16. Dipeluk

1.5K 352 148
                                    

DOUBLE UPDATE DONGGGGG! RAJIN VOMENT MAKANYA!!!!
.
.
.
.
.


Hari ini Kirana tidak berangkat ke kantor, dia sudah mengambil cuti karena dirinya harus pergi ke sekolah Kin untuk memenuhi panggilan dari pihak sekolah akibat putranya yang terlibat perkelahian dengan teman sekelasnya sampai membuat hidung Sam patah dan dilarikan ke rumah sakit. Dengan santainya Kirana masuk ke dalam ruang kepala sekolah. Di sana sudah ada Kin, Sam, Lutfi, dan Maya, istri dari Lutfi. Kirana melepaskan kaca mata hitam yang bertengger di hidungnya, dia tersenyum dan menyapa kepala sekolah. Tak lupa Kirana menanyakan kabar kepala sekolah tersebut. "Saya baik Bu, silahkan duduk," kata Pak Rudi, si kepala sekolah.

Baru saja Kirana akan duduk, Maya lebih dulu berdiri. "Saya gak mau duduk dekat dengan pelakor!" tolak Maya. "Saya juga gak sudi berada di dalam ruangan yang sama dengan orang yang udah melukai anak saya."

Lutfi ikut berdiri. "May, kamu apa-apaan sih? Duduk gak?" titahnya.

Maya menatap nyalang Lutfi. "Kamu mau belain pelakor itu lagi hah?! Sadar gak kamu, hubungan kita hancur gara-gara ini perempuan?!" Maya menunjuk-nunjuk Kirana. Kin yang melihat sang Mama diperlakukan demikian, mendorong tangan Maya keras. "Apa-apaan kamu? Anak sama Ibunya sama aja ya? Sama-sama gak punya sopan santun! Yang satu bikin anak saya terluka, yang satu lagi tukang goda suami orang. Kasihan banget kamu Kin dibesarkan di keluarga kacau kayak gitu."

"Cukup Tante!" bentak Kin. "Aku yang harusnya kasihan sama keluarga Tante. Terutama sama Sam, kasihan dia dibesarkan sama Ibu yang cuma bisa nuduh doang kayak Tante, udah gitu Papanya genit lagi. Asal Tante tahu ya, Om Lutfi duluan yang goda Mama aku. Mama sama sekali gak pernah respon Om Lutfi, karena Mama bukan perempuan murahan. Kalau Tante gak percaya, tanya aja sana sama temen-temen kantornya Om Lutfi dan Mama. Mereka gak buta, mereka tahu siapa yang sebenernya tukang goda di sini."

"Kin udah, biar Mama aja," kata Kirana.

"Gak Mam, udah tugas aku melindungi Mama. Biar aku sendiri yang menyelesaikan semuanya," tolak Kin, dia lalu menatap Lutfi. "Om, bener gak apa yang aku bilang tadi? Mama selalu nolak apa yang Om kasih buat Mama?"

Lutfi hanya diam. Dia berusaha beradu tatap dengan Kirana, tapi wanita itu menghindarinya.

"Pa jawab!" desak Maya.

"Gak, aku dan Kirana memang saling mencintai," sahut Lutfi yang membuat mata Kirana terbelalak, begitupun dengan Kin. "Mama kamu salah Kin, sebenarnya kita sudah menjalin hubungan terlarang beberapa bulan ini."

"Pak Lutfi! Maksud Bapak ngomong gitu apa hah?!" Kirana menatap tajam Lutfi, tidak mengerti dengan ucapan asal yang Lutfi lontarkan barusan.

Lutfi berjalan menghampiri Kirana dan berusaha menggenggam tangan wanita itu, tetapi Kirana menepisnya, dibantu dengan Kin yang mendorong Lutfti hingga si pria terjatuh ke lantai. "Om jangan berani macem-macem sama Mama aku!" Kin mencengkram kerah kemeja Lutfi, bersiap menghajar Ayah dari teman sekelasnya tersebut. Tetapi pergerakan Kin ditahan oleh kedatangan Jeffreyan.

"Kin, jangan ngotorin tangan kamu," kata Jeffreyan dengan tenang.

"Mas kok kamu bisa di sini?" tanya Kirana bingung. Jeffreyan hanya mengulas senyum sebagai jawaban. Semalam, Kin memintanya untuk turut hadir di sekolah karena Kin khawatir jika orang tua Sam akan melakukan hal yang macam-macam pada Kirana. Jeffreyan lalu berdiri di hadapan Maya dan menunjukkan sebuah vidio.

Remind Me (END✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang