[Chapter 22] Semangat!

97 20 17
                                    

  "Belum! Aku masih ada pertanyaan. "

____________________________________

  "Apa? "

  "Jika kau diberi satu kesempatan untuk meminta satu hal, apa yang akan kau minta? "

  "Ah, itu. Aku akan meminta hal yang sangat aku butuh kan. Bukan meminta hal yang sia-sia. "

  "Gitu? Ohh, baiklah. "

  "Memangnya ada apa? "

  "Engga ada apa-apa. Cuma nanya. "

  Anggukan pelan pun menjadi balasan dari pernyataan Geiz.

  Geiz hanya bisa sibuk dan diam dengan ponselnya. Mencari kontak Kanon untuk dikabari. Masih mencari, karena ini pertama kalinya ia berbicara dengan Kanon melalui ponsel.

  Walaupun begitu, pikirannya masih ling lung. Kenapa Sougo tidak tidur di sini? Bukannya di sini tempat asramanya? Apa dia dipindahkan? Itu terlalu susah untuk dipikirkan sendiri bagi seorang Geiz.

  "Ah, Kanon. Apa kau punya sesuatu tentang mereka? " gugam Geiz.

***

  Waktu pun kembali menunjukkan pukul tujuh kurang. Murid-murid pun kembali masuk ke dalam kelas mereka masing-masing dengan kebiasaan yang lama.

  Beda lagi dengan Tokiwa. Dia berjalan dengan wajah murung dan kepala yang ditunddukan. Tampak dia masih ingin hidup menyendiri. Namun, itu sudah tidak menjadi titik perhatian orang-orang sekolah.

  "Ohayou, Tokiwa-san. "

  Sia-sia. Sapaan itu sama sekali tidak dibalas dengan kata maupun senyuman. Tokiwa hanya berjalan layaknya angin yang berlalu di tengah keramaian.

  Kursi pun ditarik, saat nya untuk duduk dan bersiap untuk pelajaran yang akan datang. Tokiwa mulai membuka buku yang ia bawa, dan membacanya dengan tenang.

  Kreekk..

  "Yo, Tokiwa! Apa kabar? "

  Sama saja.

  Tak dibalas.

  Pemuda yang menyapa itu adalah Hiden. Ya, Hiden Aruto. Kawan sebangku nya.

  "Tokiwa. Kau sakit? Yo~ " tangan pun mulai dilambai-lambaikan Aruto pas di hadapan pemuda itu.

  Finally, ada respon yang keluar.

  Sougo pun mulai menaikkan kepalanya, dan maniknya pun tertuju ke pemuda itu dengan penuh pertanyaan.

  Apa yang diinginkan nya? Mungkin itu isi batin dari seorang Tokiwa sekarang ini.

  "Nanti siang makan bareng yuk, aku yang traktir, " ucap Aruto dengan senyuman diwajahnya. "Gimana? Mau gak? "

  "Maaf, Hiden. Aku sibuk. Nanti siang harus ke perpustakaan. "

  "Ahh.. Begitu, ya.. Baiklah baiklah. "

  Sunyi pun kembali menemani mereka berdua. Tidak ada topik lagi yang ingin mereka bincangkan.

ANOTHER SECRET: A Very Torturous Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang