[Chapter 26] End Chapter?

78 19 5
                                    

  "Aku akan tetap membantu Geiz. Semua yang kau kirimkan itu pasti hanya kebohongan. Ck, aku tidak selugu itu! "

____________________________________

  Finally, waktu pulang pun tiba. Murid-murid SMA Hiden keluar dari kelas mereka masing-masing dan berlari menerobos hujan deras—pulang ke asrama masing-masing—dengan tawa. Ya, mengingat karena besok adalah hari Sabtu, hari libur semua murid SMA Hiden.

  Beda hal nya dengan Tokiwa. Dia masih duduk tenang di dalam gazebo kecil, cukup dekat dari sekolah.

  Pemuda bersurai cokelat dengan kacamata yang menghiasi wajahnya, menambah kesan lugu pada pemiliknya sendiri. Ditambah ia harus berpura-pura bersifat tertutup dengan orang luar.

  "Ah, aku harus mengerjakan ini. Biar nanti gak buru-buru ngerjainnya. " ucap Sougo seraya menulis dengan gaya tidur, sembari menikmati suara derasnya hujan.

  "Tokiwa-senpai! "

  Siapa lagi kalau bukan Heure. Pemuda yang memikiki rambut hitam yang persis dengan style gadis SMA pada umumnya. Eh, dia pria, bukan wanita.

  "Heure? "

  Lantas dengan cepat, dari ujung sekolah ia langsung berlari menemui pemuda itu yang berada tepat di dalam gazebo mini itu.

  "Sougo-senpai. " Heure tidak memperdulikan komentar orang-orang, yang penting ia menemui senpai kesukaannya.

  "Heure, kau basah, " Sougo langsung menarik tangan pemuda itu untuk masuk ke dalam agar tidak terkena paparan hujan. "Hati-hati, jangan berdiri di tengah-tengah hujan, nanti kamu sakit. "

  Sougo mengambil kain dari dalam tas miliknya dan mengusap wajah lawan bicaranya dengan pelan. "Jangan begitu lagi. "

  "Astaga, Sougo-senpai!! " Heure dengan cepat membalikkan wajahnya. Ia tidak tahan melihat wajah seniornya yang terlalu imut. Tapi, dia langsung membalikkan lagi wajahnya dengan cepat, dan berkata,

  "Sougo-senpai ... sebenarnya aku sudah lama memikirkan ini.. "

  Sekarang pikiran Sougo langsung penuh dengan tanda tanya. Ia penasaran apa yang akan disampaikan oleh adik kelasnya ini. Sepertinya ada sesuatu yang penting.

  "..maukah senpai menjadi pacarku!? " ucap Heure dengan tegas serta wajahnya yang memerah. Sougo langsung tertegun dengan cepat.

  Ini adalah kali keduanya ia mendapat pernyataan cinta dari sesama jenisnya. Kedua kalinya dengan suara yang lantang dan tegas, serta dengan percaya dirinya.

  "Ah, Heure. A-aku tidak bermaksud untuk eee... "

  "Senpai! Aku sudah berpikir, kalau kita akan mempunyai dua anak dan—"

  "Maaf Heure. Maaf sekali. Bukannya aku membenci hubungan seperti ini, tapi ... aku sedang tidak ingin memiliki hubungan dengan siapa-siapa. "

  "Souka.. Ehm, padahal aku sudah senang.. "

  "Heure, kamu pasti bisa dapat yang lebih baik dari pada aku. Maaf. "

  Sougo dengan tenang memembelai lembut rambut lawan bicaranya. Ia tersenyum lembut—berusaha menenangkan lawannya—seolah dirinya sudah menerima permintaan tersebut.

  Sontak saja Heure semakin memerah karena melihat orang yang baru beberapa bulan ia sukai, membelai rambutnya dan memberikan senyuman tulusnya kepada dirinya secara langsung.

  Heure langsung sedikit menjauh. Dan mengucapkan salam perpisahan, lalu berlari menjauh meninggalkan Sougo.

  "Ah iya! Tugas ku! " ucap Sou yang kembali terfokus pada tugas mikinya.

ANOTHER SECRET: A Very Torturous Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang