D-1🕯️

9.5K 260 50
                                    

Hai kapten makasihhh ya yang udah nunggu cerita absurd ini😊
And happy reading all❤️❤️

Pagi telah datang mengganti malam yang selesai dengan tugasnya di bumi namun pagi ini berbeda matahari nampak enggan menampakkan sinarnya, suara burung pun hilang hanya ada awan gelap yang menggantung.

Kelopak manik hitamnya tergerak menandakan ingin terbuka tangannya menelusuri di samping ranjang yang ia tiduri namun kosong membuat matanya refleks terbuka, matanya menelisik di setiap sudut bahkan ia memeriksanya hingga kamar mandi dan wardobe namun nihil.

Gibrail menghela nafas mungkin daisynya pergi ke kamarnya, gibrail memutuskan pergi ke kamar Daisy memastikan bahwa tebakannya benar namun ada sedikit rasa aneh di hatinya.

CKLEK...! Pintu terbuka menampilkan kamar yang rapi dan wangi, wangi bunga Daisy dan lavender menyeruak ke Indra penciuman gibrail membuatnya tenang, "amour....! Amour.....! Daisy....!", Tidak ada sahutan gibrail membuka pintu kamar mandi yang tidak ada siapa-siapa.

Kamar Daisy sepi tidak ada penghuninya, "mungkin Daisy ada di bawah bersama citra", gibrail ingin keluar namun matanya menangkap benda berkilau di atas nakas, Yap benda itu adalah kalung yang gibrail berikan pada Daisy yang sudah di pasang camera kecil di bandul berliannya.

"Aku akan menaruhnya di lemari saja dan menyuruh Daisy memakainya lagi", gumam gibrail, gibrail membuka lemari panjang yang menjadi tempat pakaian Daisy, saat di buka tidak ada pakaian Daisy satupun rahang gibrail mengeras menutup pintu lemari dengan cara dibanting dan pergi ke arah dapur mungkin daisynya di sana.

"Daisy...! Daisy....! Daisy...!", Teriak gibrail ke seluruh ruangan, saat tiba di dapur hanya ada citra dan Tika yang tengah memasak.

"Pagi tuan", sapa Tika yang melihat gibrail dengan wajah marahnya.

"Di mana Daisy!?", Citra masih sibuk dengan masakannya ia tak ingin ikut campur dengan masalah ini jadi lebih baik citra tak menatap manik hitam itu.

Gibrail menatap manik Tika yang ketakutan dan kebingungan mungkin Tika tidak tau, hanya citra teman dekat Daisy di mansionya, "maaf tuan saya tidak tau, saya mengira non Daisy masih di kamarnya tadi tuan", tutur Tika hati-hati, "citra!!, Aku sedang bertanya di mana Daisy!".

Stevani dan Jackson yang mendengar teriakan gibrail di pagi hari sungguh membuatnya bingung, ini hukuman untuk anak arogan dan hanya bisa menghela nafas panjang ini akan menjadi bukti bahwa gibrail mencintai Daisy atau tidak, "Jack ku rasa putra kita memang mencintainya", usul Stevani Jackson menggeleng ia belum puas gibrail harus mencari Daisy sendiri tanpa bantuan tangan kanannya.

"Tidak chagi kita akan menunggu sampai gibrail menemukan Daisy tanpa bantuan siapapun, chagi tunggu sebentar", Jackson bangun dari ranjangnya pergi ke arah nakas dan mengambil handphone nya kemudian pergi ke arah balkon, Stevani hanya memperhatikan suaminya yang tampan tengah menelepon seseorang dari arah sebrang.

"Baiklah terimakasih", Tut.... Sambungan telepon terputus, Jackson kembali ke Stevani yang sudah mengganti pakaian tidurnya menjadi pakaian biasa, "siapa yang kau telepon Jack!?", Jackson mengelus Surai Stevani dan tersenyum, "hanya menjalankan misi untuk gibrail dan Daisy kita".

Jackson tertawa kecil, "ayo Jack sebaiknya kita turun putra kita tegah mengamuk!", Jackson mengangguk dan turun bersama Stevani memasang wajah tidak taunya.

🔞 MY PERVERT CEO 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang