~Storm {1}~

6.7K 549 34
                                    

Di Sekolah.

"Untung aja ngga telat. Ke toilet bentar ah ganti kaos olahraga biar gampang nanti kalau papasan sama guru." Ujar Ara menghembuskan nafas pelan, kemudian menuju toilet.

"Jaketnya di pake aja kali yak, buat jaga-jaga." Ucap Ara ketika sudah memakai pakaian olahraganya.

Setelah di rasa sepi, Ara perlahan menyusuri koridor dan berjalan terburu-buru menuju UKS sambil menyeka darah yang sedikit mengalir lagi dari pelipisnya.

Chika yang sudah siap dengan pakaian olahraga nya berniat mengambil bola Volly bersama Flora, menyipitkan matanya karena melihat sosok orang yang dikenali nya berjalan terburu-buru di koridor. Chika memutuskan mengejar orang itu.

"Flo, lo ambil bola Volly nya sendiri yah, gue ada urusan sebentar. Dahh." Ujar Chika tanpa menunggu jawaban dari Flora.

"Ekhem. Lo ngga lupa dimana letak lapangan kan." Ujar Chika datar dari belakang setelah jaraknya dekat dengan Ara.

Ara yang paham dengan suara itu menelan ludahnya susah payah. Dan menghentikan langkahnya.

Gluk..

"Duh, kenapa ada dia disini sih." Batin Ara.

Kemudian Ara menaikkan tudung Hoodie dan mengelap darah yang mengalir di pelipisnya dengan ujung jaket yang ada. Berbalik menghadap Chika di belakang.

"Eh, Princess ice nya aku, kenapa ngga ke lapangan." Ujar Ara tersenyum kikuk.

Chika perlahan melangkah ke depan. Namun ternyata tanpa Chika sadari, tali sepatunya terlepas.

Ara yang melihat itu langsung berlari menuju Chika dan benar saja, Chika hampir terjatuh karena menginjak tali sepatu sendiri yang terlepas. Dengan sigap Ara menahan badan Chika agar tak jatuh kedepan.

"Haduh neng geulis, tali sepatu nya di ikat yang benar atuh." Ujar Ara kini jongkok mulai mengikatkan tali sepatu Chika.

Chika tersenyum atas apa yang Ara lakukan. Buru-buru memasang wajah datar lagi ketika Ara mendongak menatapnya.

"Nah sudah selesai. Lain kali hati-hati yah cantik." Sambung Ara berdiri di depan Chika dan tersenyum. Chika hanya bergumam.

Chika menatap wajah Ara, mengernyitkan sebelah matanya ketika melihat seperti ada darah mengalir di pelipis Ara.

Tangan Chika terangkat menyingkirkan tudung Hoodie Ara.

"Eh eh jangan Chik." Cegah Ara namun Chika tetap membuka tudung hoodie Ara.

Chika menyingkirkan poni Ara sedikit. Dan benar saja, ternyata pelipis Ara mengeluarkan darah.

Dengan cepat, Chika menarik ujung jaket hoodie Ara, langsung menuju UKS.

"Chika, mending kamu ke lapangan aja, aku bisa ke UKS sendiri kok serius." Ujar Ara sepanjang jalan. Chika hanya diam.

Cklek..

"Duduk." Titah Chika agar Ara duduk di ranjang UKS yang tersedia.

Ara patuh duduk dan lagi-lagi menyeka darah yang keluar.

Chika mengambil kotak P3K dan mulai mengobati luka Ara.

"Ssss.. Pelan-pelan Chik, rada sakit soalnya." Ringis Ara ketika Chika sedikit takut dan hati-hati mengambil serpihan kaca kecil yang menancap di pelipis Ara.

"Kok lo bisa kena serpihan gini sih." Tanya Chika pelan meniup pelipis Ara.

"Emm itu, ta-tadi itu, ah iya tadi aku ngga sengaja kesandung meja gitu di rumah terus vas bunganya pecah jatuh di kepala aku. Hehehe." Jawab Ara kikuk menggaruk tengkuk belakangnya yang tak gatal.

IN MY DREAM { ChikAra } °END°✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang