[Chapter 27] Jaa~

81 19 0
                                    

  "Permainan berakhir atau tidak? Kurasa berlanjut. "

____________________________________

  Drett drett..

  Getaran ponsel milik seseorang berbunyi saat seorang pemuda asik berjalan menikmati angin malam di taman asrama sambil mengenakan sendal dan sweaternya.

  "Siapa yang kirim pesan malam-malam begini? " ucap pemuda itu. Ia tentu langsung membuka pesan itu dengan cepat, takutnya nanti itu adalah pesan darurat.

  "Apa-apaan ini? Sougo jarang mengirim pesan seperti ini, mencurigakan. "

  Ya, itu adalah Geiz. Ia masih sibuk dengan tulisan yang ada di dalam ponselnya itu.

-----------------------------------------------------------

  Geiz, apa kabar? Kamu baik bukan? Oh iya, aku baik-baik saja. Emm.. Aku minta tolong bukan?

  Tolong besok kalau kamu ada waktu, kunjungi paman aku yang ada di toko jam.

  Aku belum bisa mengunjungi, ya.. Kamu tahu bukan, kenapa?

  Dibawa juga kalau bisa cemilan buat paman, hehe..

  Lagi lagi aku merepotkan. Tapi tolong! Aku merasa gak enak karena jarang mengunjungi paman belakangan ini.

  Oleh oleh nya gausah banyak banyak, yang penting ada. Itu udah cukup, kalau bisa kamu kunjungin sama yang lain juga gapapa. Paman aku orangnya freindly, kok.

  Pemuda yang baik, pasti mau bantuin temannya bukan? Dan kamu juga pemuda yang baik, kan?

  Itu sebabnya aku meminta tolong padamu! Mohon bantuannya, Geiz-kun!!

-----------------------------------------------------------

  Ada sesuatu yang disembunyikan oleh pemuda itu. Seperti ada pesan rahasia di dalamnnya. Tapi, apa? Otak Geiz bepikir keras tentang hal ini.

  Atau, Sougo benar-benar menyuruhnya untuk memberikan ini? Ya, mungkin karena dia tahu besok adalah hari libur, mungkin ... bisa jadi saja. Tidak ada yang tahu.

  Tentu Geiz langsung chatting dengan Kanon. Orang yang satu-satunya ia andalkan.

***

  Brukk!!

  Badan seorang pemuda dicampakkan ke dalam ruangan yang gelap dan sunyi. Mata pemuda itu pun terlihat diikat dengan kain hitam, begitu juga dengan tangan serta kakinya. Hanya mulutnya saja yang terbuka.

  "Sial! Siapa kau!? " teriaknya dengan sekeras-kerasnya. Tampak ia sudah berada dipuncak kesabaran miliknya.

  "Ah, sudah berapa kali aku bilang. Kalau aku itu orang yang sama. "

  "Cih, apa mau mu!? Aku tidak akan segan-segan membunuhmu nanti!! "

  "Ahahah. Membunuh katamu? Bagaimana kau bisa membunuh dengan badan yang hampir semuanya diikat? Aneh. "

  Pemuda itu tidak bisa berkata-kata apa apa. Ia bungkam. Memang benar semua yang diucapkan oleh lawan bicaranya ini. Namun, kenapa emosinya makin menjadi jadi?

  "Buka semua ikatannya, lalu kalian pergi, " ucap pemuda misterius itu dengan nada santai. Tentu dengan cepat suruhannya langsung membukakan setiap ikatan, lalu pergi meninggalkan mereka berdua. "Bagaimana? Puas, gak? "

ANOTHER SECRET: A Very Torturous Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang