[Chapter 30] Happy

85 15 3
                                    

  "Tentu. "

_________________________________________

"Ambilkan itu. "

  "Baik. "

  Kini, Kanon sedang dioperasi dalam ruangan yang penuh dengan alat-alat kedokteran.

  Kanon masih dalam keadaan yang belum sadar, dirinya masih tertidur pulas akibat obat bius yang diberikan suster sebelum operasi dimulai.

  Kini hanya ada harapan pada gadis muda itu. Geiz tidak bisa keluar dari lingkungan sekolah saat masa skornya, ia hanya bisa keluar jika memang terdesak. Sekarang, hanya ada Akari, Takeru dan Alain yang menunggu di depan pintu.

  "Astaga, Kanon ... kenapa harus begini?? " tanya Akari yang setengah kesal dan juga khawatir. Dirinya sudah menganggap Kanon sebagai saudari kandungnya sejak mereka membangun toko kecil bersama.

  "Kanon orangnya pendiam, kok ... bisa-bisanya ada orang punya dendam dengan dia? " tanya Tekunji pada dirinya sendiri. Tentu saja ia kebingungan, walaupun Kanon berada di kerumunan ramai, dirinya yakin bahwa Kanon pasti tidak akan berani mengucapkan sepatah kata pun.

  "Tunggu, pendiam? "

  "Kenapa Akari? "

  "Terakhir Kanon datang ke toko sambil membawa orang, lho. "

  "Siapa? "

  "Geiz! Nah, iya Geiz. Dia kalau gak salah datang bareng Fukami, dia juga makan bareng. Keren, gimaba dia bisa kenal sama dia ya? Apa mereka satu kelas? "

  "Geiz.. " Alain mulai mengepalkan tangannya dengan kuat dengan pandangannya yang masih dihadapkan ke bawah.

  Takeru menoleh. Dia langsung mendekati Alain dan menepuk pundak kawannya dengan senyum diwajahnya. "Tenang saja. Geiz bukan tipe orang yang kurang ajar. Aku dan Akari sangat tau tentang itu. "

  Alain menatap manik Takeru, "Baiklah Takeru.. "

***

  Sougo, pemuda dengan pakaian kemeja longgar iti sedang berdiri tepat di depan sebuah cafe mini.

  Kata nenek Yatsude, itu adalah kafe miliknya yang ia titipkan ke cucunya yang masih sekolah. Kafe itu diberikan ke cucunya untuk mendapatkan uang tambahan untuk sekolah cucunya.

  "Ah, kurasa mungkin aku bisa bekerja sampingan di sini. " ucapnya dengan semangat. Dirinya langsung berlari masuk ke dalam dan mengucapkan salam dengan hangat.

  "Summimasen, aku datang ke sini mau bekerja sampingan.. "

  Brukk..

  "Eh? " manik Sougo lantas menoleh dengan cepat. Dia melihat ada seorang gadis jatuh sambil memegang tangannya. "Kamu baik-baik saja? "

  "Ah, tidak apa-apa.. " ucapnya sambil membersihkan sikunya yang kotor, Sougo tentu ikut membantu membersihkan dan membantunya berdiri.

  "Ah iya, kamu mau pesan apa? "

  "Eh, sebenarnya ... aku datang ke sini untuk menjadi pegawai paruh waktu, boleh, kah? "

  "Ta-tapi, kami gak buka lowongan kerja, lho. "

  "Ehehe, sebenarnya nenek Goshikida lah yang menyarankan aku ke sini. "

ANOTHER SECRET: A Very Torturous Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang