7. Way In & Way Out

2.2K 275 49
                                        

[ASTRID]

"You went a bit overboard, S."

Astrid, Narendra, dan Sadira sekarang sedang berkumpul di teras rumah Oma Meity. Tentunya Sadira dengan segelas malibu di tangannya — sedangkan Astrid dan Narendra memilih untuk take it slow dengan cold pressed juice.

"It was worth it. Udah lama gak ada mainan baru." Jawab Sadira santai, sambil membuka satu kancing kemejanya, "Lagian gue sebenernya juga gak perlu ngomong apa-apa ke Oma. Once she found out that Mystery Girl doesnt know Andari or Tiffany, she's become an instant nobody."

"Lo tuh kadang terlalu cepet ngejudge, Dir. Buktinya kaya Aditya tadi — turns out he's one of your dad bestfriend's son, right? Maybe Adya is one of them too."

"Well one thing that you should know, A. Temen bokap gue gak bakalan ada yang punya stand bazaar di KBRI — kalopun ada, bukan keponakannya yang disuruh jagain."

Sadira ini terkadang emang songong dan sombongnya kebangetan — untung yang denger cuma Astrid dan Narendra, kalau ada Cipta? Udah baku hantam kali nih.

"She is Cipta's girl, and Cipta is one of our bestfriend. Kita harus menghargai pasangan teman kita juga dong, Dir. Jangan terlalu jahat lah."

"Ehem— kalau pasangan sendiri dihargai juga gak?" Sindir Astrid, membuat Sadira tersenyum dan Narendra langsung terdiam ditempat — uh oh, kena juga deh Prince Charming kita. Jadi penasaran jawabannya apa.

"I'll leave you alone to answer Astrid's question." Kata Sadira sambil tersenyum, "Good luck, N. May the force be with you. Also, A..."

"Yes?"

"You know you still love him, giving him another shot will be worth it. Keep me updated, let me know if you need anything, i'll probably hang with Kirana and her new boyfie."

Lihat kan perbedaan Sadira kalau sudah nyaman dan sayang sama teman-temannya? Kira-kira bisa gak ya Sadira sebaik ini sama Mystery Girl? Biar gak ada kerah yang lecek atau pipi yang biru — bukan karena blush on loh, gengs.

"It's funny how he can be an ass, and the next minute he become the world bestfriend." Komentar Astrid begitu Sadira sudah masuk kembali ke rumah, "Anyway, I was just kidding about what i said before. Dont take it seriously."

"But what if i do? Banyak banget yang perlu kita bahas, Astrid." Ucap Narendra lembut — aduh duh duh, kalau lihat dari wajah Astrid sekarang sih — dia udah mulai goyah denger suara Narendra yang selembut sutra itu, kangen yaaa sis?

"But we're already in good terms now, we're talking again, friends again. Kamu mau omongin tentang apa lagi?"

Narendra bangkit dari tempat duduknya, melepaskan satu kancing kemejanya, dan menggulungnya sampai siku — menghela nafas panjang sebelum akhirnya berlutut didepan Astrid.

"What are you doing?"

"I wish i was proposing — but we are not in a relationship like before." Jawaban Narendra ini membuat Astrid menyunggingkan senyuman kecil, "Aku mau minta maaf, biarpun aku tahu akan sangat sulit untuk kamu memaafkan aku. Untuk menerima aku lagi seperti dulu, untuk percaya lagi sama aku setelah apa yang aku lakukan ke kamu." Lanjutnya sambil memegang tangan mantan kekasihnya itu. "Gimana pun juga aku udah bikin kamu kecewa, dan aku bener-bener minta maaf untuk itu."

"You are not wrong about what you've just said." Jawab Astrid pelan, dan Narendra mengangguk.

"I know. And i know we're in good terms now, and it might be a bit stupid to ask — but will i have another chance in the future, A? To be more than friends, because i was really hoping that we become more than that."

Hi Snobiety!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang