Beginning

66 12 8
                                    

Disuatu pagi...

Burung-burung berkicau seolah-olah bernyanyi karena matahari sudah terbit. Bunga-bunga pun bermekaran dengan indahnya.

Eh? Apa ini? Kenapa Minho masih terlelap? Pemuda laki-laki itu masih terbaring dikasurnya. Mentang-mentang hari minggu, bangunnya siang, dasar.

Cklekk...

Pintu kamar Minho terbuka dan menampilkan Felix dari celah pintu. Dia sudah bangun sejak tadi membantu ibu sepupunya tapi, kakak sepupunya itu malah belum bangun.

"Ck, biasanya bangun paling pagi. Kalo minggu, bangunnya paling siang." Kata Felix. Sampai tiba-tiba terlintas sebuah ide jahil di otaknya.

Dia langsung menaiki kasur Minho dengan hati-hati dan dengan perlahan-lahan. Dan...

"Selamat pagi! Kak Minho bangun! Kakak ayo bangun!!" Kata Felix sambil melompat-lompat kegirangan dikasur Minho.

"Felix astaga, jangan loncat-loncat nanti kamu jatuh." Kata Minho yang langsung terbangun karena ulah adik sepupunya itu.

Felix tidak mendengarkan ucapan Minho, dia terus saja melompat-lompat kegirangan dikasur Minho, sampai kakinya tidak lagi menginjak kasur dan hampir saja jatuh bila Minho tidak menahannya.

"Eits! Kan udah kakak bilang, jangan loncat-loncat, bandel kamu ya." Kata Minho sambil mencubit gemas pipi Felix.

"Hehe, maaf kak." Kata Felix sambil menggaruk kepalanya.

"Bunda dimana?" Tanya Minho.
"Bunda dibawah tuh, lagi masak. Oh, iya Kak Chan sama yang lain mau main ke sini." Kata Felix.

"Yaudah biarin aja. Kamu udah mandi belum hm?" Kata Minho.
"Udah dong, aku kan bangun pagi makanya aku udah mandi dan udah bau wangi, ga kaya kakak bangunnya siang jadi jam segini masih bau asem." Jawab Felix.

"Owh jadi kakak bau asem nih?" Kata Minho.
"Iya, kakak bau wlee." Kata Felix sambil menjulurkan lidahnya.

"Yaudah sini kakak peluk kamu biar bau juga." Kata Minho yang langsung memeluk Felix.

"Enggaa, ga mauu. Lepasin Felix! Lepasinn!" Kata Felix sambil memberontak dipelukan Minho.

"Ga mau ah, salah sendiri bilang kakak bau." Ucap Minho.
"Ya kan emang bener! Gimana sih! Lepasin Felix, kak! Kakak ih!" Kata Felix.

"Ga mau, kakak ga mau lepasin kamu. Cium pipi kakak dulu baru dilepasin." Kata Minho sambil menyodorkan pipinya.

"Ga! Gaa mauu! Ambil nih!" Kata Felix sambil menginjak kaki Minho yang langsung kesakitan dan melepaskan pelukannya pada Felix.

Felix langsung berlari keluar menuju bunda Minho eh, bundanya juga maksudnya.

"Felix! Awas kamu ya!" Kata Minho sambil mengejar Felix.

"Huwaaa Bundaaaa! Tolongin Lixiee!" Kata Felix yang berlari menuju bundanya.

"Felix, Minho astaga. Ini masih pagi sayang, jangan teriak-teriak." Kata A-Yeong, yang sedang memasak.

"Kak Minho tuh bunda." Kata Felix sambil bersembunyi dibalik tubuh A-Yeong.

"Habis dia nginjek kakiku, pake bilang Minho bau asem lagi." Kata Minho.
"Udah-udah, sayangnya bunda. Ga boleh berantem pagi-pagi ya." Kata A-Yeong sambil mengusap kepala kedua putranya.

Dia memang sudah terbiasa dengan tingkah berisik kedua putranya itu. Meskipun keduanya bukan saudara kandung, kedekatan mereka itu tidak bisa diragukan lagi.

Dia melepas apron-nya lalu meletakkannya di sebuah gantungan kemudian merapikan makanan diatas meja.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
How? Trust Me Now?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang