21. Terima Kasih

783 79 6
                                    

𝘼𝙧𝙠𝙖𝙣, 𝙩𝙚𝙧𝙞𝙢𝙖 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙖𝙝 𝙖𝙙𝙖

—dɑri yɑng pernɑh bertɑtɑp mukɑ—

Arkan pernah berada dalam posisi tidak pernah menunggu hari istimewa apapun di dunia—sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arkan pernah berada dalam posisi tidak pernah menunggu hari istimewa apapun di dunia—sebelumnya. Bahkan, untuk hari di mana ia lahir pun enggan dinanti. Sampai, waktu itu tepat pada tanggal 14 Februari—beberapa bulan lamanya mengenal Rumah Singgah—dia datang bukan dengan tujuan ‘merayakan’ yang katanya hari kasih sayang. Namun, hadir sebab ‘malas’ pulang menuju rumah.

14 Februari, yang kala itu tak pernah disangka akan tercipta sebuah tanggal dikemudian hari di mana begitu dirinya nanti.

Rumah Singgah, di tempat yang orang-orang lihat ‘tidak lengkap’ dia malah temukan hangat dengan porsi yang begitu sempurna. Datangnya disambut dengan senyuman, tangan-tangan kecil kemudian menyodorkan coklat-coklat—memang tak mahal, tetapi sungguh, rasanya begitu cukup untuk Arkan. Setelah bertahun lamanya, akhirnya dia kembali mengambil coklat dengan hati yang tenang dan senang.

Waktu itu, seorang anak perempuan memanggil namanya dari pintu dapur, menyapa dengan senyuman lebar dan lambaian tangan. Memberikan pernyataan bahwa Bunda Elina sedang memasak dengan porsi besar di dapur.

“Bunda udah mikir kamu gak bakalan dateng loh, Ar. Bunda juga udah siap pusing buat nenangin kalo Adek-adekmu nangis. Soalnya, mereka katanya pengen banget tahun ini jadi tahun perdana ngerayain valentine sama kamu.”

“Mereka juga paksa biar Bunda nelfon kamu, tapi Bunda gak enak yang mau nelfon. Soalnya takut kamu mau ngerayain valentine seharian sama keluarga. Alhamdulillahnya, kamu sekarang ada di sini.”

Saat mendengar kalimat kedua, Arkan waktu itu hanya mampu tersenyum tipis. Sebelum senyum paksa tersebut berubah jadi tulus, tepat saat dirinya duduk di tengah-tengah mereka—makan malam bersama, dilanjut bincangan hangat, bernyanyi bersama, hingga tawa yang masuk dalam gendang telinga.

Arkan seakan ada dalam ‘kelurga’ yang hangatnya, sebelumnya berupa kenangan masa lampau.

Sebab, bagi Rumah Singgah, valentine bukan hanya sekadar hari yang saling mengucapkan kasih untuk formalitas. Namun, valentine adalah hari yang benar-benar dikhususukan untuk membagi kasih. Mereka, selalu manfaatkan kesempatan dengan sebaiknya untuk terus ciptakan rumah yang makin nyaman.

“Ayo, sebelum kalian harus tidur. Ada yang mau disampein ke Kak Arkannya, gak?”

“Aku!/Aku-aku!/Aku, Bunda!”

“Sena, Bunda!”

Waktu itu, seluruh tangan terangkat untuk sampaian kalimat-kalimat yang saat didengar, ternyata sungguh berharga.

RETISALYA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang