My son, Minho

53 7 4
                                    

"Hoekk!" Beberapa hari terakhir, A-Yeong terus merasakan mual dipagi hari.

"Nyonya mual lagi?" Tanya Ae Cha.
"Sepertinya asam lambungku naik." Kata A-Yeong.

"Apakah nyonya tidak sebaiknya ke dokter saja?" Ucap Ae Cha.
"Tidak usah aku baik-baik saja." Kata A-Yeong.

"Ah sayang, kamu itu cantik seperti bulan." Kata Ye-Jun sambil menelpon.
"Aku juga mencintaimu, kita bertemu ditempat biasa. Dah." Kata Ye-Jun.

"Mau kemana kau?" Tanya A-Yeong.
"Apa pedulimu? Mau kemana aku itu bukan urusanmu!" Kata Ye-Jun.

"Aku ini istrimu!" Kata A-Yeong.
"Kita ini menikah untuk urusan bisnis bodoh! Kalau bukan karena harta ayahku mana mau aku menikah denganmu!" Kata Ye-Jun.

"Aku pergi, jangan cari aku." Kata Ye-Jun.
"Ye-Jun Lee!" Panggil A-Yeong.

"A-aahh." A-Yeong tiba-tiba merasakan sakit dikepalanya.

"Nyonya!!" Kata Ae Cha panik saat melihat A-Yeong pingsan.

"Nyonya? Nyonya bangun." Kata Ae Cha.
"Daesung! Daesim!" Panggil Ae Cha.

"Ada ap-astaga nyonya!" Kata kedua security itu.
"Ada apa ini?" Tanya Daesung.

"Entahlah, nyonya muntah pagi-pagi seperti biasanya, lalu pingsan." Kata Ae Cha.
"Kita bawa kerumah sakit saja ya." Kata Daesim yang mengangkat pelan-pelan tubuh A-Yeong.

Dirumah sakit...

"Kak? Kakak? Kakak bisa dengar Jae?" Tanya Young-Jae.
"J-jae?" Ucap A-Yeong.

"Syukurlah kakak sudah sadar." Kata Ae-Ri.
"Aku dimana? Kenapa aku disini?" Tanya A-Yeong.

"Kakak pingsan, pembantu, security dan supir kakak yang membawa kakak kemari." Ucap Ae-Ri.
"Entahlah, beberapa hari ini aku terus-menerus mual. Apa yang terjadi padaku?" Tanya A-Yeong.

Young-Jae dan Ae-Ri tersenyum tipis. Itu pertanyaan yang mereka tunggu dari A-Yeong.

"A-ada apa?" Tanya A-Yeong.
"Kamu hamil kak." Kata Ae-Ri sambil menggenggam tangan A-Yeong.

"A-aku hamil?" Tanya A-Yeong sambil menahan tangisnya.

"Iya, usianya sudah memasuki 6 minggu." Kata Ae-Ri.
"Akhirnya aku akan punya keponakan." Kata Young-Jae.

"Jaga kandunganmu dengan baik kak, aku akan marah kalau calon keponakan itu kenapa-napa." Ucap Young-Jae.
"Sayangkuuu!" Kata Areum.

"Selamat atas kehamilanmu, anakku." Kata Areum.
"Terima kasih." Kata A-Yeong.

Dirumah...

"Akhirnya dirumah ini akan ada suara tangisan bayi ya, nyonya." Kata Ae Cha.
"Iya, kau kelihatan semangat sekali rupanya." Kata A-Yeong.

"Tentu saja! Mendengar suara tangis bayi nyonya adalah salah satu keinginan saya." Kata Ae Cha.
"Nyonya pokoknya harus banyak istirahat, biar pekerjaan rumah saya yang urus. Selama anda hamil, saya akan melarang nyonya untuk ke dapur." Kata Ae Cha.

"Apa ini? Aku kan majikanmu?" Tanya A-Yeong.
"Tidak apa-apa, tuan Won-Shik akan mendukung perkataan saya tadi." Kata Ae Cha.

"Apa-apaan berisik begini?" Tanya Ye-Jun.
"Apa pedulimu?" Kata A-Yeong.

"Berani sekali kau! Ini rumahku!" Kata Ye-Jun.
"Kau salah, rumah ini dibeli dengan uangku. Ini rumahku, atas nama diriku." Kata A-Yeong.

"Haah, aku hanya bertanya ada apa? Kau malah marah." Kata Ye-Jun.
"Aku tidak suka caramu bertanya." Kata A-Yeong.

How? Trust Me Now?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang