6. Kamu Jaehyun, Bukan Jeffreyan

1.7K 348 82
                                    

BESOK LEBARAAAAAAN!!! SEMUANYA, ASEM MOHON MAAF YA KALAU ADA TULISAN ASEM YANG KURANG BERKENAN DI HATI KALIAN DAN MENYAKITI KALIAN.

MOHON MAAF LAHIR BATIN!!!❤❤❤❤❤❤❤

.
.
.
.
.

Kirana menghela napasnya saat Jeffreyan menyodorkannya beberapa tablet obat yang harus Kirana minum setiap hari dan tidak boleh terlupa. Sudah satu minggu Kirana meminum obat secara rutin seperti ini yang membuat wanita itu lama-lama merasa bosan juga. "Aku sakit apa sih? Bosen banget harus minum obat terus," keluh Kirana. Namun dia tetap menelan semua obatnya.

Jeffreyan terkekeh pelan. "Kamu gak sakit. Itu semua vitamin supaya tubuh kamu kembali fit." Jeffreyan lalu memandangi Kirana yang duduk di atas brankar. Wajah Kirana tidak sepucat seperti pertama kali mereka bertemu, kantung matanya yang semula terlihat jelas kini mulai tersamarkan, jika seminggu yang lalu tatapan matanya tampak kosong, sekarang tidak lagi. Kedua sudut bibir Jeffreyan terangkat, menampilkan kedua lesung pipinya yang sama seperti Jaehyun. Jeffreyan senang karena kondisi Kirana semakin hari semakin membaik meski mental wanita itu masih terguncang dan belum menyadari jika Jeffreyan bukanlah Jaehyun, suaminya. Tetapi setidaknya Kirana sudah bisa tersenyum, bercanda, dan tidak seterpuruk sebelumnya. "Kamu inget sama Jihan, Kin, Kala, Jinan gak?" tanya Jeffreyan.

Jeffreyan banyak bertanya soal Kirana pada Ralin, salah satunya mengenai anak-anak pasiennya tersebut. Karena Jeffreyan ingin Kirana sembuh dan bangkit untuk melanjutkan hidupnya.

Kirana mengangguk. "Mereka anak kita, gak mungkin aku lupa. Kin sama Jihan di rumah, Kala sama Jinan pergi ke Solo. Nanti kita jemput Kala sama Jinan ya Mas?"

"Iya kalau kamu udah gak lemes. Sekarang kamu mau ketemu sama Kin dan Jihan gak?"

Mata Kirana berbinar. "Boleh?!"

"Masa gak boleh? Kamu tunggu sini ya. Aku mau panggil mereka dulu." Kirana mengangguk semangat, membiarkan Jeffreyan keluar dari ruangannya. Tak berapa lama, pria itu kembali dengan Kin yang berada di gendongannya dan Jihan di sisinya.

"Kakak, Abang!" pekik Kirana kegirangan. Dia merindukan anak-anaknya. Kirana dengan segera turun dari brankarnya dan mengambil alih putranya dari Jeffreyan. Wanita itu menghujani Kin dengan kecupan di wajah sang anak. "Mama kangen banget sama Kin, sama Kakak juga." Kirana mengusap kepala Jihan.

"Kakak juga kangen Mama," kata Jihan.

Kin mengacungkan tangannya. "Kin juga!"

Jeffreyan dan Kirana terkekeh melihat betapa semangatnya Kin kala dipertemukan dengan Kirana setelah satu minggu lamanya mereka tidak bertemu. "Ini tangan Kin kenapa biru?" tanya Kirana melihat tangan putranya yang tampak membiru. Dia tidak ingat jika hal tersebut terjadi karena ulah Kirana sendiri yang mencubit Kin seminggu lalu.

Kin tersenyum. "Jatuh Mam," katanya berbohong.

Kirana menghela napasnya. "Mama kan udah sering bilang, jangan main lari-larian. Jadinya gini kan? Besok-besok gak boleh ya main lari-larian atau kejar-kejaran lagi. Sakit jatuh gini tuh."

"Iya Mama Kirana," balas Kin.

"Mama udah sehat?" tanya Jihan.

Kirana melihat Jeffreyan. "Papa kamu bilang, Mama gak sakit. Iya kan Pa?" tanyanya pada Jeffreyan.

Jihan ikut melihat Jeffreyan. Gadis itu jadi teringat betapa terkejutnya dia saat datang ke rumah sakit tadi dan melihat sosok Jeffreyan yang memiliki paras serupa seperti mendiang ayahnya. Jihan juga sempat terdiam saking tak percayanya dengan apa yang dilihatnya. Berbeda dengan Kin yang tampak tenang kala melihat Jeffreyan dan mengatakan sesuatu pada pria tersebut. "Kin tahu Om dokter bukan Papa. Tapi tolong sembuhin Mama ya Om. Kin mau Mama pulang," katanya saat itu.

Remind Me (END✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang