[Chapter 14] Ignorant

166 24 91
                                    

  “Tenang aja. Dadah! ”

__________________________________________

  Terlihat ada dua orang yang sedang asik berjalan keliling sekolah saat malam hari sembari berbincang bincang.

  Mereka adalah Geiz dan Aura.

  Mereka terlihat mesra dari jauh, namun berbanding terbalik jika kita menjadi salah satu dari mereka. Entah kenapa.

  “Geiz. Jadi, sekarang kamu udah ada seseorang yang tinggal dalam.. Ehm.. Itu. ” Beberapa kata pun mulai keluar dari mulut gadis itu. Geiz hanya mengangguk saja sebagai jawabannya, ia terlihat tidak ingin membuang kata kata.  “Ouh, begitu ya. Udah ada. Dia, cantik? ”

  Langkah Geiz pun berhenti. Dia seperti kebingungan harus menjawab apa. Gadis itu hanya bisa diam dan memandangi lawan bicaranya yang sedang diam berdiri.

  “Gw tidak tau. ”

  “Eh? Kok kamu ga tau? Bukannya kan, harusnya ka— ”

  “Gw tidak tau. Besok gw tes. ”

  “Tes? ”

  “Yasudah, besok akan gw kasih jawabannya. Tak usah banyak tanya tentang apa dan bagaimana orang yang gw suka. ”

  “Uhm. Baiklah kalau begitu.. ” Jawab Aura sambil mengangguk anggukan kepalanya. Dia merasa bingung dengan jawaban pemuda yang ada di sampingnya itu.

  Mereka kembali berjalan berkeliling Hiden, dan lagi lagi kembali senyap seperti awal. Tak ada yang mau melemparkan topik ke tengah, hanya diam dan menikmati nikmatnya malam di asrama sekolah.

  Beda lagi dengan Tokiwa dan Hiden. Mereka malah asik ketawa ketiwi. Entah apa yang mereka tertawakan. Sampai sampai, ada seorang murid yang menegur mereka berdua karena suara tawa mereka yang besar.

  “Sougo, kamu ga ngerjain tugas? ” Tanya Aruto. Ia penasaran dengan jawaban anak itu, bukannya tadi dia bilang ga bakalan bisa datang karena ngerjain tugas?

  “Ehe. Aku sebenarnya belum ngerjain tugas sih.. Kurasa besok subuh subuh, aku bisa mengerjakannya. ” Jawaban anak ini membuat dirinya kehabisan kata kata. Seolah lawan bicaranya ini merelakan segalanya demi dirinya. “Aruto. Kamu kenapa? ”

  “Ahh.. Ga ada ga ada..  Aku terlalu kagum sama kamu. Soalnya kamu ngerelain waktu belajar mu untuk ketemuan bareng aku doang. Hehehehe.. ” Aruto yang merasa malu, hanya bisa senyum senyum sambil menggaruk kepalanya yang tak gagal sama sekali.

  “Souka nee..

  “Sougo, kamu ga kedinginan? ” Tanya Aruto yang mulai mendekat ke arah temannya. “Soalnya kan, kamu pakai baju tipis ntu. ”

  “Ahh.. Enggak kok, biasa a— ”

  “Masa sih, sini aku hangetin. ” Aruto tanpa basa basi langsung menarik tangan Sougo dan menyimpannya di dalam kantong jaket nya sambil menggengam erat tangan milik Sougo. “Dingin loh, jangan jangan kamu kedinginan. ”

  “Ehmm.. Engga, serius. Biasa aja kok. Toh, aku kan punya kulit badak. ”

  “Hadeh, kalo kamu sakit kan berabe. Ayo sini, barengan pake jaketnya. ”

  Hiden melepas jaketnya sam meletakkannya di punggung Sougo dan punggung miliknya. Dia menarik pundak lawan bicaranya untuk mendekat ke dalam dekapannya. Dan, memeluknya.

  “Ehh.. A-aruto san.. A-aku.. ”

  “Gapapa. Daripada kamu kedinginan.. Lagian pula kan, kamu belum ada yang punya. ” Ucap Aruto melalui bisikan lembutnya ke telinga Sougo.

ANOTHER SECRET: A Very Torturous Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang