3. Soft Spot

2.2K 275 50
                                    

[NARENDRA]

Selamat malam dan selamat datang di kediaman keluarga Ariyo Jayanegara – dimana semenjak tiga minggu lalu suasana disini benar-benar diam. Udah pasti bisa nebak dong kenapa? Apalagi kalau bukan karena kandasnya hubungan putra sulung mereka dengan Astrid Moestar.

Why do parents make such a big deal about this? Karena tidak mudah untuk meluluhkan hati seorang Moestar, kalaupun kamu bisa pacaran sama mereka — belum tentu kamu bisa menikahi mereka, once grandma says no, then it's a no — we hope Mystery Girl takes notes.

Hebatnya, seorang Narendra Jayanegara tidak hanya bisa membuat Astrid jatuh cinta, tapi Oma juga bilang iya sejak pertemuan pertama. Kadang Narendra sampai gak enak sendiri sama pacar-pacar keluarga Moestar yang lain, ada beberapa yang sering banget dijutekin atau dianggap gak ada sama Oma, tapi kalau Narendra...mungkin dia bisa mengalahkan title Cipta sebagai cucu kesayangan kali.

Tapi mungkin amal Cipta masih lebih baik, buktinya Narendra gagal merebut predikat itu kan gengs?

"Tadi ayah kebetulan ketemu Alrino waktu golf." Cerita Ariyo, sewaktu mereka sekeluarga sedang menikmati makan malamnya. "Cipta beberapa hari baru balik ya?"

Narendra menjawab dengan anggukan. Jujur saja dia takut untuk membuka mulutnya, apalagi ayahnya baru aja dia bilang dia abis ketemu Alrino Moestar ; Papanya Astrid, saudara-saudara.

"Sabtu ini mau ada acara di rumah Oma Meity." Lanjut ayahnya, "Kita diundang — tapi ayah sudah putuskan kita tidak akan datang."

"Ayah, gak enak kalau nolak undangan. Apalagi ini kan yang undang Rino sendiri. Dateng aja, yah. Sebentar." Sahut Mayang — ibunda Narendra, berusaha untuk menenangkan suaminya yang sudah menatap tajam anak pertamanya yang sekarang sudah menunduk.

"Iya yah, sebentar aja. Malah aneh kalau kita gak datang." Timpal Chandrika — anak kedua dari Ariyo dan Mayang.

"Kadang yang jahat itu media atau omongan orang, Yah. Mau kita gak dateng karena alasannya udah beli tiket ke Europe pun, tetep aja mereka bakal ngiranya yang aneh-aneh. Jadi saranku, kita datang aja sebentar." Kali ini giliran si bungsu Wardana yang menanggapi, emang kompak banget the Jayanegara siblings — mencoba melindungi sang kakak dari amarah ayahnya.

"Coba menurut kakak kalian gimana?"

Tapi kayanya percuma, karena tetap saja, kalau udah tentang keluarga Moestar — pasti si Sulung kena. Narendra sendiri sudah tahu sebenarnya arah pembicaraan ini akan kemana, dan kemungkinan besar Narendra juga tahu ini akan berakhir seperti apa. "Kakakmu yang tahu apa pantas kita untuk datang ke acara keluarga Moestar."

"Ayah..." Mayang, yang memang sudah tidak tega melihat Narendra yang semakin hari semakin kurus itu mencoba menengahi, "Sudah yah, jangan dibahas lagi."

"Ayah gak pernah mau ikut campur dengan hubungan kalian, semua itu terserah. Ayah selalu memberikan kebebasan ke kalian untuk menjalin hubungan dengan siapapun. Beberapa kali ayah selalu bilang, selalu jaga hubungan baik kalian dengan pasangan kalian masing-masing." Lanjut Ariyo, "Ayah dan Ibu itu sudah berteman lama dengan orang tua pasangan-pasangan kalian. Ayah ikut bahagia kalau kalian mampu membuat pasangan kalian bahagia, dan ayah ikut malu kalau kalian melakukan suatu kesalahan — apalagi sampai semua orang tahu. Di nama kalian ada nama keluarga, nama Jayanegara. Kesalahan kalian itu bukan kesalahan kalian saja, itu kesalahan Ayah dan Ibu juga, kamu paham itu kan, Narendra!?"

"Ayah, udah yah. Kita paham. Kak Rendra juga udah sadar kok apa yang dia lakuin salah." Chandrika yang memang menjadi tempat curhat kakaknya itu langsung berusaha untuk membela.

"Kita makan dulu yuk, yah. Masalah nanti kita mau datang ke keluarga Moestar, kita bicarain lagi aja nanti." Wise Wardana is wise. Narendra harusnya bersyukur dia punya adik-adik sebaik ini, but then again...Narendra memang selalu telat untuk sadar kan?

Hi Snobiety!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang