33. Masuk Angin

1.5K 332 131
                                    

double update untuk kalian yang selalu nunggu asem. Apabila ada typo, nanti tolong dikoreksi okeyy

Part ini mengandung🌚
.
.
.
.
.

Proses pengunduran diri telah selesai dilakukan, Kirana tidak lagi pergi ke kantor untuk bekerja. Dia hanya akan fokus menjadi ibu rumah tangga dan kehamilannya saat ini. Meski sedikit sedih karena dirinya akan jarang berpergian keluar negeri seperti sebelumnya, tetapi ada sisi baik yang dapat Kirana ambil setelah pengunduran dirinya yaitu, Kirana bisa beristirahat sebanyak yang dia mau. Terlebih lagi setelah mertuanya mengirimkan seorang asisten rumah tangga sejak tiga hari yang lalu untuk membantu-bantu Kirana dalam mengurus pekerjaan rumah karena tidak ingin menantunya kelelahan. Padahal Kirana merasa mampu untuk mengurus semuanya sendiri, tetapi karena ini pertama kalinya untuk orang tua Jeffreyan menyambut seorang cucu, jadi mereka ingin semuanya sempurna sampai Kirana melahirkan nanti.

Kirana menghampiri asisten rumah tangganya, Mbok Marsih yang sedang menata bahan makanan di kulkas. "Mbok Mar, tolong masakin mi soto pakai telornya dua, sama kasih saosnya yang banyak."

"Tapi Mbak, saya dilarang Bapak Jeffreyan buat masakin Mbak Kirana makanan instan."

"Mas Rey gak akan tahu. Kan belum pulang."

"Kata siapa?" Kirana menoleh, dia menemukan Jeffreyan sudah berdiri dibelakangnya.

Kirana menunjukkan deretan giginya. "Mas sejak kapan berdiri di situ?" tanya Kirana basa-basi.

"Sejak kamu minta dimasakin mi. Baru minggu lalu lho Mam kamu makan samyang. Sekarang mau makan mi lagi?" tanya Jeffreyan tak mengerti. "Kandungan sodium di mi instan itu tinggi, bisa memicu tekanan darah. Kamu mau sakit? Aku kan udah bilang, jangan terlalu sering makan mi instan gitu Ran. Kalau bisa sampai kamu melahirkan nanti."

"Tapi itu lama banget Mas. Aku gak akan bisa nahan selama itu."

"Kalau gitu enam minggu sekali," kata Jeffreyan.

"Masih kelamaan. Dua minggu sekali ya?"

"Gak. Enam pokoknya," tegas Jeffreyan.

"Empat deh ya?" Kirana memasang wajah melasnya pada sang suami.

"Lima. Nawar lagi gak akan aku bolehin selamanya."

Kirana menghela napas panjang. "Yaudah iya."

"Demi kebaikan kamu sama anak kita juga sayang," ujar Jeffreyan.

"Iya Mas, aku paham. Mbok Mar, minya gak jadi. Tolong buatin teh hangat aja buat Bapak." Kirana merangkul tangan Jeffreyan dan membawanya masuk ke dalam kamar. Wanita itu membantu Jeffreyan melepaskan kancing kemeja kerjanya. "Kok kamu udah pulang sih? Aku kan jadi gagal makan mi," tanya Kirana heran. Jeffreyan pulang lebih awal dari biasanya. Bahkan sebelum pukul lima sore.

"Bagus dong kalau gagal. Ngomong-ngomong anak-anak pada kemana Mam? Kayaknya rumah sepi banget."

"Kin ngajak Kala sama Jinan ke rumah Oma Opanya."

"Naik apa?"

"Taksi. Tadinya mau aku anterin, mereka malah gak mau," sahut Kirana seraya melemparkan kemeja kotor Jeffreyan ke dalam keranjang cucian. "Mandi dulu ayo."

Remind Me (END✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang