Senyumnya menyimpul ketika mendapati tatapan tajam dari Jung Soo Ri dan aura ciut dari Mark Lee. Sedangkan ia sendiri lebih fokus menikmati makanan yang tersaji di hadapan ketiganya. Ketika akhirnya Soo Ri menghela nafas dan menghentikan tatapan menusuknya, Mark Lee mendesah lesa. Tetapi malah ia yang kini mendapat tatapan tajam dari Mark. Shin Hye Sang mengangkat kedua alisnya dengan bingung.
"Kenapa?" tanyanya pada Mark yang masih menatapnya.
Mark Lee mendengus. "Tidak ada."
"Kau mengeluh aku duduk di samping Soo Ri dari pada di sampingmu?" tanya Hye Sang lagi.
Bukankah seharusnya memang begitu? Yang akan mendapatkan interogasi mereka berdua, tapi kenapa Hye Sang memilih duduk di samping temannya itu dan membiarkannya duduk sendiri. Hal itu membuat seolah hanya ia yang diinterogasi. Mark mengembuskan nafas pasrah.
Sementara Jung Soo Ri menatap keduanya bergantian. Hye Sang dan Mark Lee terlihat akrab. Kenapa bisa seperti itu? Walaupun berita kemarin memang menunjukkan hubungan keduanya, tetapi benarkah seperti itu? Soo Ri mendesah. "Jelaskan padaku. Kalian benar-benar akan menikah? Hye Sang-a, kau benar-benar akan menikah dengannya?"
Hye Sang yang tengah menikmati kari-nya pun menoleh. "Ya. Dua hari lagi, bukan?" tanyanya pada Mark. Lalu tiba-tiba ia teringat sesuatu. "Tunggu, itu artinya aku akan menikah lebih dulu dari pada kau. Padahal kau dan Jae Sook yang lebih dulu bertunangan, tetapi aku yang menikah lebih dulu. Hoho."
Soo Ri menatap Hye Sang yang terlihat baik-baik saja dengan pernikahan mendadak dan terpaksa ini. Kemudian ia beralih menatap Mark Lee. "Aku sudah mengatakannya padamu agar tidak melibatkan Hye Sang untuk menaikkan rating-mu. Sebenarnya apa niatmu yang sesungguhnya?"
Mark menipiskan bibirnya. "Aku tidak memiliki niatan apapun."
"Tetapi kau tiba-tiba akan menikah dengan Hye Sang? Orang yang baru kau kenal?"
Hye Sang menyentuh bahu Soo Ri, menenangkan temannya yang hampir meledak. "Sudahlah, Soo Ri-a. Aku tidak dirugikan di sini. Dia yang membayar seluruh biaya persiapannya." Ujarnya seraya mengedikkan dagunya pada Mark.
"Tak dirugikan katamu? Kau lupa kemarin kau ditampar oleh Kang Mina, kekasihnya?" sahut Soo Ri.
"Apa?"
Soo Ri menoleh pada Mark yang baru saja berucap. "Ya. Kekasihmu itu menampar Hye Sang kemarin. Oh, dia juga meneriakimu, benar, Hye Sang-a?"
Shin Hye Sang gugup ditatapi oleh Soo Ri dan Mark. Terlebih Mark juga menatapnya dengan kekagetan yang melintangi wajah tirusnya. Dan kesedihan pada manik kecoklatannya. Hye Sang memfokuskan pandangannya pada Mark. Sebuah pertanyaan muncul dalam kepalanya. Untuk siapa siratan kesedihan itu?
Mengabaikan pertanyaannya--yang ia sendiri bingung kenapa tiba-tiba menghinggapi kepalanya--, Hye Sang pun memejamkan matanya, menenangkan dirinya sendiri. "Apa kau percaya jika aku menjawab 'iya'?" tanyanya pada Mark.
Mark tersentak, terdiam. Hingga kemudian, "Kenapa kau tidak mengatakannya padaku?"
Hye Sang hanya mengedikkan bahunya. Lalu kembali memakan nasi kari-nya.
Mark masih menatap Hye Sang dengan pandangan yang sulit diartikan. Matanya menyusuri wajah gadis itu yang terlihat kelelahan. Terdapat lingkaran hitam yang mengelilingi mata gadis itu, dan kenapa ia baru sadar sekarang sementara ia sudah bersama gadis itu sejak sejam yang lalu? Ia memang tak melihat memar yang disebabkan tamparan Kang Mina, tetapi ia percaya--walau masih terdapat keraguan--kalau Mina bisa melakukan itu.
Jung Soo Ri memerhatikan Mark yang masih menatap Hye Sang. Kemarahannya sedikit mereda melihat tatapan Mark pada Hye Sang.
"Hye Sang-a."
KAMU SEDANG MEMBACA
That Day [Mark Lee]
Fanfiction"Kau mau menikah denganku?" -Mark Lee, Produser musik terkenal "Tentu. Kapan?" -Shin Hye Sang, Dokter Semuanya benar-benar bermula sejak hari itu. Mark Lee yang 'melamar' Shin Hye Sang untuk memenuhi tantangan dari teman-temannya. Dan Shin Hye Sang...