H14

2.9K 463 33
                                    

*14*

Jeno mengusap bibir Jaemin yang terkena noda dari steak yang ia makan. Jeno menatap namja manis yang diam-diam ia cintai itu. Dia merasa aneh, karena hari ini baik dia dan Jaemin tidak membuat janji, tapi si manis ngotot ingin bertemu dengannya membuat dia harus izin sekali lagi dan berjanji akan menggantikan shiftnya malam nanti.

"Nana, katakan padaku, ada apa denganmu, kau jika sudah seperti ini pasti ada masalah. Ada apa?" tanya Jeno saat Jaemin selesai dengan makanannya. Jeno mengambil tisu dan mengusap bibir Jaemin hingga bersih. Jaemin hanya diam menerima perlakuan dari Jeno.

"Jeno"

"Hmm? Katakan ada apa?" tanya Jeno dengan nada halus. Jaemin memalingkan wajahnya dari Jeno, membuat si tampan gemas dan mengulurkan tangannya ke arah dagu Jaemin dan menghadapkan kepala si manis menghadapnya.

"Jawab aku, ada apa? Eommamu lagi?" tanya Jeno. Jaemin diam, dan Jeno anggap itu sebagai 'ya'.

"Suami dari eommaku mengundangku makan bersamanya dan anak gadisnya, Ahra, si kecil yang sempat aku temui di rumah sakit bersama eomma." ujar Jaemin.

"Lalu?"

"Aku sudah berjanji pada diriku sendiri jika aku tidak akan berurusan lagi dengan apapun itu yang berhubungan dengan eomma. Aku menolak undangan itu." ujar Jaemin.

"Nana, lihat aku" Jaemin menatap mata Jeno.

"Boleh kau marah pada eommamu karena sikapnya padamu begitu buruk, tapi meski begitu beliau tetaplah orang yang melahirkanmu, hargai dia sebagai ibumu, dan masalah undangan itu, datanglah ke sana, datanglah sebagai tamu untuk Ahra, bukan eommamu. Jika kau masih ragu dan butuh teman, mintalah Sehun hyung untuk menemanimu, atau aku bisa menemanimu jika Sehun hyung tidak bisa." ujar Jeno. Jaemin menunduk mendengar itu. Dia jadi merasa buruk pada Tuan Kim, mau bagaimanapun beliau sudah mau menghabiskan waktunya untuk menunggunya dan dia menolak dengan begitu tidak sopan.

"Tapi Nana tidak nyaman di sana Jeno" lirih Jaemin.

"Jika ditemani Nana bisa fokus pada teman yang menemani Nana, tidak perlu banyak interaksi, kau hanya perlu datang untuk menyenangkan anak kecil yang begitu ingin bertemu denganmu." ujar Jeno menenangkan Jaemin.

"Temani Nana?" mohon Jaemin, Jeno menunjuk dirinya sendiri.

"Aku?"

"Ne"

"Kita lihat nanti, sekarang yang perlu Nana lakukan adalah pergi menemui Tuan Kim dan meminta maaf, lalu mengatakan jika akan datang memenuhi undangan beliau, ne?" Jaemin mengangguk kecil.

"Temani"

"Iya kutemani."

***

Sehun terdiam dan menghela nafas, seorang bocah yang lebih muda darinya, yang dia kenal betul itu siapa, kini berdiri di depannya dengan wajah memohon agar diizinkan bekerja di cafenya.

"Park Jisung, aku bukannya ingin melarangmu kerja di sini, tapi apa appa mengizinkanmu?" tanya Sehun.

"Kau pewaris utama, jika sampai ada media yang melihatmu di sini urusannya bisa panjang." ujar Sehun.

"Hyung, kumohon, aku tidak mau jadi pewaris, aku ingin mencari uangku sendiri, aku juga tetap belajar kok, aku belajar bisnis juga, kumohon hyung." mohon Jisung.

"Tidak Jisungie, appa bisa marah jika tahu kau ada di sini, kau tidak lupa kan hubunganku dengan appa sangat buruk?" Jisung menghela nafas lelah.

"Sehun, pekerjakan saja dia untuk sementara." Jongin datang setelah dia membantu Taeyong dan Yuta di dapur belakang.

[HUNKAI-NOMIN] HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang