[Chapter 21] Try to Runaway

99 19 24
                                    

  "Tenang saja, pasti akan ku bantu. Aku kan cukup jago dalam hal ini. "

____________________________________

  Hari ini adalah hari yang baru lagi. Hari yang gelap tanpa ada matahari. Entah kenapa belakang ini, hujan sering turun. Mungkin sekarang adalah musin hujan, dan sekarang adalah masa-masa derasnya hujan untuk turun.

  Namun, itu semua tetap tidak membuat semangat Geiz dan Kanon turun untuk mencari keberadaan pemuda yang sudah lama hilang. Sekitar satu bulan, kurang lebih.

  "Geiz, bagaimana? Udah ketemu beberapa petunjuk dari teman-teman lama kamu, hem? " kali ini Kanon yang memulai perbincangan dalam kelas. "Geiz, bagaimana? Jawab dong. "

  "Belum ada sama sekali, Kanon. Hoaamm..., " ucapnya sambil menguap. "Astaga, hujan hari ini sangat mendukung untuk tidur, ditambah cahaya yang agak redup, dan gadis cakep di sebelah ku. "

  Pipi Kanon sontak agak memerah. Dia pun seketika menjadi salah tingkah. "Hey Geiz! Bukannya kau berjanji kepada ku, untuk tidak sama sekali menyukai aku!? "

  "Apa Kanon? Aku tidak dengar. Aku sedang berada di dunia alam mimpi. Nanti saja ngobrol nya. "

  "Geizz!! " Kanon pun yang sedikit jengkel dengan tingkah temannya langsung memukul-mukul punggung patner sohibnya itu. "Untung saja kau teman ku, kalau tida—"

  "Kau tak akan berani memukul ku, bukan? "

  "Hmph! "

  Geiz hanya bisa tersenyum iseng melihat temannya yang kesal dengan tingkahnya. Memang, sejak mereka berteman. Entah kenapa, sikap menjengkelkan pemuda ini selalu saja keluar. Dan kasihannya lagi, pemudi yang lembut ini harus menjadi korbannya.

  Pray for Kanon, man.

  Entah kenapa, kali ini terdengar banyak bisik-bisik dari mulut beberapa murid yang ada di dalam dan di luar kelas nya. Dan, itu sangat menganggu waktu molor milik Geiz. "Apa yang sangat menghebohkan? Apa ada hoax yang beredar lagi, heh? "

  "Lihat!! Pemuda itu kembali lagi setelah sudah lama hilang!! " Teriak salah seorang pemuda yang berkumpul di luar lorong, pas di samping kelasnya. Dan lagi-lagi, tentu saja. Itu sangat menarik perhatian seorang Myokoin Geiz dan Fukami Kanon.

  Tap tap tap..

  Terlihat ada seorang pemuda dengan sweater-nya yang bewarna abu-abu putih, masuk ke dalam kelas. Tapi, dengan kepala yang ditundukkan. Dan lebih mengejutkannya lagi, dia duduk di atas kursi seorang Tokiwa.

  Tapi, tetap sama sama saja. Geiz masih tidak mengerti apa yang diceritakan oleh murid-murid yang ada di sana. Kali ini, otaknya menangkap dengan sangat lamban. Entah mungkin memori otaknya penuh karena diisi dengan Sougo, Sougo dan Sougo lagi.

  "Lihat, Tokiwa-san masuk ke sekolah. Ku kira dia sudah pindah sekolah. Padahal udah banyak rumor yang mengatakan kalau dia bakal pindah sekolah karena ada orang-orang yang merudungnya saat jam istirahat. " Terdengarlah suara gadis-gadis yang menggosipkan pemuda yang baru masuk itu.

  "So-sougo? "

  Kakinya yang baru saja mau melangkah berlari menuju kursi yang dikerumunin banyak murid, langsung berhenti karena seorang pemuda berseragam yang datang dengan pakaian rapi. "Sebentar lagi jam pelajaran akan dimulai. Kalian kenapa tidak duduk? Ingin dihukum? "

  Ya, benar. Dia adalah Hiden Aruto.

  "Cih, selalu saja datang disaat-saat yang tak tepat. Menyebalkan sekali. "

ANOTHER SECRET: A Very Torturous Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang