[ADYA]
"Mmm, Ki...koper gue gimana ya?"
Kirana yang sudah berjalan kearah pintu keluar menoleh ke arah Adya yang terlihat kebingungan.
"Oh iya, koper..." Sadar kalau Ini pertama kalinya Adya traveling dengan mereka, Kirana tersenyum dan merangkul pundak gadis itu, "Nanti ada orang yang urus kok, Ya. Kita tunggu di starbucks aja."
Langkah Adya terhenti sebentar, tangannya meraih handphone dari tas kecilnya, sibuk mengetik-ngetikan sesuatu yang membuat Kirana sedikit kepo.
"Kenapa, Ya? Lo udah dijemput sekarang?"
"Eh enggak sih, Ki. Gue lagi cek jadwal damri jam berapa lagi. Kalo ke arah bintaro suka agak lama gitu hehe, gue kira kemarin bisa langsung pulang soalnya kalo jam segini jadwalnya pas."
Adududuuuh entah kenapa HiSnob yang ngilu deh lihat kesenjangan sosial antara Jeung K dan Little A. Satunya udah lenggang kangkung mau ke starbucks nunggu koper, yang satunya harus buru-buru biar gak ketinggalan demrooong.
"Hmm, gue coba minta tolong orang gue untuk urus dulu deh. Lo harus jam berapa?" Kali ini giliran Kirana yang mengeluarkan handphone dari tas Loewe hammock berwarna taupenya, mencari kontak orang kepercayaan yang biasa mengurus segala printilan kalau the elites akan traveling.
"Jam 1 sih mentok, Ki. Makanya tadinya gue mau bawa cabin aja, biar langsung bisa cabut jadi gak usah tunggu-tunggu lagi...tapi ternyata udah diurus taro bagasi semua ya."
"Maaf banget ya, Ya. Maksudnya sih baik karena kita biasanya mager bawa-bawa lagi, enakan semua udah di bagasi kan." Jawaban Kirana ini tiba-tiba membuat Adya gak enak, ia merasa sudah merepotkan dan seolah mengatur, padahal dia yang 'ngikut' sama geng elites, "Gue usahain koper lo 10 menit lagi ada, kalo misalnya gak bisa...lo mau balik bareng gue dan Adit aja? Atau mau sama Cipta?"
"Loh, mereka emang udah balik ke Jakarta?"
"Sayaaang! I miss you!"
Kirana tidak perlu repot menjelaskan lagi ke Adya, karena sekarang mata mereka sudah tertuju ke Citra dan Ganesha yang berpelukan seperti di film-film Bollywood, disebelah mereka berdua ada Astrid dan Narendra yang juga sedang berpelukan melepas rindu dengan Narendra mendaratkan kecupan di kening calon istrinya.
"Astrid dan Narendra mau dipingit lagi, jadi mereka sebisa mungkin samain jadwal flight baliknya. Biar seenggaknya ada ketemu sebentar. So here they are..." Kirana yang merasa Adya sekarang mematung menjelaskan, "Santai aja, Ya. Jangan tegang gitu ah mau ketemu temen-temen gue."
HiSnob bingung sih lihat muka Little A yang tiba-tiba jadi tegang banget. Emang sih repot ya wak kalau ketemu mantan dan kekasih gelap di satu ruangan, tapi untuk Little A yang udah berhasil make topeng innocent selama satu minggu, harusnya gak masalah dong cuma satu dua jam doang? Apa jangan-jangan Little A sama kaya HiSnob? Sama-sama enek dengan tingkah sok innocentnya Little A?
"Hey, Ya. Long time no see, how are you?"
"Baik kok, Ren. Lo gimana?"
"Baik juga. Gimana? Udah siap ketemu Cipta?"
Mendengar tunangannya ini meledek Adya, Astrid langsung memukul bahunya pelan — Astrid tahu banget kalau Adya tegang, makin diledekin ngerinya makin awkward nanti kalau ketemu Cipta.
"Udah jangan ledekin Adya terus, Adit kemana sih? Kok gak keliatan?" Tanya Kirana saat mereka sekarang sudah memasuki Starbucks, sedikit kesal karena pacarnya gak kelihatan batang hidungnya.
"He's with S, tadi ngerokok diluar."
Selanjutnya Adya sudah tidak mendengar lagi percakapan antara Astrid, Kirana, dan Narendra. Tatapannya tertuju ke Cipta — yang tentunya tidak sendirian, dia baru saja cipika-cipiki dengan Amadea, dan sekarang keduanya tampak seru ngobrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Snobiety!
ChickLitWelcome to the one and only source of Jakarta's Elite. If u find anything interesting about them - please let us know : updates@hisnobiety.com