[Chapter 35] Syndrome

67 14 2
                                    

  "Baiklah. "

___________________________________________

  Sougo's POV

  Aku membuka manikku.

  Aku merasa wajahku seperti tersapu oleh angin dan wajahku seperti disiram oleh terangnya cahaya matahari.

  Aku pun langsung membelalak ketika melihat langit biru yang tepat ada di atas wajahku. Diriku terpana dengan kecantikan langit itu, aku seperti merasa bebas, tapi belum sepenuhnya.

  Aku tidak bisa mengatakan apa-apa.

  "Kau ... sudah sadar? "

  Tentu saja aku langsung menaikkan tubuhku, lalu bergerak mundur ketika mendengar suara itu.

  Ya, dia adalah Hiden, Hiden Aruto. Pemuda yang aku temui dekat persimpangan. Pemuda yang menculikku dan membekap diriku.

  "Hi-hiden.. "

  Dia berbalik dan menatap ke arahku. Jujur, aku takut. Dia seperti sosok monster bagiku. Dia benar-benar menyeramkan.

  Dia mendekat dengan cepat lalu memegang pipiku dengan jarinya.

  "Sougo.. "

  Dia mendekat, kami terlalu dekat.

  "Aku mencintaimu. "

  Author's POV

  Manik mereka berdua beradu. Mereka sangat tenang.

  "Aku ... aku sangat-sangat mencintaimu. "

  Sougo masih tidak berkata-kata. Dia ingin mundur, lalu pergi meninggalkan dirinya. Namun tidak bisa, seperti dirinya memang sudah terikat sejak awal.

  "Jadilah milikku, a-aku akan menjagamu. Lebih dari siapa pun. " ucapnya dengan sungguh-sungguh.

  Sougo terpaku. Dia bingung. Rasanya sekarang dia sudah mengalami Stockholm syndrome. Dirinya seperti benar-benar sudah meletakkan hatinya di dalam tubuh Aruto. Ini sangat gawat. Ini dilema yang besar.

  Apa aku harus menjawab iya? Benarkah? Ah, tapi aku harus tetap setia dengan Geiz. Tidak.

  "Tidak ... tidak! Tidak!! TIDAAKK!! " Sougo langsung berjalan mundur. Dia depresi. Matanya langsung menurunkan air secara perlahan. "Pergi ... Pergi ... PERGII!! "

  Aruto terdiam. Matanya tetap fokus ke arah pemuda itu. Sougo mundur. Dia benar-benar ketakutan.

  Sang Penculik langsung datang mendekat dengan wajah senyum. Tangannya langsung menarik punggung pemuda itu. Tentu saja Sougo terdiam. Dia tak bisa berkata apa-apa. Perlahan tangannya mulai naik dan memeluk erat lawan bicaranya itu.

  Tentu saja Aruto terkejut. Apakah semua rencananya berhasil? Tidak-tidak, ini semua pasti hanya ide dari pemuda berambut cokelat itu, bukan? Ini bukan beneran? Apa jangan-jangan Sougo sudah mengalami sindrom itu?

  "Sougo? "

***

  "Akh!! "

  Pemuda dengan rambut hitam itu terlihat diam di atas kursi dengan lehernya yang diikat dengan tali peliharaan. Tali itu diikatkan dengan erat, membuat dirinya tak bisa berjalan menjauh.

  "Aura. Apa maksudnya ini? Apa kau tak puas dengan menyiksaku lebih dari seminggu? "

  "Apanya seminggu, ini baru lima hari, masih ada dua hari lagi. " balas gadis itu.

ANOTHER SECRET: A Very Torturous Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang