4

1.8K 255 12
                                    

"Jangan coba-coba melibatkan Shin Hye Sang untuk menaikkan rating-mu lagi. Aku tau mungkin anak itu akan menyetujui rencanamu--"

Mark Lee mendengus mengingat kalimat terakhir itu. Ya, Shin Hye Sang memang sangat aneh. Ia bisa membayangkan gadis itu akan menjawab, "Tentu." untuk rencananya kali ini. Tetapi, kemudian ia kembali mengingat ucapan teman Shin Hye Sang selanjutnya.

"--tapi, dia setuju bukan karena ingin mengikuti rencanamu atau apa. Perlu kau tau, Shin Hye Sang sudah tak percaya pada orang lain, sejak dulu."

Kernyitan lah yang kini muncul. Apa maksudnya 'Shin Hye Sang tak percaya orang lain'? Ia memang tau benar arti dari kalimat itu, tapi kenapa?

Mark Lee menggelengkan kepalanya sebagai upaya untuk menghilangkan pertanyaan tentang Shin Hye Sang yang hinggap di kepalanya. Ia harus fokus pada rencananya dan usahanya untuk membujuk gadis itu. Mark menarik nafas panjang, lalu membuka pintu putih di hadapannya.

"Oh, kau dari mana saja?" Shin Hye Sang yang tengah menulis pun menghentikan kegiatannya itu dan menoleh pada Mark yang langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Lagipula ia memang sudah bisa menduganya.

Mark mendengus, lalu mendudukkan diri di sofa dengan santainya. "Tanyakan pada temanmu. Mereka yang menahanku."

Hye Sang menganggukkan kepalanya. "Aku yakin mereka hanya mengancammu," gumamnya santai. "Baiklah, jadi ada yang mau kaubicarakan? Sepenting apa hingga membuatmu rela bertahan di sini selama satu jam lebih."

Lelaki yang memiliki nama lain Lee Min Hyung itu berjengit mendengar kalimat awal Hye Sang. 'Hanya?' gadis itu bilang? Dia tak tau kalau badan Mark bergetar gelisah sepanjang obrolan tadi. Namun, Mark berusaha mengenyahkan pikiran tentang kejadian itu dan memilih berjalan menghampiri gadis itu. Berdiri berseberangan dengan Hye Sang, lalu menatap mata gadis itu dengan serius. "Menikahlah denganku."

Shin Hye Sang mengerjap, kemudian mengernyit menatap wajah serius Mark Lee. Entah bagaimana ia tau kalau lamaran kali ini memang benar-benar serius. "Tidak."

Wajah serius Mark segera buyar digantikan wajah kaget dengan mulut yang menganga mendengar satu kata yang berbanding terbalik dengan ekspektasinya. Mark segera mengondisikan wajahnya dan berucap, "Kenapa? Maksudku, kukira kau pasti akan menjawab 'iya', tapi kenapa? Kau sudah normal?"

Kernyitan Hye Sang bertambah. "Kau yang kenapa, Tuan Lee. Apa kau benar-benar cinta pada pandangan pertama padaku hingga kau berubah serius seperti ini?"

Mark mendengus. Ia yang berdiri setengah meter dari meja Hye Sang pun mengikis jarak itu hingga tubuhnya hampir menempel pada meja. "Kau tau namaku? Kenapa kau selalu memanggilku 'Tuan Lee'?"

"Lee Minhyung. Kau tidak suka seafood dan orang yang ceroboh." Hye Sang menjawab dengan santai diakhiri mengendikkan bahunya. Tak tau bahwa ucapannya berhasil membuat pipi lelaki itu memanas.

Mark berdeham untuk menghilangkan rona pada wajahnya dan kembali menatap Hye Sang dengan serius, kini dengan disertai delikan tajam yang sepertinya memang percuma. Lihat saja, Shin Hye Sang malah mengernyit melihat pelototan Mark yang sama sekali tak terlihat menakutkan itu.

"Aku serius. Waktu itu kau langsung menerimaku, kenapa sekarang tidak? Kau benar-benar sudah normal, ya."

"Aku tak tau apa maksudmu. Tapi, aku memang tak mau menikah denganmu." Ujar Hye Sang sembari berkutat dengan dokumen di hadapannya.

That Day [Mark Lee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang