4. A Little Reunion

2.1K 276 36
                                        

[NARENDRA]

"Ya ampun, Narendra. Kamu nih sok misterius banget sampe gak bolehin Yati kasih tahu tante dan om kalau kamu yang datang."

Mutia Moestar cukup bingung sewaktu diberi tahu oleh asisten rumah tangganya kalau ada tamu untuk dirinya dan Pak Alrino. Padahal seingat Mutia, dia tidak ada janji dengan siapa-siapa siang ini. Ketika ditanya siapa, sang ART bilang ia tidak boleh diberi tahu, tapi orangnya sudah cukup sering kesini.

Narendra yang duduk di ruang tamu itu langsung berdiri dan salim ke kedua orang tua Astrid. "Narendra takut kalau bilang, nanti om dan tante gak mau ketemu sama saya."

"Kamu ini mikirnya aneh-aneh aja." Kata Alrino sambil merangkul Narendra, "Udah makan, Ren? Sekarang kok kurus begini – jadi jelek ah, biasanya kelihatan gagah."

"Udah kok, om. Tadi sebelum kesini udah makan siang sama ibu dan ayah."

"Yaudah kalau gitu tante minta Yati untuk siapin cemilan yah, kebetulan tadi pagi baru beli pastry di Paul. Kita ngobrol di ruang keluarga aja yah, nanti biar dibawain kesitu."

"Gak usah repot-repot, Tante. Narendra kesini cuma mau ngobrol aja kok."

"Ah kamu ini, udah kaya anak sendiri kok masih aja kaku mikirnya ngerepotin. Yuk, ke ruang keluarga aja. Nanti mama nyusul ya, ma." Jawab Alrino santai sambil mengajak Narendra untuk ke ruang keluarga.

You must be a lucky bastard, Narendra. Jarang banget ada orang tua yang masih menerima dan menganggap anak sendiri setelah menyakiti hati anaknya. Gimana rasanya sekarang, N? Seneng atau malu banget dapet perlakuan kaya gini dari Keluarga Moestar?

"Kamu kesini beneran mau ketemu sama om dan tante, atau ketemu Astrid? Kalau yang kedua...Astrid lagi gak di rumah." Tanya Alrino begitu mereka sudah duduk di sofa ruang keluarga.

"Iya om, Narendra tau. Lagi sama Cipta kan ke Plaza Indonesia?"

"Udah kabaran lagi sekarang?"

Narendra menggeleng, "Saya tau dari Cipta, Om."

Alrino hanya membalas Narendra dengan senyuman simpatik, dia gak tahu betul bagaimana hubungan Astrid dan Narendra — tapi yang is tahu, kedua orang ini sama-sama keras kepala.

"Udah coba ajak Astrid ngobrol, Ren?"

"Astrid gak mau bicara sama saya, Om."

"Sabar ya, Nak." Timpal Mutia, yang baru saja masuk ke ruang keluarga diikuti oleh Yati yang membawa piring dengan beberapa pilihan pastry, "Tante dan om kemarin sudah sempat ngobrol sama Astrid. Hari ini dia juga ketemu Cipta kan? Pasti mereka cerita-cerita,  Cipta itu wise kok, mungkin abis ini kalian bisa ngobrol untuk bahas tentang hubungan kalian." Lanjutnya ketika sudah duduk disebelah Alrino.

"Untuk sekarang saya terima keputusan Astrid, tante. Saya sadar saya salah dan sudah mengecewakan Astrid. Saya juga sudah mengecewakan om dan tante."

"Narendra—"

"Sejujurnya saya kesini mau minta maaf sama om dan tante, yang sudah saya buat kecewa karena gak bisa membahagiakan anaknya, dan lebih parahnya saya buat Astrid sakit hati."  Narendra bersusah payah untik mejaga suaranya yang sekarang sudah bergetar, "Atas nama saya sendiri dan keluarga Jayanegara...saya minta maaf sudah mengecewakan. Om, Tante, Astrid, bahkan sekeluarga Moestar sudah baik sama saya, tapi saya malah menyakiti hati Astrid. Kalau boleh jujur, saya sama sekali gak mau pisah sama Astrid, saya sayang sama dia. Tapi saya mengerti dan menerima konsekuensi atas perbuatan saya."

Mutia tidak dapat menahan dirinya untuk tidak meneteskan air mata, Narendra Jayanegara yang biasanya selalu terlihat gagah kali ini terdengar sangat rapuh.

Hi Snobiety!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang