Special For You Too; Adegan Tak Tercantum

1.6K 136 19
                                    

"Memangnya kau dan aku mirip?" tanya Hye Sang seraya mengamati wajah Mark. Lalu menarik kap cermin yang berada di mobil, mengamati wajahnya sendiri. Sama sekali tak mirip. Ia memiliki pipi yang sedikit chubby--meski sekarang entah hilang ke mana--, sementara Mark Lee hampir tidak ada pipinya. Laki-laki itu benar-benar memiliki wajah yang tirus. "Aku tak menyangka akan dikira sebagai adikmu. Kita sama sekali tak mirip. Benar, bukan?" ia menoleh menatap Mark, meminta persetujuan.

"Kau benar," Mark menjawab seraya mulai melajukan mobilnya.

"Ouh, pipiku benar-benar membiru," ringis Hye Sang yang masih bercermin sembari mengusap pipinya dengan tangan yang tak diperban. Setelah puas, ia mendorong kap tersebut, kemudian menyandarkan punggungnya ke kursi mobil. "Aku benar-benar ingin makan tteokbeokki," lirihnya.

Mark menoleh, "Kau baru saja sembuh."

"Perutku sudah tak sakit lagi," ucap Hye Sang dengan penuh penekanan. Tangan kirinya menekan perutnya yang memang sudah tak sakit. Setelah makan dan diberi obat, perutnya mulai membaik. "Ayolah. Aku akan mengurangi rasa pedasnya. Ya?"

"Tidak."

Hye Sang mengerucutkan bibirnya. Terdiam. Ia harus memikirkan cara agar Mark mau membelikannya tteokbeokki. Apa kelemahan Mark Lee? Kepalanya menoleh, menatap Mark Lee yang fokus menyetir. Tunggu, apa Mark lemah terhadap keimutan? Aegyo?

Hye Sang segera menggelengkan kepalanya, menolak idenya sendiri.

Ia tak bisa aegyo. Sudah lama sekali ia tak melakukan itu. Tetapi seingatnya, Mark memang tak suka segala hal yang menyangkut tentang keimutan. Ia pernah melihatnya di video. Bagaimana ini?

Kalau belum mencoba, kita tak akan tahu hasilnya, bukan? Ya, cobalah dulu. Cobalah lalu lupakan!

Suara di dalam kepalanya ikut berpendapat.

Hye Sang mengatur suaranya agar sedikit melengking. "Ehem, ehem. Eung~ Hye Sang-i neun tteokbeokki bogoshipeo," ucapnya dengan suara imutnya.

Refleks, kaki Mark menginjak rem dengan kuat hingga mobil terhenti, padahal keduanya masih dalam perjalanan. Mark menoleh, menatap Hye Sang yang menatapnya dengan mata memelas. Oh, apa-apaan itu?

Mark kembali menatap ke depan, lalu melajukan mobilnya lagi setelah mendengar bunyi klakson dari mobil yang berada di belakangnya.

Tahu bujukannya tak berhasil, Hye Sang kembali mencoba. "He~ng~ belikan aku tteokbeokki~"

Ia tak dengar, sama sekali tak dengar. Mark memejamkan matanya untuk sekejap, ia mencoba menulikan pendengarannya.

"Hng?"

Tenang Mark Lee, kau harus tahan sebentar lagi. Namun, keinginannya tak menjadi kenyataan.

Mark hampir mencabut setir mobil ketika melihat lampu lalu lintas berubah merah.

"Hye Sang-i sedih, Min Hyung-i tak mau membelikan tteokbeokki, Hye Sang-i sedih. Padahal Hye Sang-i sangat, sangat ingin tteokbeokki he~m."

Mark menyerah. Ia menatap Hye Sang yang masih menampilkan wajah imutnya.

"Juteyo~"

Wow. Ia benar-benar tak tahu Shin Hye Sang bisa seperti ini.

"Hye Sang-i akan memberikan lima kali ciuman untuk Min Hyung, ya, ya, ya?"

Kepala Mark sudah dikepuli asap. Ia yakin kepalanya sudah diedit menggunakan efek berasap sekarang.

"Hentikan. Kita beli tteokbeokki sekarang, jadi hentikan," Mark berucap dengan lirih. Jiwanya hampir keluar melihat Shin Hye Sang seperti itu.

That Day [Mark Lee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang