"Seperti ini?"
Shin Hye Sang menoleh, menatap Mark yang sedang menunjukkan hasil potongan daun bawangnya. Saat ia tengah memasak, tiba-tiba Mark menghampirinya. Padahal saat ia bangun, lelaki itu masing terbaring dengan lelap, bahkan tetap bergeming pada posisi yang sama saat ia selesai membersihkan diri.
Tetapi ketika ia hendak memasak, tiba-tiba Mark keluar dari kamar dengan rambut berantakan dan wajah bantalnya. Lelaki itu tak mengatakan apa-apa padanya ketika ia menatap tanya. Lalu langsung berbalik masuk kamar dan keluar tak lama kemudian dengan wajah yang segar, sepertinya sudah cuci muka dan gosok gigi. Lelaki itu kembali menghampirinya, kemudian mengatakan ingin membantunya. Jadilah ia meminta Mark memotong daun bawang.
"Ya," angguknya.
"Ada lagi?" tanya Mark lagi, merujuk pada sesuatu yang bisa dibantu.
"Tolong ambilkan telur, dua saja," jawab Hye Sang seraya mengambil nasi dari penanak nasi. Ia akan membuat nasi goreng untuk sarapan pagi. Makanan yang mudah dibuat karena ia harus berangkat kerja.
Mark mengangguk, ia mengambil dua telur sesuai yang diminta istrinya, kemudian menyerahkannya pada istrinya yang langsung menerimanya. Ia terdiam, mengamati Hye Sang yang memasak dengan cekatan.
"Kenapa kau menatapku seperti itu? Mau minta morning kiss?" tanyanya dengan senyum jahil yang menghiasi wajahnya.
"Apa? Tidak," Mark menggeleng dengan wajah memerah.
Hye Sang terkekeh. "Padahal aku mau memberikannya kalau kau mau," ucapnya sembari mengedikkan bahunya. Kemudian kembali melanjutkan kegiatan masaknya.
Mark hanya mendengus menyadari Hye Sang sudah benar-benar membaik, terbukti dengan sifat jahil gadis itu yang sudah kembali. Berikutnya ia kembali mengamati gadis itu yang sibuk dengan masakannya.
"Aku minta maaf sudah membentakmu tadi malam, aku tak bisa mengendalikan emosiku, dan malah melampiaskannya padamu." Ucap Mark dengan sungguh-sungguh.
Hye Sang yang sedang mengaduk nasi gorengnya segera menoleh, keningnya berkerut. Kenapa laki-laki itu terus meminta maaf? Padahal tadi malam Mark sudah meminta maaf berpuluh-puluh kali. Saat makan malam, bahkan saat tidur memeluknya pun laki-laki itu terus meminta maaf padanya. Omong-omong, sepertinya Mark jadi memiliki kebiasaan tidur dengan memeluknya.
Apa karena Mark melihat wajah terkejutnya saat laki-laki itu meninggikan suara? Mungkin saja.
"Kau mau meminta maaf berapa kali lagi? Aku tidak apa-apa. Aku juga sudah menyakitimu." ujar Hye Sang seraya membagi nasi goreng ke dua piring. Setelahnya ia mengambil kimchi yang diberi oleh mertuanya dan meletakannya di wadah kecil. "Oh, aku sudah menyembuhkanmu dengan ciuman, ya?" senyum jahil menyertai ucapannya.
Mark menggeleng, mengabaikan godaan Hye Sang. "Kau hanya jujur. Sementara aku juga sempat berpikiran buruk tentangmu."
Hye Sang mendesah. "Sudahlah. Tidak apa-apa, sungguh. Ayo sarapan."
Mark mengangguk, ia mengambil dua piring yang baru selesai diisi nasi goreng, lalu membawanya menuju meja makan. Sementara Hye Sang melepas apron yang dipakainya. Setelah mengelap jejak-jejak masakannya, ia pun menyusul Mark menuju meja makan dengan semangkuk kecil kimchi di tangannya.
"Selamat makan," ucap Hye Sang setelah menyamankan diri.
Mark mengangguk. "Selamat makan." Balasnya sembari menunduk untuk berdoa sejenak, kemudian menyendokkan nasi goreng buatan Hye Sang.
Shin Hye Sang tertegun melihat Mark yang menyempatkan diri untuk berdoa sebelum makan. Ternyata Mark orang yang taat beragama. Ia tersenyum tipis, menyadari nilai lebih dari dalam diri Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Day [Mark Lee]
Fanfiction"Kau mau menikah denganku?" -Mark Lee, Produser musik terkenal "Tentu. Kapan?" -Shin Hye Sang, Dokter Semuanya benar-benar bermula sejak hari itu. Mark Lee yang 'melamar' Shin Hye Sang untuk memenuhi tantangan dari teman-temannya. Dan Shin Hye Sang...