9. Ngambek

1.5K 363 138
                                    

DOUBLE UPDATEEEEEEEEEE!!!!!!

MULAI SERING UPDATE LAGI NICH
.
.
.
.
.

Menjadi single parent tidaklah mudah, apalagi untuk Kirana yang saat itu baru berumur dua puluh lima tahun. Selama sepuluh tahun Kirana merawat anak-anaknya tanpa bantuan sang suami. Dan waktu tersebut bukanlah waktu yang sebentar. Apalagi setelah meninggalnya Jaehyun, Kirana merasa jika waktu seolah berjalan lambat. Dia selalu merindukan Jaehyun setiap detik dan menitnya. Tidak ada hari tanpa Kirana memikirkan tentang mendiang suaminya. Kirana juga selalu menyempatkan diri di waktunya yang sempit untuk berziarah ke makam Jaehyun. Seperti sekarang, dengan ditemani Zidan, Kirana pergi ke makam Jaehyun.

Setiap kali datang dan melihat makam suaminya, Kirana tidak mungkin tidak menangis. Air matanya sudah dipastikan akan jatuh membasahi pipinya. Dalam isakan pilunya, Kirana menyisipkan doa untuk almarhum Jaehyun. Tangan wanita itu kemudian mengusap batu nisan yang bertuliskan nama lengkap Jaehyun di sana. "Aku kangen," ucap Kirana dengan suara bergetar. "Aku kangen kamu Mas. Anak-anak kangen kamu."

"Jihan udah besar sekarang, dia udah kerja. Malah sebentar lagi kita bakal dapet menantu." Kirana melirik Zidan sekilas dan melemparkan senyumnya pada pemuda tersebut. "Kin juga semakin dewasa. Kamu tahu gak apa yang lucu? Kin sekarang udah gak gendut lagi. Dia udah punya otot karena keseringan ikut ekskul taekwondo di sekolahnya. Cuma udah sebulan ini dia gak latihan karena sekolahnya lagi libur."

"Kin benar-benar mirip kamu Mas. Sifat kalianpun sama. Cuma Kin lebih keras kepala, nurun dari aku deh kayaknya." Kirana menyeka air matanya yang turun membasahi pipi. "Tapi kalau soal Jinan dan Kala, aku kurang tahu. Aku gak pernah ketemu mereka sejak sepuluh tahun yang lalu. Tapi aku yakin, mereka tumbuh dengan baik seperti Papanya."

Seusai berziarah di makam, Kirana dan Zidan pergi ke rumah Nindya menggunakan taksi. Awalnya Zidan ingin menyewa mobil, tapi Kirana melarangnya karena waktu mereka di Solo tidak akan lama. Hanya berziarah dan ke rumah orang tua Jaehyun, dengan harapan Kirana bisa bertemu dengan Kala dan Jinan. Sesampainya di rumah Jaehyun, kedatangan Kirana dan Zidan langsung dihadang oleh satpam penjaga rumah. Karena sejak dulu, Nindya sudah mewanti-wanti para pekerja di rumahnya untuk tidak membiarkan wanita bernama Kirana masuk atau menginjakkan kakinya ke rumahnya. "Mbak Kirana balik lagi ke sini?" tanya si satpam yang sudah hapal betul dengan Kirana.

Kirana tersenyum dengan ramah. "Iya Pak. Ibu ada?"

Satpam tersebut memandang sendu Kirana. "Mbak, saya gak tahu udah berapa ratus kali saya melarang Mbak masuk ke dalam. Jujur, saya gak tega. Tapi Bu Nindya masih sama, belum bolehin Mbak Kirana masuk ke dalam. Jadi sebelum Ibu lihat dan terjadi sesuatu yang engga-engga, Mbak Kirana lebih baik pergi."

"Gak bisa Pak biarin Tante Kirana masuk satu kali aja?" tanya Zidan.

"Gak bisa Mas," kata si satpam.

Kirana melihat ke arah balkon atas saat dirasa seseorang sedang memperhatikannya. Namun dia tidak menemukan siapa-siapa di sana. Selang beberapa detik kemudian, Pak satpam mendapatkan telepon yang ternyata dari Nindya. Wanita paruh baya itu meminta satpam untuk mengusir Kirana. "Bu! Biarin aku ketemu sama Kala dan Jinan dulu," ujar Kirana merebut ponsel milik Pak satpam. Tetapi Nindya langsung memutuskan panggilannya secara sepihak. Dan tak lama, Ibu Jaehyun tersebut keluar dan langsung melemparkan Kirana dengan beberapa butir telur yang sudah busuk.

"Pergi! Pergi kamu Kirana!" usir Nindya.

Alih-alih menyerah, Kirana justru semakin gencar meminta Nindya untuk membiarkannya bertemu dengan si kembar. Dirinya tidak memperdulikan bau telur busuk yang menyengat di pakaiannya. "Bu tolong Bu, sekali aja. Biarin aku lihat mereka. Sepuluh tahun Bu aku gak tahu gimana keadaan mereka. Jangankan keadaan, aku bahkan cuma inget muka anak-anakku waktu mereka berumur dua tahun. Aku tahu aku salah atas kematian Mas Jaehyun, sampai sekarangpun aku masih diselimuti rasa bersalah. Tapi perbuatan Ibu yang misahin aku dan anak-anak aku juga gak bisa dibenarkan."

Remind Me (END✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang