, sementara Yuna sudah memeluknya sejak satu jam yang lalu. "Makanannya akan segera selesai, duduklah di meja makan."

Yuna menggelengkan kepalanya yang berada di dada Yoongi, tangannya malah semakin mengerat pada pinggang laki-laki itu seolah ia benar-benar tidak ingin berpisah walau hanya satu sentimeter saja.

Yoongi akhirnya hanya membiarkannya saja dan terus memasak dengan posisi Yuna yang berada di hadapannya ini masih terus memeluknya dengan erat.

Lagi pula Yoongi juga tidak keberatan dengan hal itu, jadi ia membiarkannya saja.

Bahkan, sampai Yoongi selesai memasak nasi goreng dan telur yang sudah siap saja, Yuna masih benar-benar memeluknya dengan sangat erat. Mengikuti gerak langkahnya yang kesana kemari untuk mengambil beberapa peralatan makan.

Sampai rasanya Yoongi sudah mulai sesak dan mencengkram pinggang gadis itu untuk mengangkatnya pada meja makan.

Yuna yang mendapatkan gerakan spontan itu langsung terbelak dan mencengkram erat lengan Yoongi karena terkejut bukan main.

Tatapan mereka bertemu dan Yoongi menarik garis bibirnya untuk menunjukkan senyum manisnya yang seperti gula aren. "Pelukannya di lanjut nanti, ya. Sekarang kau harus makan." Ia berbicara dengan sangat lirih dan hati-hati agar tidak menyinggung gadis yang berada di hadapannya ini.

Yuna cemberut, "Aku tidak lapar," dia berkata dengan lucunya. "ingin memeluk Ssaem saja."

Ah, Min Yoongi benar-benar tidak bisa menahan kegemasannya pada Yuna. Bagaimana bisa seseorang begitu menggemaskan seperti ini?

"Makan dulu, sejak tadi kau belum makan." Akhirnya Yoongi menuntut, dan hal itu tidak bisa dihindari oleh Yuna yang hanya bisa mengangguk. "Gadis pintar." Ujarnya dengan mengecup singkat bibir Yuna lalu kembali menuju kompor yang belum sempat Yoongi matikan.

Yuna turun dari meja lalu memutar untuk duduk di bagian depan meja makan dengan sedikit berlari kecil. Yoongi yang tidak sengaja menatap hal itu hampir saja tertawa karena Yuna yang terlihat seperti anak kecil.

Terlebih lagi gadis itu hanya memakai sweater besar milik Yoongi yang sampai setengah pahanya. Membuatnya terlihat sangat mungil.

"Apa Ssaem menghilang untuk berolahraga? Kenapa tubuhmu menjadi sangat bidang dan berotot?" Yuna bertanya saat Yoongi berjalan ke meja makan dengan satu piring yang sudah berisi nasi goreng beserta telur di atasnya.

Yoongi meletakkan piring itu di hadapan Yuna dan duduk di depannya. "Aku terlihat berotot?" Yoongi balas bertanya.

Yuna mengangguk lalu melahap nasi goreng itu. "Ya, kupikir bahkan tubuh Ssaem semakin besar dan bidang, karena itu aku sangat nyaman memelukmu sejak tadi."

Tawa nyaring Yoongi terdengar, hanya Yuna yang mampu membuatnya tertawa seperti ini.

"Kau sangat lahap, tapi tadi mengatakan jika tidak lapar." Yoongi menjulurkan tangannya untuk mengambil sisa nasi yang menempel di ujung bibir Yuna lalu memakannya. "Makanlah pelan-pelan, kau akan tersedak nanti."

Dan benar saja, sesaat setelah Yoongi mengatakan itu, Yuna langsung tersedak dengan terbatuk cukup keras. Hal itu membuat Yoongi langsung menyodorkan gelas berisi air putih yang langsung diteguk habis oleh gadis itu.

Yoongi menghela napas panjang lalu memutar meja untuk duduk di sebelah Yuna. Tangannya menepuk-nepuk punggung gadis itu yang masih terbatuk kecil. "Kau benar-benar susah menuruti—"

Sebelum Yoongi selesai dengan ucapannya, Yuna sudah menjatuhkan kepalanya di meja dengan mata tertutup— tidak sadarkan diri.

tbc,

yuna knp ni👁👄👁

Demon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang