23

725 61 22
                                    

"Menurutmu kalau sudah merasa nyaman apakah berarti sudah suka?"

Gerakan Jung Soo Ri yang sedang memotong daging panggang pun terhenti mendengar ucapan Shin Hye Sang. Segera saja ditatap temannya itu dengan mata melebar. "Kenapa tiba-tiba?" tanyanya bingung. Padahal sejak tadi mereka sedang membahas makanan yang kini tengah dinikmati untuk makan siang. Dan tiba-tiba Hye Sang bertanya bahasan yang jarang sekali mereka bahas.

Shin Hye Sang mengedikkan bahu. "Hanya ingin tahu, rasa suka itu bagaimana."

"Kau suka Mark?" tanya Soo Ri.

"Kupikir tidak," Hye Sang menjawab sembari memikirkan perasaannya untuk Mark. "Aku nyaman karena terbiasa dengan kehadirannya. Apalagi sekarang dia selalu menelponku."

Soo Ri mengangguk-anggukkan kepalanya. "Belum tentu suka, tetapi mungkin bisa bertumbuh jadi suka. Rasa suka itu saat kau berdebar-debar ketika melihatnya atau berbicara dengannya, kau senang berada disekitarnya, kau selalu merindukannya, yah, semacam itu. Yang kutahu."

Hye Sang hanya terdiam, menyimak. Kemudian kembali terpikirkan akan sesuatu. "Kalau cinta?"

"Lebih dalam, kurasa," jawab Soo Ri lalu menyuapkan potongan daging panggang ke mulutnya. Setelah selesai mengunyah dan menelan makanannya, ia kembali menambahkan, "Aku tak terlalu paham juga. Tetapi yang kurasakan memang kalau sudah suka, rasa suka itu berkembang jadi cinta. Kau tahu, seperti memberikan segalanya untuk pasanganmu."

"Min Hyung-ssi mengatakan kalau dia mulai menyukaiku. Aku paham kalau merasa nyaman, karena aku juga merasakannya, tetapi kalau suka ... kupikir terlalu cepat? Aku dan Min Hyung-ssi baru kenal satu bulan," tutur Hye Sang.

"Hei, kau tak tahu saja kalau pasangan lain malah sudah berhubungan badan."

Hye Sang melebarkan matanya. "Secepat itu?"

Soo Ri tersenyum melihat reaksi Hye Sang. "Memang ada yang secepat itu. Dan bagaimana dengan hubunganmu? Sudah sejauh mana?"

"Lebih jauh dari kali terakhir kau bertanya."

"Lebih dari sekedar ciuman?"

"Tidak. Karena aku ingin Min Hyung-ssi menyelesaikan masalahnya dulu dengan Kang Mina," tukas Hye Sang sembari memotong daging panggangnya. Hingga kemudian ia kembali teringat sesuatu. "Soo Ri-ya, apa menurutmu aku pantas bersanding dengan Min Hyung-ssi?"

Soo Ri tersentak, lalu menatap Hye Sang dengan heran. "Ada apa denganmu?"

Shin Hye Sang hanya terdiam. Sejak ia mengunjungi anggota keluarganya yang tersisa, kepercayaan dirinya terkadang menurun hingga ia selalu memikirkan hal yang tak pernah ia gubris sebelumnya. Seperti hal yang ia tanyakan pada Soo Ri tadi. Mungkin ia pernah beberapa kali memikirkan hal itu, tetapi ia tak memikirkannya dengan serius.

"Ada yang mengatakan sesuatu padamu?" terka Soo Ri.

Hye Sang tersenyum singkat, lalu menggeleng. "Tidak ada. Aku hanya ingin tahu pendapatmu saja."

"Hye Sang-a, sebenarnya urusan kau nyaman atau tidak dengan Mark itu yang menurutku lebih penting. Tetapi untuk urusan pantas atau tidak, jelas kau sangat pantas," ujar Soo Ri dengan tegas.

"Benarkah? Maksudku, Min Hyung-ssi itu orang yang terkenal dan hebat."

"Memangnya kau tidak hebat? Kau hebat, Hye Sang-a. Kau cantik, cerdas, hebat, pekerja keras. Apalagi yang kurang darimu?" sahut Jung Soo Ri.

"Lalu kenapa kau dulu menentang hubunganku dengan Min Hyung-ssi?"

"Tentu bukan karena kau tidak pantas dengan Mark, okay? Pertama, dia masih berhubungan dengan--siapa namanya?"

That Day [Mark Lee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang