[Chapter 28] Geiz, Sougo, Kanon

91 15 0
                                    

"Tidak salah lagi aku mengandalkan kalian. Kanon, Geiz. "

______________________________________

Waktu sekolah kembali tiba.

Murid-murid SMA Hiden banyak berdatangan ke sekolah. Mereka datang berbondong-bondong untuk menimba ilmu ke sana, bukannya bolos.

Tapi sekarang, banyak orang-orang yang berkerumun di lorong, lebih tepatnya di depan papan pengumuman sekolah.

Hari yang tampak biasa-biasanya berubah lagi ketika Kanon dan Geiz melihat hal itu.

"Ck, untuk apa mereka berdiri di lorong? Bukannya dilarang? " protes Geiz yang tidak terima melihat lorong yang ramai. Dirinya tak sudi kalau harus berjalan masuk ke dalam kelas dengan cara berdempet-dempetan.

Kanon juga merasa kebingungan. Tentu saja dirinya langsung berjalan mendekati papan pengumuman tersebut. Dirinya penasaran, mengapa pagi-pagi sudah ada banyak murid di sini?

"Kanon! Kau mau kemana? "

"Mau melihat isi papan pengumuman! Geiz kalau gak mau ikut, tunggu aja di sana!! "

"Hadeh, dasar Kanon. "

Fukami yang sudah tidak sabaran langsung menerobos keramaian yang ada di sana, ia berusaha ingin melihat dengan jelas, tulisan yang ada di situ.

"Astaga, ada yang kena skor? "Kanon terkejut melihat ada satu nama murid yang tertulis di sana. "Tunggu, kenapa ada Geiz di sana? Dia kan gak ada buat apa apa, lho. "

Tentu saja gadis itu memberitahukan apa yang ia lihat tadi di sana. "Geiz! Kamu diskor! "

"Tunggu. Apa maksud mu? Aku diskor!? "

***

Jam pertama adalah waktu dimana murid seharusnya belajar, namun..

Beda lagi dengan Myokoin Geiz. Dia sekarang duduk di dalam ruangan konseling sekolah. Kanon tentu tidak bisa hadir di sana, karena dia sekarang masih belajar. Ya, belajar.

Geiz masih berpikir keras. Kenapa dirinya bisa diskor? Padahal, dia tidak pernah berbuah nakal sejak masuk ke sekolah ini.

Ini pasti kerjaan manusia itu. Harus ku apakan dia biar dia bisa diam? Begitulah isi hati dari pemuda berambut hitam ini. Ada saja masalah yang datang ke dirinya sejak masuk ke sekolah ini.

"Myokoin Geiz. "

"Ahh.. Ya. Kenapa pak? "

"Duduk saja dulu, jangan terlalu tegang. "

Geiz pun duduk bersamaan dengan guru konseling yang ada tepat di hadapannya. Dirinya penasaran sekali, hal apa yang membuat dirinya bisa begini? Ah.

"Tolong kamu jelaskan ini. " ucap guru tersebut sambil memberikan selembar kertas ke hadapan lawan bicaranya.

"Ini ... tunggu sebentar pak. Saya tidak pernah menulis kata-kata agresif seperti ini, pak. Saya saja tidak mempunyai dendam terhadap dia, pak, " Geiz berusaha mengindar. Kenapa dirinya dituduh seperti ini? "Lagian juga pak, tulisan seperti ini mana bisa jadi bukti. "

"Ah, begitu. Ini. "

Lagi-lagi sang Sensei memberi sebuah barang yang memang biasa digunakan orang-orang untuk membunuh. Tentu, yaitu pisau dapur.

ANOTHER SECRET: A Very Torturous Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang