[ASTRID]
Astrid menarik scarf Louis Vuittonya, mencoba untuk menghangatkan diri dari angin pantai yang berhembus kencang malam ini. Malam ini jadi malam terakhir mereka di Private Island ini, besok mereka sudah harus kembali ke Denpasar untuk flight ke Jakarta. Makanya malam ini Kirana, Citra, dan Chandrika — selaku seksi sibuk dari Bachelorette party Astrid – sengaja mengundang Dipha Barus untuk meramaikan partynya.
Lebih gilanya, Kirana bahkan mengundang beberapa male stripper — yang sayangnya gak digubris sama sekali sama Astrid, cuma jadi bahan ledek-ledekan dan akhirnya yang salah tingkah malah Juwita dan Keira melihat para lelaki itu.
Malam ini harusnya menjadi moment Astrid bisa gone crazy, gone wild, puas-puasin diri party gila-gilaan sebelum akhirnya menjadi istri dari Narendra Jayangara, but instead of going mad, crazy, and that wild party animal...Astrid suddenly becomes emotional. Thats why sekarang bukannya sedang berdansa menikmati musik suguhan Dipha Barus, ia malah kabur dan berjalan menyusuri pantai ; tiba-tiba teringat perkenalan pertamanya dengan Narendra, Kirana, dan Sadira. Bagaimana mereka bisa menjadi dekat, dan tidak terpisahkan meskipun segala drama melanda pertemanan mereka.
Astrid memang bukan tipikal orang yang senang bercerita, apalagi membagikan kesedihannya — ke teman dekatnya sekalipun. Sewaktu berita Narendra dan Amanda tersebar, dunia Astrid hancur lebur ; sakit hati, kecewa, dan merasa dikhianati, marah, sedih, tetapi tidak mau pisah adalah hal-hal yang Astrid rasakan. Biarpun begitu, Astrid berusaha mati-matian untuk menahan emosinya, meyakinkan dan menunjukkan kalau dia baik-baik saja. Sampai akhirnya, Kirana datang ke apartment dan barulah disitu Astrid menangis sejadi-jadinya.
Sadira — yang pada saat itu tidak langsung menghubungi Astrid atau Narendra, tetapi langsung mencari cara untuk menghubungi HiSnobiety, menawarkan puluhan — bahkan sampai ratusan agar berita soal Narendra di takedown walaupun hasilnya nihil. Sadira memang tidak banyak berbicara, tapi dia selalu ada. As you all already know, his suite is always open for the broken-hearted people, both A & N had their own schedule that time.
Cipta, biarpun saat itu masih sibuk dengan urusan di Belanda juga banyak memiliki peran dalam hubungan Astrid dan Narendra. Cipta selalu menanyakan kabar Narendra, saling curhat-curhatan, dan biarpun terdengar seperti tidak setia kawan tapi terkadang beberapa point penting dari curhatan Narendra, akan ia sampaikan ke sepupunya. Cipta tahu betul Astrid berusaha untuk stay cool dan sok tidak peduli soal Narendra, padahal dalam hatinya ia penasaran mampus bagaimana kabar mantannya pada waktu itu.
Biarpun caranya berbeda-beda, intinya mereka bertiga selalu meyakinkan Astrid dan Narendra kalau mereka masih saling sayang, saling membutuhkan, because no one gets A like N does, and vice versa.
"Capek-capek gue undang Dipha Barus, lonya malah disini." Astrid tersentak begitu mendengar suara Kirana — yang sekarang sudah berdiri disebelahnya sambil memegang segelas champange, "What are you doing, A?"
"Nothing, just counting my blessings..."
"Someones emotional." Ledek Kirana, "Gimana? Dalam seminggu lo bakalan menjadi Nyonya Jayanegara loh, udah siap belom?"
"Deg-degan sih, tapi gue siap kok. This is something that i wanted for a long time."
"This is something that you both wanted, Strid. Gue bener-bener bahagia banget lihat relationship lo sama Narendra bisa improve, dan akhirnya kalian menikah."
"Gue barusan banget kepikiran soal itu, Ki. Mungkin kalo gak ada lo, Sadira, atau Cipta...hubungan gue dan Narendra gak akan bisa sampai disini. Mungkin sekarang kita udah punya jalan masing-masing, udah menikah—"
![](https://img.wattpad.com/cover/217912142-288-k291339.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Snobiety!
Literatura FemininaWelcome to the one and only source of Jakarta's Elite. If u find anything interesting about them - please let us know : updates@hisnobiety.com