22

1.6K 145 79
                                    

Ketika Kang Mina memasuki restoran, seorang pelayan berambut pirang segera menyambutnya untuk menanyakan apakah ia sudah memesan tempat sebelumnya. Kemudian ia menjawab kalau Mark Lee lah yang memesan tempat. Pelayan laki-laki itu pun segera mengantarnya menuju tempat tertutup yang sudah dipesan Mark. Ia sedikit terkejut saat melihat Mark sudah menunggunya. Ia pikir ia yang datang lebih dulu.

"Kau sudah menunggu lama?"

Mark menatap Kang Mina dengan perasaan bergejolak. Rindu, kesal, marah, rasa bersalah, dan yang lebih mendominasi adalah perasaan kecewa. Kecewa pada dirinya sendiri dan pada Kang Mina.
Kang Mina yang mendapati tatapan penuh emosi Mark hanya tersenyum tipis. "Jadi, apa yang mau kau bicarakan hingga menyusulku ke sini?"

.

.

.

"Terima kasih sudah berbelanja di sini."

Huang Renjun, yang hendak menghampiri meja kasir pun membeku, tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Pandangannya terus tertuju pada perempuan yang balas mengangguk pada sang kasir hingga perempuan itu melangkah keluar dari mini market ini dan memasuki mobil hitam yang dikenalnya. Kesadarannya kembali ketika merasakan getaran di sakunya. Ia mengabaikan ponselnya yang sudah senyap --sepertinya ada yang mengiriminya pesan-- lalu segera menghampiri meja kasir.
Selagi kasir menghitung belanjaannya, matanya terus tertuju pada mobil hitam yang berlalu tadi.

"Jadi, totalnya--"

Renjun tersentak, dengan segera ia mengambil dompetnya, lalu mengambil kartu debit miliknya dan menyerahkannya pada sang kasir. Mobil hitam itu tak lagi terlihat, hal itu membuatnya gelisah. Matanya tertuju pada kasir yang sudah selesai menghitung.

"Terima kasih sudah berbelanja di sini." Ucap Sang Kasir seraya menyerahkan kartu dan kantung belanjaan pada Renjun.

Dengan anggukan cepat sebagai balasan, Renjun segera keluar lalu menghampiri mobilnya dengan tak sabar. Dengan rusuh ia masuk ke mobilnya, lalu melajukannya dengan cepat mengikuti mobil hitam tadi.

Perempuan yang tadi ditemuinya adalah Shin Hye Sang, istri Mark, teman dekatnya. Selain terbukti dengan mobil milik temannya itu yang dikendarai perempuan itu, ia juga masih mengenal wajah itu. Wajah yang tiga tahun lalu sempat ditatapnya dengan lekat.

Tak lama kemudian, ia bisa melihat mobil itu yang berjarak tak jauh darinya. Namun, sedetik kemudian ia mengumpat kesal saat mobilnya dihentikan oleh lampu merah. Digigitnya bibirnya dengan kesal seraya terus menatap mobil hitam itu. Hingga kemudian ia tersadar. Kenapa ia mengejar perempuan itu? Meski ia senang karena bisa melihat wajah itu lagi, namun kini perempuan itu sudah dimiliki Mark. Tidak seharusnya ia seperti ini. Renjun mendecak karena lebih dikuasai perasaan dari pada logikanya.

Namun, ternyata ada yang lebih tak masuk akal lagi. Ya, benar. Ia tetap mengikuti mobil itu meski ia sudah sadar. Meski selanjutnya ia mengernyit heran saat tahu kalau jalan yang sedang dilaluinya ini mengarah keluar dari Seoul. Seingatnya Shin Hye Sang bekerja di Rumah Sakit Seoul, karena sekarang memang masih jam kerja. Tetapi ini ... Daegu? Untuk apa Hye Sang pergi ke Daegu? Dari Seoul ke Daegu butuh waktu tiga jam dan Hye Sang mengendarai mobil sendiri?

Karena diliputi rasa penasaran dan khawatir, Renjun pun tetap mengikuti mobil yang dikendarai Shin Hye Sang. Setelah menempuh kurang lebih 3 jam, dan di sinilah ia berada. Pandangannya tertuju pada mobil hitam yang berjarak cukup jauh dengannya, lalu beralih pada rumah bergaya tradisional yang kini dimasuki oleh Shin Hye Sang.

Renjun melajukan mobilnya agar sedikit lebih dekat dengan rumah itu, setidaknya agar ia bisa melihat dengan jelas raut Hye Sang saat keluar dari rumah itu nantinya. Raut wajah yang sudah lama tak ia lihat dan meski hanya sekali ia melihatnya, tetapi entah kenapa ia tak bisa melupakannya.
Yang kemudian akan disesali olehnya. Karena ia sangat tak menduga akan melihat Shin Hye Sang yang bergetar penuh ketakutan dan wajah yang dipenuhi oleh air mata.

That Day [Mark Lee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang