"Aku tak menyangka mobilmu berwarna merah."
Mark Lee melirik ke arah mobil sedan yang terparkir di garasi rumah Shin Hye Sang melalui kaca jendela. Kini, ia tengah menunggu gadis itu yang sedang bersiap-siap. Walaupun kemarin gadis itu lewat pesan mengatakan untuk tak menjemputnya, namun ia kini berada di sini untuk menjemput gadis itu.
Ibunya cukup teliti dan sering curiga, kalau ia dan Hye Sang ke rumah orangtuanya dengan membawa mobil masing-masing, itu akan membuat ibunya mampu mengucapkan berpuluh-puluh asumsi. Lagipula kalau Shin Hye Sang sampai di sana lebih dulu dan ibunya bertanya pada gadis itu, ia harus tau jawabannya. Gadis itu aneh, tentu jawabannya akan aneh. Dan bisa jadi gadis itu akan mengata-ngatainya. Ia tak bisa membiarkan hal itu terjadi.
Shin Hye Sang yang tengah mengulaskan lipbalm pada bibirnya pun menghentikan kegiatannya itu hanya untuk melirikkan matanya ke arah garasi. "Aku hanya ingin mobilku terlihat elegan."
"Terlalu mencolok, lebih tepatnya." Ralat Mark.
Hye Sang mengendikkan bahunya acuh. Setelah selesai dengan dandanannya, ia pun mengambil dompet yang tergeletak di meja tamu. "Ayo."
Mark tersentak, ia sedang mengamati rumah Hye Sang yang bisa dibilang minimalis ini tadi. Tak mau mendapat omelan--ejekan lebih tepatnya--, ia pun mengikuti Hye Sang yang berjalan ke luar. "Jadwal operasi pasienmu tak akan berubah, bukan?" Tanya Mark sembari menatap Hye Sang yang tengah mengunci pintu rumah.
"Tidak. Lagipula kita hanya akan sarapan, bukan?" Ujar Shin Hye Sang. Tadi malam, rencana makan malam di rumah orangtua Mark batal karena ia harus ikut andil dalam operasi teman dokternya. Dan sebagai gantinya ia harus ikut sarapan untuk menggantikan agenda tadi malam. Untung saja jadwal kerjanya hari ini dimulai dari siang, jadi ia bisa menyanggupinya. "Min Hyung-ssi, apakah--
"Kenapa kau memanggilku Min Hyung?" Sela Mark.
Hye Sang mendengus. "Namamu Min Hyung, bukan?"
"Itu nama Korea-ku. Nama asliku Mark Lee."
"Kenapa kau selalu memprotes panggilanku padamu? Sudahlah. Aku lebih mudah memanggilmu Min Hyung."
Kini giliran Mark yang mendengus.
Hye Sang mengabaikan dengusan Mark dan kembali melanjutkan ucapannya yang terpotong. "Apakah tidak apa-apa kita keluar pagi seperti ini? Maksudku para wartawan pasti akan mengikuti, 'kan?"
"Benar juga. Aku tidak terpikir." Angguk Mark sambil merenung.
"Kau 'kan memang ceroboh." Cibir Hye Sang dengan santai. Melirik Mark yang tampak rapi dengan kemeja bergaris dan celana kainnya.
"Lebih baik ceroboh dari pada aneh," sahut Mark tak mau kalah.
"Yang kau sebut aneh ini adalah calon istrimu."
Ujaran Hye Sang berhasil membuat Mark Lee terpaku, kemudian pipinya memanas tanpa bisa ia cegah. Ia mengulum bibirnya seraya mengalihkan tatapan dengan bingung, lalu berdeham dengan canggung.
Sementara Shin Hye Sang hanya tersenyum geli melihat reaksi lelaki di samping kirinya itu. Pandangannya beralih ke depan, ke arah mobilnya yang benar kata Mark, cukup mencolok itu--ya, hanya cukup mencolok, tidak terlalu mencolok--hal itu berhasil membuatnya mendapatkan ide. "Bagaimana kalau memakai mobilku? Walaupun mencolok, tapi mereka tak tau kalau mobil itu berisi Mark Lee. Bagaimana?"
Mark terdiam, memikirkan usulan gadis yang kini memakai dress berwarna krem itu. "Baiklah."
Keduanya melangkah menuju mobil masing-masing. Hye Sang mengeluarkan mobilnya, sementara Mark memasukkannya ke garasi rumah Hye Sang, menggantikan mobil gadis itu. Setelah selesai, Mark pun mengambil alih kemudi mobil Hye Sang.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Day [Mark Lee]
Fanfiction"Kau mau menikah denganku?" -Mark Lee, Produser musik terkenal "Tentu. Kapan?" -Shin Hye Sang, Dokter Semuanya benar-benar bermula sejak hari itu. Mark Lee yang 'melamar' Shin Hye Sang untuk memenuhi tantangan dari teman-temannya. Dan Shin Hye Sang...