Bab 27

591 31 0
                                    

"Aaaaaa Nauraaaa!!!!!"

"Aaaaaa Sitiiiii Embullllll!!!!"

Seorang gadis dengan postur sedikit besar, turun dari motor yang ia kendarai lalu berlari menuju Naura yang sama-sama histeris.

"Gue kangennnn!"

Mereka berdua pun saling berpelukan satu sama lain.

"Kapan lo balik njir?" tanya Naura setelah melepas pelukannya.

"Tadi malem gue sampe rumah. Dan gue mau ke rumah lo. Eh malah papasan di sini," ujar Siti.

Siti yang akhirnya mendapatkan cuty dari tempat ia bekerja yang sama dengan Naura, baru tiba semalam, karena Siti berangkat selepas buka puasa dan tiba sekitar jam 10 malam. Karena rata-rata waktu tempuh dari Jakarta ke Bandung, kurang lebih 3 Jaman.

"Lo mau ke mana btw?" tanya Siti.

"Nyari Bunda gue."

"Emang gak ada di rumah?"

"Gak adaaa makannya gue cari, kalo ada mah mana mungkin gue keluar rumah segala. Apa lagi cuaca panas kaya gini." Naura melihat ke arah langit yang kini mata hari sudah hampir berada di ubun kepalanya.

"Gak mungkin ilang juga Bunda lo. Ya udah balik aja. Gue juga mau main ke rumah lo, kuy naik motor."

Mereka pun akhirnya mengendarai motor bersama, dimana Siti yang di depan dan Naura yang di belakang.

Tak butuh waktu yang lama, akhirnya mereka tiba di depan rumah Naura. Naura pun turun, sedang kan Siti, ia terlebih dahulu memarkirkan motornya di bawah pohon mangga yang rindang, agar terhindar dari cahaya matahari yang terik.

"assalamualaikum .... " ucap mereka bersamaan.

"Dah lo ke ruang tamu aja, gue ambilin cemilan sama minuman," ucap Naura lalu di gebuk kepalanya oleh Siti.

"Eh edan! Puasa geblek!"

"Sakit anjir!" Naura mengelus kepalanya, "Gue juga tahu kalo puasa, sapa tahu kan lo ada kendala makannya gak puasa!" ledek Naura.

"Dih sableng! Dah gue pengen banyak nanya sama lo, mari kita ke ruang tamu." Siti berlari kecil, dengan badan yang cukup gempal membuat terlihat lucu.

Siti dan Naura, dua teman perantauan yang memutuskan mencari pekerjaan bersama ke Jakarta setelah lulus kuliah, dan mereka pun akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang sama, hanya berbeda dalam divisi. Di mana Naura divisi pembuatan Artikel, dan Siti di bagian divisi pemasaran.

"Mumpung lagi puasa, nih, Beb, ada yang pengen gue tanyain," ujar Siti sambil melirik Naura dengan mata penuh rasa ingin tahu.

Naura merasa tertarik dengan tatapan Siti, "Apa sih yang pengen lo tanyain? Kok wajah lo kayak lagi kepikiran sesuatu yang nggak bener."

Siti tertawa kecil, "Tenang aja, gak seserius itu. Gue cuma mau nanya, lo tuh emang nerima perjodohan yang Ayah lo atur?"

Wajah Naura langsung berubah serius, seolah ditabrak fakta tak terduga. Ia merasa takjub dan heran, "Eh, lo tahu darimana?"

Siti menyeringai, "Dari Dinda  tentunya. Dia cerita, dan kayaknya juga udah banyak yang tahu. Jadi, beneran nerima atau cuma pura-pura?"

Naura merasa terperangah oleh fakta bahwa kabar perjodohannya sudah tersebar begitu luas. Namun, dia memutuskan untuk jujur kepada Siti, "Iya, benar. Ayah gue udah atur perjodohan itu. Gue sebenarnya bingung, sih. Bunda gue juga nampaknya setuju aja."

Siti mengangguk paham, "Hmmm, dan gimana perasaan lo, sih? Apa lo juga setuju?"

Naura menghela nafas, "Gue gak tahu, Si. Rasanya aneh, tapi gue juga nggak bisa nolak permintaan Ayah. Bukan cuma itu, gue liat Bunda juga nggak berani ngomong banyak soal itu."

Keputusan (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang